Access to Health Care, Do You Care?

Di tengah kesibukan kita berinternet, berkomunitas, riuh rendahnya hiruk pikuk kemacetan di kota-kota besar Indonesia, pernahkah di antara kita mengingat bahwa di belahan lain dari bumi Indonesia ini, ada mereka yang tengah berjuang untuk hidup, melawan kesehatan dan kesejahteraan ekonomi masing-masing keluarga? Di saat kita makan enak, tahukah bahwa di sisi lain dari Indonesia, ada yang hanya makan nasi dan garam?

Hampir semua negara di dunia menghadapi tantangan dalam memperbaiki kesehatan penduduknya. Keterjangkauan layanan kesehatan adalah salah satu dari begitu banyak kendala bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, di mana sebagian besar pengeluaran untuk biaya kesehatan dikeluarkan dari dana pribadi dan kemampuan orang untuk membayar biaya untuk mendapatkan layanan kesehatan sangat beragam.

My mobile dental clinic in Kampong Cham - Cambodia (2011). Photo by Rara.

Di Indonesia, penyediaan layanan kesehatan menjadi tantangan tersendiri. Tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan membuat pengobatan menjadi sangat terbatas bagi kalangan ekonomi menengah ke bawah.

Walaupun sudah ada program-program yang memberikan akses layanan kesehatan bagi masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah, tetap saja masih banyak masyarakat yang belum bisa memperoleh hak dasarnya terhadap layanan kesehatan yang dapat diakses, terjangkau dan berkualitas. Terutama bagi mereka yang tinggal di pedesaan (remote area).

Transport for health access at the rural areas. Photo from worldbank.org

Saya mengalami sendiri, ketika sedang menjalani masa bakti PTT (Pegawai Tidak Tetap) di Kabupaten Bintan – Kepulauan Riau, tepatnya di pulau Tambelan. Ada di postingan saya di sini, saya menuliskan bahwa betapa seorang ibu harus berjuang melahirkan anaknya. Dan karena fasilitas yang tidak memadai, anaknya malah meninggal karena lamanya proses persalinan :(

Mereka yang tinggal di pedesaan, tinggal di tempat-tempat terpencil (remote areas) seperti pulau kecil atau hutan, mereka yang berusia lanjut dan mereka yang berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah, adalah orang-orang yang minim akses terhadap layanan dan fasilitas kesehatan. Dan ini merupakan pekerjaan rumah yang perlu diwujudkan oleh banyak orang, baik masyarakat biasa maupun pemerintah sendiri.

Yang jadi kendala bidang kesehatan di tempat-tempat terpencil itu adalah:
1. Fasilitas kesehatan setempat yang sering kurang memadai dan tidak terawat.
2. Transportasi dari perumahan penduduk ke fasilitas kesehatan tersebut.
3. Ada fasilitas kesehatan, tetapi tenaga kesehatannya kurang, bahkan tidak ada.
…dan masih banyak lagi, yang melibatkan banyak faktor. *sigh*

Fyi, di tahun 2015, populasi penduduk dunia diperkirakan akan mencapai 7,2 milyar, angka ini menunjukan pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat jika dibandingkan pada tahun 2000. Pertambahan jumlah penduduk ini tentu saja diikuti oleh peningkatan kebutuhan akan jumlah infrastruktur dan fasilitas umum bagi masyarakat untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan yang baik.

Oleh karena itu, marilah kita mencoba membantu, dengan berbuat hal-hal kecil namun dapat menginspirasi dan memberikan ide bagi pemerintah dan masyarakat sekitar, tentang apa yang dapat kita lakukan untuk membantu lebih banyak orang demi mendapatkan akses layanan dan fasilitas kesehatan yang lebih baik.

Tentang The ‘+’ Project
The + Project adalah sebuah program yang dibuat sebagai komitmen Philips untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Program ini berfokus pada tiga topik: meningkatkan standar hidup dan kelayakan hidup kota (Kota Layak Huni / Livable Cities), mendorong masyarakat untuk menerapkan pola makan dan hidup sehat (Hidup Sehat / Healthy Living), dan mengurangi hambatan dalam mengakses layanan kesehatan yang berkualitas (Akses terhadap Layanan Kesehatan /Access to Healthcare).

Selama periode delapan minggu, setiap minggunya Philips akan memilih satu ide terbaik dari setiap topik dan tiga finalis minggu tersebut akan mendapatkan hadiah dari Philips. Setelah delapan minggu Philips akan memilih tiga pemenang utama dari 24 finalis mingguan, dan para pemenang dengan ide dan gagasan yang terbaik tersebut akan mendapatkan penghargaan dari Philips , yaitu berupa bantuan untuk realisasi proyek untuk mewujudkan ide dan gagasan para pemenang menjadi aksi nyata.

Dan yang menarik, tidak ada batasan dalam jumlah ide. Jadi, siapapun bisa mengirim sebanyak mungkin entry di kategori manapun, dengan harapan semakin banyak ide yang terjaring dan bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk memberikan kontribusi pada lingkungannya.

Gimana caranya?
a. Daftarkan diri di website Philips
b. Pilih tantangan dan submit ringkasan ide tidak lebih dari 1000 kata. Jika ada, materi pendukung berupa foto atau video bisa ditambahkan.
c. Mekanisme kompetisi selengkapnya bisa dibaca di sini.

Counting even the smallest tasks we’ve done in our life goals will help to push us closer to our destinations. Every little thing you did, it counts to a big thing :)

So? Let’s do it!

4 Replies to “Access to Health Care, Do You Care?”

Leave a Reply