Digital dan Analog

Saya memulai pertualangan dengan kamera di saat papa menyuruh saya memotret dirinya. Saya diajarkan untuk melihat melalui viewfinder dan diminta untuk menempatkan objek yang akan dipotret pada lingkaran kecil di tengah. Kemudian setelah objek dibidik, saya harus memutar lensa agar sebelah kanan lingkaran bisa cocok dengan sebelah kiri lingkaran, lalu jepret ketika semuanya telah menjadi jelas. Kamera tersebut lumayan berat untuk saya yang masih duduk di bangku SD saat itu, yaitu Canon_AE-1.

Image from Wikipedia

Sepeninggalan papa, kamera tersebut masih sempat saya pakai ketika sudah SMP. Tapi karena berat, maka makin jarang digunakan. Selain itu, takut kameranya rusak atau jatuh, sih. Masuk SMU, saya dihadiahi Fuji DL-60, yang mempunyai fitur autofocus, dan drop-in film loading . Tentu saja senang luar biasa, dan mulai lebih banyak jepret sana-sini. Oh iya yang saya sebutkan semua di atas tadi adalah kamera analog ya, yang masih pakai film hehe :D

Image by Hans Kerensky

Continue reading “Digital dan Analog”

Weekly Photo Challenge: Future Tense

In grammar, a future tense is a verb form that marks the event described by the verb as not having happened yet, but expected to happen in the future.

This week photo challenge is about “future tense“, which will be expected for some visions of the future, daydreams, and wishes frozen in time.

Below is the photo of incoming train, nearby my home. This train has not arrived yet, but it is expected to arrived in the future, which is in a few minutes after I took this picture.

Incoming Train. Location: Duren Kalibata Station. Taken with HTC One S smartphone.
Incoming Train. Location: Duren Kalibata Station. Taken with HTC One S smartphone.

No one can see the future, nobody can guess what the future is. The train above is expected to be arrive in a few minutes after the shoot. But nobody can be really sure whether the train will be stop, or just passing by, or explode!

Since nobody knows exactly what will happen about their future, so we put our hope and expectation to wishes, dreams, and prayers for our future. Below is a picture of one of the streets in Yangon – Myanmar. I took a short walk nearby of our hotel.

One of the streets in Yangon - Myanmar. Taken with HTC Sensation.
One of the streets in Yangon – Myanmar. Taken with HTC Sensation.

At that time I walk, I walk, I walk on the street. Without knowing what will happen at the end of the road. It was a different country and different language they use. Curious killed the scary part, and my feet just walk on. My expectation is at the end of the road I will find something interesting to write about ^_^

The future is the indefinite time period after the present. Its arrival is considered inevitable due to the existence of time and the laws of physics.

And as I write this post, I remember a quote : “The past can not be changed, and the future is unsure. But we can learn from the past and change a better future.”

So, how about you? How about your future?
Do you think you know what will happen? Did you ever pray for your future? Tell me :)

Weekly Photo Challenge : My Neighborhood

It’s a phoneography challenge from The Daily Post!

Every week Daily Post giving us photo challenge that we can post any kind of photos or pictures depends on the theme of the week. Since this week, Daily Post start to give challenge on phoneography. Phoneography means took a photo with your phone ^_^

Here’s the challenge :

To kick this off, grab your phone and head out the door. That’s right — get on your feet and go outside to explore — and document — where you live. I want to see your neighborhood: The path you take for your daily morning run. Your local coffee shop or dive bar. The nearby alley of street and community art. A shot of the intersection that perfectly captures the bustle of your own corner of town.

So?

Welcome to my neighborhood. I didn’t live in a town that full of green green grass of home. I live in a very busy city : Jakarta – Indonesia.
I also didn’t live in a house that surrounded by green park. I live in a simple apartment in the middle of the busy city.

What I like is… the morning scene from my 10th level window. Captured last year.

Sunrise from my window room
Sunrise from my window room, taken with Samsung Galaxy Note N7000.

Not every morning I found this scene, since I am not a morning person :D

End of February

It is the end of February, and I didn’t write anything yet :D

Sebenarnya bulan ini merupakan bulan yang lumayan sibuk (baca: sok sibuk). Banyak kerjaan di tempat baru, banyak kopdar dan hal-hal yang tercerahkan pada 3/4 malam haha *summon peserta kopdar*. Anyway, I kinda enjoyed my February :P

Danbo
Di awal bulan ini saya kenalan dengan Danbo. This little guy is very cute, dan paling oke buat jadi objek foto :D
Danbo berasal dari kata “dan-board”, merupakan salah satu karakter komik di Yotsuba, kemudian menjadi icon Amazon jepang.

Danbo said, Don't be sad, Snoopy..
Danbo berbelanja di Floating Market :D

Pelabuhan Sunda Kelapa dan Ancol
Kemudian saya menyempatkan diri untuk berjalan-jalan ke Pelabuhan Sunda Kelapa. Saya bersama teman-teman pencinta foto-foto lainnya menyusuri Pelabuhan Sunda Kelapa ini. Pertama kali ke sini, ke pelabuhan yang terkenal sebagai pintu masuk perdagangan di Indonesia pada jaman Belanda dulu. Kesan saya, suasana di sini sangat persis dengan pelabuhan Paotere di Makassar.

Kami pun menyewa sebuah sampan yang dapat mengantarkan kami berkeliling di antara kapal-kapal yang sedang “parkir” di dermaga. Dengan Rp 30.000,-, cukuplah sekitar 30 menit menyusuri laut di sekitar Pelabuhan Sunda Kelapa, dengan sedikit deg-degan karena sampan kami berisi 8 orang :D Selain itu, pada takut kalau-kalau tercebur, yang mau diselamatkan, kamera atau diri sendiri? Hahaha :D

Memotret kapal-kapal yang sedang parkir.
Late afternoon at Sunda Kelapa Harbour

Karena mendung, gagal memotret sunset di Pelabuhan Sunda Kelapa. Akhirnya kami bergerak ke Ancol untuk memotret suasana menjelang malam di Ancol. Untungnya saya bawa tripod.

suasana di pantai ancol menjelang malam
salah satu perahu yang parkir di dermaga yang di Ancol

Kopdar
Bulan ini saya sangat sering bertemu dengan teman-teman dari Angingmammiri chapter Jakarta. Entah hanya membahas soal Nawala *lirik Piwing*, atau hanya sekedar menarik suara bersama-sama, atau menghabiskan malam bersama-sama dan pulang ke rumah setelah matahari bangun.

Yang pasti, ada suatu kebersamaan dan canda tawa di dalamnya, dan jujur.. hal-hal ini yang saya rindukan setelah saya setahun di Jakarta. Canda tawa yang didulang di kopdar-kopdar AM di Jakarta ini dapat menghibur di sela-sela kesibukan bekerja di ibukota. Hehehe.. Dan mengingatkanku kembali pada kegilaan-kegilaan ngurusin Angingmammiri di Makassar dulu. Uffftt,, miss you guys!! :(

Catatan untuk kopdar-kopdar yang sering terjadi akhir-akhir ini: “pencerahan dan kecerdasan sering muncul pada saat tiga perempat malam.” Hahahaha.. *lirik sana-sini*

Jadi, apa yang kamu lakukan di bulan Februari ini? Menyenangkan kah? Suram kah? :)

Sunset in Jakarta

Biasanya foto sunset itu dilengkapi dengan nuansa alam, misalnya pantai, rerumputan, alang-alang, dll dsb. Tetapi di kota Jakarta yang tanahnya hampir tidak terlihat lagi, sejauh mata memandang hanya gedung-gedung pencakar langit yang terlihat.

Di suatu sore yang melelahkan, setelah mengikuti sebuah kursus fotografi di salah satu gedung di Jakarta, tampak suasana sunset yang indah. Saya segera mengambil kamera jadul, si Nikon D40 saya, dan mengabadikan sunset dengan nuansa gedung-gedung tinggi ini.

Dan ini lah hasilnya:

sunset in jakarta

sunset in jakarta

sunset in jakarta

sunset in jakarta

sunset in jakarta

sunset in jakarta