Angingmammiri, the 5th Birthday!

Tanggal 25 November merupakan tanggal bersejarah bagi Komunitas Blogger Makassar Angingmammiri. Tepat 5 tahun yang lalu, komunitas ini resmi menetapkan posisinya sebanding dengan komunitas-komunitas blogger regional pada jamannya. Dari tahun ke tahun, bulan ke bulan, menjadi lebih dewasa dan bertambah pengalaman dalam berbagai hal.

Untuk mencapai angka 5 (lima) tahun ini, bukanlah hal yang mudah. Segala macam suasana sudah dilewati. Mulai dari bahagia, euforia, hingga ke masa-masa suram dan vakum telah terlewati. Tetapi karena semangat teman-teman AM, kecintaan pada AM, dan jiwa kekeluargaan yang telah meresap di antara teman-teman, komunitas blogger makassar Angingmammiri masih mampu berdiri hingga detik ini. Dan saya.. sangat luar biasa bangga karenanya.

Angingmammiri terbentuk murni tanpa dukungan sponsorship dari company lain, tanpa publikasi jor-joran melalui media, tanpa dukungan orang terkenal maupun selebriti. Angingmammiri terbentuk murni karena semangat teman-teman blogger di Makassar yang ingin saling mengenal satu sama lain, yang ingin saling belajar antara para blogger. Bahkan bagi blogger Makassar yang tinggal di luar Indonesia, Angingmamiri merupakan “rumah online” yang dapat memuaskan rasa kangen pada kampung halaman.

Continue reading “Angingmammiri, the 5th Birthday!”

Selamat Ultah Angingmammiri yang ke-4!

Komunitas blogger Makassar Angingmammiri telah berumur 4 (empat) tahun. Tidak terasa, jika digambarkan dengan profil seorang anak, maka 4 tahun adalah umur di mana seorang anak sudah masuk sekolah. Sudah punya teman banyak, bermain di ruang publik lebih luas dan ramai, dan sudah mengenal dan dikenal di sekolahnya, baik oleh teman sekelas maupun guru-guru di sekolahnya.


foto-foto dirampok semena-mena dari daeng Ipul

Demikian juga harapan saya untuk komunitas ini. Saya berharap komunitas Angingmammiri ini, bisa makin tetap eksis di dunia online, mengenal dan dikenal oleh berbagai kalangan, dan terus menebarkan manfaat positif bagi masyarakat sekitar.

Continue reading “Selamat Ultah Angingmammiri yang ke-4!”

Pesta Blogger+ Makassar 2010

Ini adalah bagian kedua dari rangkaian acara roadshow Pesta Blogger+ 2010 di Makassar, dan sepertinya adalah bagian yang paling bikin stres panitia.

Masalah venue lagi-lagi membuat pusing tujuh keliling. Mencari tempat untuk menyelenggarakan suatu acara itu sudah pasti tidak semudah menjentikkan jari. Panitia lokal dari AngingMammiri sempat berpikir untuk membuat acara di tempat yang semi-outdoor. Kediaman saya selaku Chairwoman Pesta Blogger 2010 juga sempat diusulkan sebagai venue. Selain gazebo di samping rumah menawarkan suasana semi-outdoor yang cozy, rumah ini juga bersejarah untuk anak-anak AM.

Berbagai alternatif datang silih berganti, tapi akhirnya panitia memutuskan untuk memilih Dapur Makassar sebagai venue. Restoran yang baru dibuka ini bagus dan cukup nyaman untuk mengumpulkan kerumunan orang, harganya juga masih promosi. Semua yang murah memang bikin semangat!

Karena venue sudah beres, sekarang panitia tinggal memutuskan siapa saja yang mau diundang diskusi dan makan-makan. Bila melihat tren undangan roadshow PB tahun-tahun sebelumnya, biasanya hanya sedikit komunitas yang diundang. Itu pun biasanya anggota komunitas tuan rumah (dalam hal ini AM) dan komunitas turunannya, atau komunitas di mana anggota AM juga menjadi anggotanya. Nah, untuk menghindari kesan bahwa undangannya “Loe Lagi Loe Lagi”, panitia akhirnya memutuskan untuk mengundang semua komunitas online yang ada di Makassar. Hal ini tentunya sesuai dengan misi PB+ yang tahun ini juga ingin menggandeng teman-teman yang aktif di berbagai komunitas online yang lintas platform.

Undangan disampaikan ke berbagai komunitas, mulai dari komunitas pengguna media sosial seperti Facebook, Plurk, Koprol, 4SQ; hingga komunitas gadgeters (BB, iPhone, Android) dan OS-ers (Linux, Slackware). Tentu saja, panitia tak lupa mengundang komunitas minat seperti para FiksiMiniers, rekan-rekan penggemar fotografi, serta para pekerja sosial seperti Komunitas Pencinta Anak Jalanan. Tak ketinggalan komunitas Sehati, para blogger yang sudah lama tidak beredar di kopdar-kopdar, para budayawan dan budayawati, juga para partycrasher yang numpang lewat.

Setelah mengumpulkan sekian banyak komunitas ini, enaknya panitia membuat acara apa ya?

Di Makassar, ada yang namanya tudang sipulung. Dalam bahasa Bugis, tudang sipulung berarti “duduk bersama untuk bercakap-cakap dan berdiskusi”. Lalu, karena undangan mini PB berasal dari berbagai komunitas dan kalangan, bagaimana caranya supaya terjadi sebuah diskusi yang terarah?

Inilah sumber kepeningan kawan-kawan panitia selanjutnya: menentukan tema! Tentunya tema yang tidak asal dipilih, tetapi dekat dengan hati semua yang nantinya akan hadir di situ. Obrolan panjang dan mendalam antara teman-teman panitia akhirnya mengerucut pada dua ide tema, yaitu “Coin A Chance” dan “Makassar Tidak Kasar”.

Pertimbangan untuk mengangkat Coin A Chance adalah karena kampanye yang niatnya mulia ini kemungkinan sudah didengar oleh banyak yang akan hadir di acara Tudang Sipulung, jadi mungkin akan lebih mudah untuk dijadikan bahan diskusi.

Akan tetapi, Makassar Tidak Kasar merupakan isu yang juga sangat bagus. Selain isunya sangat relevan untuk para hadirin yang notabene adalah orang Makassar, kampanye ini juga dirasa sebagai pesan baik yang harus lebih banyak disebarkan. Melalui acara Tudang Sipulung ini, PB bersama teman-teman dari Makassar dapat membantu untuk menyebarkan gaung dan pesan gerakan MTK ke platform yang lebih besar.

Kebetulan pula, Aan Mansyur, sang pencetus MTK, juga menyambut baik. Menurut Daeng Aan Mansyur, gerakan MTK ini sempat masuk ke ‘zaman kelam’ dimana ia sempat putus asa apakah ide ini dapat berbuah hasil yang manis.

Melalui pertimbangan yang matang, akhirnya panitia memutuskan akan mengangkat tema Makassar Tidak Kasar. Pesannya yang sangat mengena dan relevan untuk teman-teman di Makassar menjadi alasan utama pemilihannya.

Hasilnya? Dapat dilihat sendiri di hari-H. Diskusi berjalan sangat lancar, mengalir, dan berapi-api. Sepertinya orang Makassar sangat senang diskusi yang ramai dan berpanjang-panjang.

Sharing pun berjalan dengan sangat baik dan muncul banyak momen yang menggugah dan menggetarkan hati. Salut untuk Iqko yang sudah menjadi penghubung antara setiap titik acara, sebagai host yang profesional. Salut untuk Daeng Aan Mansyur yang sudah mencetuskan sebuah kampanye yang begitu dekat di hati orang Makassar. Tak hanya mencetuskan ide saja, Aan juga membuat poin-poin kerja yang sangat faktual dan tepat sasaran; serta selalu berusaha untuk membiasakan orang untuk memutuskan sesuatu melalui pertimbangan yang disertai fakta kuantitatif dan kualitatif yang dapat dipertanggungjawabkan. Siapa bilang blogger dan anak-anak sosial tidak bisa ilmiah?

Acara berbagi cerita antar komunitas ini penuh dengan sharing yang menarik. Cerita tentang awal mula terbentuknya Kelompok Pencinta Anak Jalanan yang berangkat dari Facebook, menjadi salah satu contoh bagaimana hal baik masih dapat muncul dari Facebook, di tengah deraan pemberitaan negatif, dan berondongan berita sensasional mengenai fan page yang memecah belah kesatuan, serta implikasi yang tidak main-main dari munculnya sebaris status update.

Atau cerita tentang terbentuknya komunitas Slackers, para pengguna Slackware, yang akan nongkrong di mana saja, mengungsi ke sana sini bagai makhluk nomaden. Di mana ada secuil lantai kosong di situ mereka berada. Di lorong-lorong kampus atau di mana saja, mereka aktif membahas ide, membuat program, dan mengekspresikan diri.

Atau, sharing LV, sang monologer terkemuka Makassar, yang bercerita tentang pengalaman hidupnya sebagai ‘pendatang’, berjuang menemukan jati diri sebagai orang Makassar yang sungguh bisa bangga dan membuat bangga, baik dirinya sendiri maupun orang yang menjadi saksi perjalanan hidupnya.

Di balik kisah sukses mini Pesta Blogger+ Makassar, ada tim dari AngingMammiri, yang sudah pontang panting ke sana ke mari untuk menyiapkan segala sesuatunya agar acara berjalan lancar.

Tim ini sangat kompak dan solid, sangat tau karakteristik teman satu timnya, dan yang paling penting, memiliki kepercayaan terhadap cara kerja rekan-rekannya. Mereka semua bagaikan deretan pelari estafet yang bisa saling mengoper tongkat tanpa harus panik, bahkan tanpa harus melihat, semua berlandaskan pada komunikasi yang sudah dibangun kuat. Tim ini, dengan antusiasmenya dan dengan kreativitasnya menuai banyak pujian, bahkan dari EO profesional sekalipun.

Tapi, bukan berarti mereka tidak bertemu kesulitan. Masalah kecil seperti urusan penempatan spanduk dan backdrop sempat membuat panik. Hal ini mungkin terdengar sepele dan mudah, tetapi di acara kemarin, panitia diingatkan kembali bahwa hal sekecil ini pun bisa berdampak besar. Salah meletakkan bisa menyebabkan spanduk dan backdrop tidak terbaca, atau hilang. Hampir saja acara ini berjalan tanpa backdrop dan spanduk.

Sempat pula ada hal lebih mendasar yang sempat mengancam gagalnya acara. Ternyata panitia sempat ‘down’ sekali karena terhalang kesibukan kantor, karena mereka sekarang sudah bukan mahasiswa lagi. Waktu yang pendek dan tenaga yang kurang, siapa yang tidak khawatir?

Ditambah lagi dengan sedihnya panitia bahwa pada awalnya, yang datang berkumpul hanya segelintir orang. Panitia sempat bingung mau dibawa ke mana acara ini.

Tetapi itulah kehebatannya, walau dengan sedikit orang, mereka bisa memilih orang yang benar-benar tepat untuk pekerjaannya. Selain itu mereka juga harus berani mengambil keputusan ‘menyimpan tenaga’, dan akhirnya ‘mengistirahatkan’ Iqko, sehingga ia tidak banyak membantu persiapan, dan lebih banyak siaga sebagai MC dan pengarah acara di hari-H.

Pengorbanan ini berbuah manis, karena Iqko pun muncul di Hari H, fresh dan mampu cuap-cuap 1 x 24 jam betulan! Bicara sebanyak itu, tanpa minum karena puasa, tanpa duduk karena harus mengitari seluruh area restoran supaya semua komunitas kebagian mic, selalu ceria walau sudah bercucuran keringat dan suara serak, selalu berkepala dingin menjadi moderator diskusi ketika panas hati sudah mulai memuncak, semuanya dilakukan tanpa masalah berarti.

Salut buat teman-teman AM! Terima kasih kepada semuanya yang sudah turun tangan di hari yang sibuk ini (kalau semua disebutkan di sini, sepertinya postingan ini tidak akan selesai-selesai haha). Terima kasih atas hari yang tak terlupakan. Sampai bertemu di pesta Blogger+ 2010 di Jakarta ya!

Cerita Koin Untuk Prita

Oke lagi-lagi ini cerita lama hahah.. Lagi-lagi ter-pending untuk diposting karena kesibukan. *ah-lesyan!*

Ini cerita pada saat mbak Prita Mulyasari masih bermasalah dengan RS Omni Internasional, dan disuruh membayar sejumlah uang ganti rugi. Jumlahnya pokoknya bisa dipake untuk beli 1 (satu) rumah tinggal deh, atau mobil -_-”


banner Komunitas Blogger Makassar Angingmammiri untuk Koin Keadilan

Continue reading “Cerita Koin Untuk Prita”

Proyek Buku AngingMammiri : Konro Soup For Soul

Komunitas Blogger Makassar AngingMammiri, setelah sukses meluncurkan buku perdananya “Ijo Anget-Anget” akhir tahun silam, kembali menggelar proyek penulisan buku yang bertajuk “Konro Soup for Your Soul”.

Mengapa Sop Konro?
Sop Konro (Konro Soup), hidangan khas ala Makassar ini berupa sop berkuah maupun dibakar dengan bahan-bahan dasar seperti tulang rusuk sapi atau kerbau, dimasak/dibakar dengan bumbu ketumbar, jintan, sereh, kaloa, bawang merah, bawang putih, garam, vitsin yang sudah dihaluskan. Sop Konro pada umumnya disajikan/dimakan bersama nasi putih dan sambal. Rasanya nikmat dan menggugah selera.
Maka, Konro Soup for the Soul juga akan sangat nikmat dan menggugah selera untuk memberikan pencerahan batin bagi hati dan jiwa kita semua.

Tema: Konro Soup for the Soul
Berisi kumpulan tulisan/cerita inspiratif yang diangkat dari pengalaman nyata dan memberikan pencerahan batin bagi para pembacanya. Tidak menerima Cerita yang mengandung pornografi, erotis, ataupun mengandung pelecehan SARA.

Tim editor dari Komunitas Blogger Makassar Angingmammiri.org akan memilih masing-masing 15 cerita terpilih untuk 3 kategori untuk dibukukan.

Tertarik untuk ikutan?
Klik di sini untuk cara ikutannya. Terbuka untuk semua orang kok :)

Cepat! Penerimaan naskah dibuka hingga 18 April 2009 dan karya terpilih akan diumumkan secara resmi 2 minggu setelahnya.

Blogger Peduli, Pedulikah Kamu?

banner-460x90.jpg

Berawal dari ide seorang Epat yang kemudian dilemparkan ke milis KopdarJakarta, mengajak teman-teman di milis tersebut untuk membentuk Blogger Emergency Respons Team. Blogger Emergency Respons Team ini diharapkan untuk men-support bencana-bencana yang memang sering terjadi di negeri ini. Disamping kekuatan blogger selama ini adalah dari sisi viral publishernya untuk sisi informasi lokasi bencana yang lebih aktual, aksi-aksi sosial selama ini yang sudah dikerjakan oleh teman-teman blogger bisa sebagian di berikan ke daerah-daerah bencana ataupun bahkan bisa dilanjutkan untuk membantu pada daerah bencana tersebut. Istilah Blogger Emergency Response Team ini kemudian berganti menjadi Blogger for Humanity, dan kemudian diganti lagi menjadi Blogger Peduli.

Kemudian tidak lama saya menemukan Ndorokakung menulis di plurknya tentang hal ini, yang akhirnya membuahkan beberapa ide, salah satunya membuat milis sebagai wadah komunikasi, dan membuat blog khusus untuk aksi ini. Blognya bisa diintip di sini. Di plurk tersebut pun saya berharap agar aksi ini dapat dimaksimalkan dan digaungkan secara nasional dengan melibatkan seluruh komunitas blogger di Indonesia ini, tidak hanya terkonsentrasi ke daerah-daerah tertentu saja. Terlibat dalam artian ambil bagian dalam prosesnya.

Blogger Peduli mengajak seluruh teman-teman blogger se-Indonesia turut berpartisipasi dan terlibat bersama-sama memikirkan bangsa dan negara kita yang sering terkena bencana. Tidak usah jauh-jauh sampai ke negara orang untuk melakukan aksi sosial, tapi benahi dulu di negara sendiri. Masih banyak saudara sebangsa dan setanah air yang menjadi korban bencana. Mereka juga sangat memerlukan pertolongan dan kasih sayang kita semua, mereka butuh perhatian dan bantuan agar mereka dapat melanjutkan hidup.

Seringkali berita bencana di negara sendiri “tertutupi” oleh berita di negara lain yang lebih dashyat, menyebabkan minimnya kabar tentang korban bencana dan mereka yang lebih membutuhkan bantuan. Mungkin pepatah yang cocok untuk ini adalah “semut di seberang lautan nampak jelas, gajah di pelupuk mata kasat mata“.
Di sini lah keterlibatan kita sebagai blogger, yang memegang kendali atas pemberitaan di dunia maya. Kalau bukan kita yang bergerak sekarang, siapa lagi?

blogger_peduli.jpg

Blogger Peduli adalah jaringan blogger dan komunitas blogger di Indonesia yang peduli pada isu-isu tentang bencana dan terutama penanganan korban bencana.
Kepedulian terhadap bencana sengaja menjadi fokus perhatian mengingat Indonesia adalah wilayah yang rawan bencana, seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi dan vulkanik, juga tsunami. Upaya pemerintah dipandang kurang memadai ketika menolong para korban. Blogger sebagai bagian dari masyarakat madani perlu ikut membantu meringankan penderitaan para korban bencana.
Blogger Peduli menyediakan berita dan informasi mengenai bencana di Indonesia melalui blog. Blog Blogger Peduli dikelola bersama oleh komunitas blogger di seluruh Indonesia. Gerakan ini juga terbuka terhadap semua bentuk bantuan dan kerja sama dengan pihak lain, termasuk pakar bencana yang hendak berbagi pengetahuan.
Blog Blogger Peduli menjadi sarana komunikasi dan berbagi antarsesama blogger maupun antara blogger dan masyarakat luas, serta dokumentasi isu dan kegiatan para blogger yang berkaitan dengan bencana.

Mau gabung dengan Blogger Peduli? Silakan subscribe di Milis Blogger Peduli.

Blogger peduli, pedulikah kamu?

Posting terkait:
Misi Pecas Ndahe
– Saatnya “Blogger Peduli”
Blogger Peduli, Jaringan Blogger Peduli Sesama
– Blogger Peduli

Introducing: IJO ANGET-ANGET!

Buku perdana kolaburasi Komunitas Blogger Makassar Angingmammiri.org
Penerbit Gradien Mediatama
Editor: Amril Taufik Gobel, Irayani Queencyputri, dan M. Aan Mansyur

Buku ini direncanakan akan beredar diseluruh toko-toko buku di Indonesia pada pertengahan bulan November 2008 dan akan diluncurkan secara resmi pada Peringatan Ulang Tahun Kedua Komunitas Blogger Makassar, Anging Mammiri pada tanggal 23 November 2008.

Berikut tanggapan/endorsment dari para pembaca pertama naskah buku ini:

“Saya suka membaca buku ini. Potongan kisah-kisah keseharian yang dialami para penulisnya begitu membumi. Apa adanya dan tidak dilebih-lebihkan, menjadi kekuatan utama. Tapi jangan salah, tiap kepingan cerita memberi pesan yang indah tanpa menggurui. I love this book!”
(Ninit Yunita, novelis)

“Salut untuk blogger Makassar, untuk mau berbagi cerita kegokilan mereka. Ceritanya ringan dan menghibur!”
(Syafrina Siregar, ibu rumah tangga, penulis Dengan Hati dan My Two Lovers, Jakarta)

“Dengan duit seharga buku, anda seolah membeli tiket petualangan konyol.Seperti “the Jumper” melayu, anda duduk manis di dalam pete-pete kota Makassar. Eeh, tiba-tiba aja udah ada di dalam Busway Kalideres. Jangan keki dulu, karena abis itu anda masih harus nyasar lagi di Angkot Cihampelas Bandung.Gimana gak seru, coba!”
(Arham Kendari, penulis buku Jakarta Underkompor, Kendari)

“A decent human being would never read another person’s diary. So what? I dont wanna be one!”
(Ferdiriva Hamzah, penulis buku Dokter Ngocol dan Catatan Dodol Calon Dokter)

“Telling others about the most hummiliating part of my life? No thanks! Gak banget, gak berani maksudnya, hahaha Salut deh buat anak-anak AM yang udah dengan gagah berani nyeritain kegokilan mereka, dari yang kena batunya gara-gara gak sholat di mesjid, ada yang kebelet pipislah, terbawa dengan Busway sampe mengenang masa kecil. Semua cerita yang tampaknya sederhana tapi pastinya mengundang tawa atau paling nggak senyum-senyum sendiri bacanya..”
(Yaya Marzuki, Kontributor di Asia Blogging Network dan pemilik blog http://yayajanuary.blogspot.com, Jakarta)

“Trauma membawa nikmat ???Hahahaha dooooh setiap gue baca cerita pertama terus kedua dan terus dan teruuus lagi , pasti ketawa sambil bilang “dasar bego bego!!!”. Malahan sempet nahan ngilu pas si nenek mau itu tuh wakakakakak.Tapi gue mau meyakinkan diri bahwa ga lagi jatuh cinta…karna apa??? baca ndiri dong, enak aja??? emang gue story teller huahahahaha tuh kan ga ilang ilang ketawa gue”
(Dahliana, blogger yang doyan kopdar, founder KGB (Kelompok Gendhut Bersahaja), pemilik blog http://kumpulanceritadahlia.wordpress.com, Jakarta)

“Nggak semua orang rela ngebiarin makhluk laen tau ke-lugu-an atau cerita nista dalam hidup mereka. Contohnya? Tersesat naik busway secara belom hafal jalur baru atau kebelet dalam bus sampe niat-baja ngejar bus laen demi sebuah tempat bernama WC! Whoaaa…ide cemerlang! *senyum centil*Buku yang memuat karya member Angingmammiri ini wajib dibaca oleh siapa aja yang butuh keceriaan diantara jepitan ekonomi *ekonomi kayak paha ya :p* dan siapa aja yang baru punya niat nyiksa semut hehehe. Isinya nggak maksa kamu buat ketawa, tapi kamu akan teraniaya sendiri kalo udah baca!Setelah senyum, cobalah untuk ketawa! Kalo senyum aja susah… coba baca buku ini!”
(Tuteh, penulis The Messenger, pemilik blog http://tuteh.blogspot.com/, Ende)

“Kekuatan sebuah komunitas adalah kohesi kebersamaan yang dibangun diantara anggotanya. Kekuatan sebuah blog adalah daya tarik tulisan yang dipaparkan; bahasa, informasi, ilustrasi dan lay out. Blog akan sepi pengunjung manakala informasi yang ditonjolkan tidak menjadi common interest para blogger. Bagaimana kalau sebuah komunitas yang kohesi kebersamaannya demikian kuat, mengkodifikasi kumpulan tulisan menarik dari para blogger anggotanya? Ah, saya tak perlu menjawabnya. Anda bisa mencari sendiri apa jadinya dua kekuatan itu digabungkan dengan menelisik setiap cerita yang menarik dan mengundang gelak tawa di buku ini. Buku ini tidak saja kuat dalam alur ceritanya, tapi juga membumi. Karena Blogger lahir dari masyarakat biasa, yang mencoba menatap lingkungannya dengan cara yang khas. Bahkan terkadang mengejutkan!”
(M Ruslailang Noertika, blogger, kuli kontrak, pemilik blog http://daengrusle.com/, Jakarta)

“Kehidupan tanpa cerita bagai jalan tol yang sepi, bosan! Berbagai kisah dalam buku ini adalah sebagai penghargaan terhadap rasa. Hati yang mengalami rasa dipelintir pelintir menjadi sedih, susah, bahagia, lucu, sebal, gelisah, gundah, gulana, bercampur aduk setelah membaca sekelumit kisah dalam buku ini, meski akan terasa banyak kesamaan dengan perjalanan hidup yang kita alami. Tentunya tak mengapa dongs… secara kita bisa berkata “Oooh, ternyata ada juga yang idup kaya gue”. Oleh karena itu, selamat menikmati halaman per halaman, cerita per cerita, kisah per kisah di buku ini, dan hati-hati sampai tujuan!”
(Tiza Asterinadewi, pemilik blog http://tee-za.net/, pernah tinggal di Makassar dan aktif di Komunitas Blogger Makassar, domisili Jakarta)

Jadi?
Nantikan bukunya ya di pertengahan November nanti di toko-toko buku terdekat :D