Ini merupakan sambungan posting sebelumnya : #MyanmarTrip – The Departure ^_^
Departure to Yangon
Karena Jeng Ina masih ada urusan kerjaan di Singapura, maka saya dan Gita yang duluan berangkat ke Yangon. Jeng Ina rencananya menyusul keesokan harinya, dengan maskapai serta jam penerbangan yang sama.
Untuk menuju Changi, kami berjalan kembali ke Bugis MRT Station yang terletak di bawah Bugis Junction dengan rute seperti di bawah ini :
Kurang lebih 5 menit, sampai di Bugis MRT Station, lalu melanjutkan ke Changi MRT Station via Tanah Merah MRT Station.
Buat yang belum pernah naik MRT ke Changi, kalian harus ambil jalur hijau dulu. Setelah jalur hijau, hati-hati jangan leyeh-leyeh di MRT dulu :D
Sampai di Tanah Merah, harus turun, untuk ganti jalur ke Changi. Soalnya kalau keterusan kamu bisa-bisa sampai ke Pasir Ris :D berabe hihi..
Naik MRT ke Changi adalah cara murah untuk mencapai airport dari tengah kota. Hanya saja, harus memperhitungkan waktu dan jarak dari mana kita berangkat. Saranku, bila flight pagi atau hanya stop over untuk semalam, sebaiknya tinggal di dekat-dekat dengan MRT Station pada jalur hijau (East West Line).
Waktu tempuh ke Changi Airport kurang lebih 1 jam dengan menggunakan MRT dari tengah kota. Tarif 1.59 SGD bila menggunakan standard one way ticket. Karena pake EZ-Link saya hanya membayar kurang lebih 1 SGD saja. Muraaah!! :D hahaha..
Sesampainya di Changi, kami tiba di Terminal 2 (T2). Perlu diingat bahwa Changi MRT Station (CG 2) terletak di Terminal 2. Dan selalu perhatikan pesawat yang akan kamu naiki berangkat dari terminal mana ^_^
Karena pesawat yang akan kami naiki kali ini adalah Jetstar, maka kami harus ke Terminal 1 (T1) sebab berangkatnya dari situ.
Untuk ke T1, kamu harus naik monorail dari T2 ke T1. Di platform-nya ada 2 macam tujuan. Ada yang ke T1 dan ada juga yang ke T3. So always read and watch your steps :D gak usah khawatir bila ketinggalan monorail yang baru tiba, sebab dalam waktu kurang lebih 15 menit akan ada lagi. Tapi ya kalau buru-buru, ini akan butuh waktu lagi untuk nunggu.
Tiba di T1 langsung check in, dapat boarding pass, lalu terus ke imigrasi, menuju ruang tunggu. Prosedur standar lah bila akan berangkat ^_^ …daaan.. sebelum melewati imigrasi, berikut ada foto-foto dulu :D
Y for Yangon!
Akhirnya kesampaian juga menginjak kota terbesar di negara Myanmar ini ^_^ Yangon (sebelumnya adalah Rangoon) adalah ibukota Myanmar sampai digantikan oleh Naypyidaw pada bulan November 2005. Hari ini, dengan populasi lebih dari 5 juta orang, itu tetap menjadi kota terbesar dan pusat ekonomi utama Myanmar. Baru tau juga kalau Yangon sudah bukan ibukota negara Myanmar.
Tiba di Yangon International Airport, proses imigrasi berjalan lancar. Kesan untuk bandara ini, besar! Sebelumnya saya sempat membayangkan mungkin bandaranya agak kecil dan tidak begitu bersih mengingat jarangnya turis datang ke negara ini. Tapi tidak saudara-saudari, bandaranya cukup lega dan bersih ^_^
Setelah mengambil bagasi, saya dan Gita pun langsung antri untuk tuker dari USD ke mata uang Myanmar, yaitu Kyat. Saya menukar 220 USD dan menerima 187.440 Kyat! Saat itu rate-nya kurang lebih adalah 1 USD = 858 Kyat.
Saya masih menyisakan beberapa dollar US terutama pecahan kecil, karena menurut beberapa referensi bahwa Myanmar masih menerima dollar US.
Ketika lagi nunggu proses tukar uang ini, saya sempat memperhatikan bahwa bule yang antri setelah saya ternyata berasal dari Eropa. Kalau dari logat bahasanya sih kayaknya dari Jerman *sok tau haha* dan mereka menukar 500 Euro. Kurs 1 Euro = 1126 Kyat. Kebayang lah banyaknya uang yang dibawa oleh bule2 itu. Setumpuk! Hahaha..
Anyway, selesai urusan tukar menukar uang, kami pun bergegas ke pintu keluar untuk menemui pihak hotel yang rencananya menjemput kami.
Another Drama
Yup, another drama. As I’ve said before, perjalanan ini memang penuh dengan drama hihi.
Jadi hotel yang kita tuju adalah… “Ocean Pearl Inn“. Melalui e-mail, saya sudah booking hotel ini dengan rate 38 USD untuk kamar dengan kapasitas 3 orang. Dan dalam percakapan melalui e-mail tersebut, katanya kamarnya ada *which is very fine* dan akan dijemput di bandara dengan free airport transfer.
Maka saya dan Gita kemudian menajamkan penglihatan sambil mencari tulisan “Ocean Pearl Inn” di antara jajaran para penjemput yang sedang melambai-lambaikan signboard mereka. Dua kali muter-muter, nggak ketemu. Malah kebingungan. Sementara handphone juga gak bisa dipakai sama sekali karena di Myanmar gak ada international roaming *ini dibahas berikutnya saja ya* jadi mulai agak panik.
Lalu saya malah melihat tulisan signboard “Motherland Inn 2” beserta nama saya tercantum di situ. Lha?
Ya, jadi sebelum memilih Ocean Pearl Inn tadi, berdasarkan tripadvisor, backpacker hostel yang paling banyak direkomendasikan adalah Motherland Inn 2 ini. Hanya saja karena selalu penuh, harus dibooking sejak jauh-jauh hari sebelumnya. Namun demikian, saya tetap saja nekat mengirimkan e-mail. Dan balasan dari mereka, mereka hanya bisa menampung selama 1 malam saja karena tanggal lainnya sudah fully booked. Karena rencana awal kami akan tinggal 2 – 3 malam di Yangon, adalah sangat tidak efisien untuk tinggal semalam lalu pindah tempat lagi. Maka saya membatalkan pemesanan tersebut dan beralih ke Ocean Pearl Inn.
Akhirnya ketika muter-muter lagi dan tidak menemukan tulisan Ocean Pearl Inn, maka kami pun menghampiri si penjemput dari Motherland Inn 2 ini untuk menanyakan mengapa mereka menjemput, apakah tiba-tiba ada kamar untuk kami atau bagaimana.
Si penjemput yang tadinya senang karena bertemu dengan kami, kemudian jadi bingung haha. Ya iya lah, wong tugasnya hanya menjemput saja. Saya lalu menjelaskan duduk persoalannya. Si penjemput bolak balik menelpon ke hostel-nya. Akhirnya keputusannya adalah, kita ikut saja dengan penjemput ini ke Motherland Inn dan ngobrol ama orang di sana supaya jelas. Bila tetap pingin ke Ocean Pearl Inn, gpp, sebab letak kedua hostel ini lumayan berdekatan. Ok, baiklah, daripada terlantar di airport hahaha :D
Off to the Downtown
Waktu tempuh dari bandara ke downtown adalah sekitar 30 – 45 menit. Menurut beberapa referensi sebenarnya hanya 30 menit, tapi sepertinya oleh karena lagi banyak pembangunan akhirnya molor sampai 45 menit.
Jalanan di Myanmar berbeda dengan di Indonesia, nyetirnya di jalur kanan, sementara arah sebaliknya berada di jalur kiri. Tetapi mobil-mobil di Myanmar ini bervariasi. Ada yang setirnya di kiri, ada juga yang setirnya di kanan. Konon kabarnya ini yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas cukup tinggi di Myanmar. Huih..
Tiba di Motherland Inn 2, kami pun menjelaskan duduk perkaranya. Dan ternyata memang benar ada miskomunikasi. Tetapi kamar yang tersedia tetap hanya untuk satu malam. Dan kamar tersebut adalah “double room + extra bed with fan & attached shower” seharga USD 34 per malam. Kami tetap menolak dengan alasan tidak efisien bila harus pindah pada hari kedua. Setelah yang empunya mengerti hal ini, dia pun tidak masalah, tapi dia nge-charge airport transfer fee tadi sebanyak USD 6. Haha baiklah, gpp. Lalu dia pun membantu menelponkan Ocean Pearl Inn untuk menanyakan apakah benar masih ada kamar untuk kami di sana. Dia juga memberitahu jalan ke Ocean Pearl Inn. Quite helpful though :p
Berjalan menyusuri jalan raya di Yangon ini juga lumayan butuh perjuangan. Sebab saat itu masih panas, dan sangat berdebu. Trotoarnya pun tidak semulus yang dibayangkan. Saya sih pakai backpack, jadi masih enak jalannya. Kasihan Gita, kudu menarik-narik kopernya sambil sesekali diangkat dalam rangka menghindari lubang :D
Singkat cerita, sampai di Ocean Pearl Inn, langsung dipersilakan untuk ke kamar. Terletak di lantai dua, dan hostel ini sangat bersih! Gak salah pilih! Dan benar seperti apa yang dikatakan di Lonely Planet : “A paint job and room washed and polished by a team of cleaning addicts make the Ocean Pearl one of the tidiest choices in the budget range.” ~Ocean Pearl Inn. +95-297007. 215 Bo Ta Taung Pagoda Rd~
Hufft.. cukup panjang juga postingan ini, padahal seharian itu belum berakhir ceritanya haha :D tapi daripada kepanjangan, kasihan yang baca juga puyeng :p jadi postingan ini akan bersambung lagi.
Bersambung ke part 3… :)
very nice. cuma ada yg kurang: kurang banyak foto. xixixixixi *nglunjak*
liburannya mana????? :oops:
hotel to hotel, bangun tidur-tidur lagi.. :P
btw, disana ada bajaynya ndak :mrgreen:
nice dah mba . doain biar cepet2 dpet uang banyak biar bisa trip barengan , hihihi
merhatiin nggak, kalau di situ nggak ada motor?
Kapan ya Indonesia punya MRT kayak di negara-negara Asia Tenggara lainnya??? #bosenmacet
menunggu part 3 *joged-joged*
Wah nih Sista, jalan2 mulu euy… Asyik… Nice share ya, semoga aja ada rejeki bisa kesana. Aminnnn… :-)
wah…keren, kapan ya Indonesia bisa kayak gitu? :)
waaah seru! banyak drama dari part awal haha, ajak-ajak dong mbak kalo jalan2 lagi :D
Ikutandong.mbak :)
Pengen banget trip beginian
agak mahal juga ya hosel nya di myanmar, gue kira lebih murahan.. hehe
btw salam kenal ya :D blogwalking hehe
Mau tahu n i info bagaimana urus visa ke Myanmar., temanku sekeluarga akan ke myanmar tgl 28 Nov 2013 dan belum ada visa. Gimana urusnya?
sudah saya reply emailnya ya ^_^
mba, mau nanya jasa pengurusan visa ke myanmar kemaren pake apa ya?
Sambungannya udah ada blm ya ? *ubekubek web