Bila Presiden Merenung

“Tanah airku Indonesia / Negeri elok yang amat kucinta / Tanah tumpah darahku yang mulia / Yang kupuja s’panjang masa / Tanah airku aman dan makmur / Pulau kelapa nan amat subur / Pulau Melati pujaan bangsa / sejak dulu kala…”

Itulah adalah sepenggal bait dari lagu nasional “Rayuan Pulau Kelapa” yang sering kita nyanyikan dengan bangga saat kita masih mengayomi pelajaran-pelajaran dasar di bangku SD pada waktu upacara tiap hari Senin maupun pada upacara tujuh belasan.

Tanah airku Indonesia, negeri elok amat kucinta… Hmm.., negeri elok? Ya, tidak salah memang, tapi kata ‘elok’ itu untuk masa-masa sekarang yang dialami bangsa kita ini rasanya belum pantas untuk disandang kembali. Memang, elok secara fisik. Tetapi bagaimana dengan moral? Apakah zaman-zaman sekarang ini moral Bangsa Indonesia dapat dikatakan elok juga?

Mari memakai kacamata dengan baik dan benar serta tepat pada tempatnya. Pasangkan baik-baik di atas batang hidung dan kaitkan dengan benar di belakang daun telinga . Pandanglah di sekeliling. Apa yang sedang terjadi?

Indonesiaku tersayang, hatiku sangat tergores melihat dirimu yang sekarang ini. Sungguh engkau mengalami masa kritis yang amat sulit.

Indonesia memerlukan penyokong yang kuat untuk pulih kembali. Bagaikan anak yang menyumbangkan darahnya dengan rela kepada ibunya yang sedang sakit, tunjukkanlah rasa kasih kita terhadap bangsa ini dengan kembali dan berjuang bersama untuk kesembuhannya, untuk pemulihannya kembali. Dan pulihkan pula kepercayaan dunia terhadap kita.

Indonesiaku, apa kabar? Sungguh aku merindukan masa-masa lalu yang begitu indah. Saat semuanya hidup rukun dan damai, tentram dan bersahabat. Saat aneka ragam kebudayaan kita dikagumi oleh banyak orang, saat kita bangga menyebut diri kita sebagai bangsa Indonesia. Kapankah semua itu dapat terwujud kembali? Kapan?

Indonesia, sekarang kemerdekaanmu telah 61 tahun lamanya. Apa kabarmu kini?

Pernahkah? Pernahkah?

Cobalah luangkan waktu sejenak untuk membaca posting ini, dan jawablah berbagai pertanyaan berikut cukup di dalam hati saja.

Pernahkah kamu melihat mobil di depan kamu membuang sampah lewat jendela..?

Pernahkah kamu sedang mengantri di supermarket, atm, atau kasir, dan tiba2 ada orang seenaknya menyelak kamu..?

Pernahkah kamu merasa kesal saat angkutan umum di depan kamu seenaknya berhenti tiba2 karena penumpangnya ingin turun..?

Pernahkah kamu hampir menabrak motor di malam hari karena pengemudinya tidak menyalakan lampu…?

Pernahkah kamu mengumpat kesal saat menyetir karena diserempet motor atau mobil lain yang menyalip seenaknya?

Pernahkah kamu naik kendaraan umum dan orang didepan kamu membuang sampah tanpa perasaan bersalah..?

Pernahkah kamu ingin belok dan harus menunggu lama karena tidak satupun kendaraan lain dari arah yang berlawanan mau mengalah dan memberi jalan untuk kamu..?

Apakah kamu merasa kesal dengan pelakunya…?
Atau justru KAMU LAH PELAKUNYA…? :D
Nah lho..?

Apa susahnya sih menyediakan tempat sampah mini di mobil..? Banyak kok dijual di supermarket, ga mahal lagi…

Apa susahnya sih mengantri sebentar? Toh kasirnya juga ga bakalan kemana2…

Apa susahnya sih menghentikan kendaraan umum di halte? Toh jalan kaki itu baik bagi kesehatan..

Apa susahnya sih menyalakan lampu motor di malam hari..? Itu untuk keselamatan diri sendiri bukan…?

Apa susahnya sih tertib berkendara di jalan raya…? Jalan itu bukan milik pribadi kaann…? Semua orang juga ingin cepat sampai di tujuan….

Apa susahnya sih menyimpan bungkus permen di tas dan membuangnya sesampainya di tujuan…? Atau tempat sampah sudah menjadi barang langka di dunia ini..?

Tulisan ini bukan untuk menggurui, bukan untuk mengatur, dan bukan berarti penulis adalah orang suci yang paling disiplin di dunia.
Tapi hal2 kecil seperti inilah yang membuat bangsa lain memandang rendah bangsa kita…
Hei…bebek aja kalo jalan ngantri!

Gw di waktu di Singapore sempat takjub ama orang-orangnya. Bukan karena mereka cakep-cakep dan enak dipandang mata, tapi karena mereka sangat menghargai orang-orang yang butuh bantuan. Misalnya ibu hamil, orang tua, dan ibu-ibu yang bawa anak-anak.
Bahkan ada pengumuman-pengumuman gitu di MRT-nya untuk mendahulukan yang membutuhkan, misalnya kasih tempat duduk kepada orang yang lebih tua, ibu hamil dan yang bawa anak-anak.
Orang-orang suka ngirain kalau di Singapore itu tidak pedulian sama orang lain. Salah besar. Mereka justru kalau melihat orang tua atau ibu hamil atau ibu2 yang bawa anak-anak, mereka langsung kasih tempat duduknya.

Kalau naik pesawat juga, yang dinomersatukan adalah.. The elders and family with children.
Kalau di Indonesia? Jangan harap! Kalau bisa disikut, sikut aja.

Juga para pejalan kaki sangat dihargai. Kalau nyeberang di zebra cross, jangan khawatir dan ga usah lari-lari, sebab mobil yang mau melintas akan berhenti dan mempersilahkan kita berjalan dengan nyaman. Kalau di Indonesia? Boro-boro diperhatikan, ga ditabrak aja sudah syukur.

Kita masih banyak harus belajar dari bangsa lain. Jangan cuma melecehkan dan meneriak-neriakkan gerakan anti bangsa tertentu, tapi ternyata kita masih kalah jauh dalam berbagai hal dengan mereka.

Bali Bomb AGAIN????


I cannot believe that there’s another bomb in Bali after 3 years bomb in Bali that killed 202 people in October 2002. Indonesian police believed that three suicide bombers carried out the bombings at the two sites, a presidential spokesman, Dino Djalal said this morning. The police found a total of “six legs and three head but no middle bodies and that’s the strong sign of suicide bombers,” Mr. Djalal said.
Last nite just 3 hours after arrived in Makassar, I got a sms from Kidy said: “Bom bali, hardrock+nusa dua+kuta square“.
HAHH!!???! What the..??!!
Jujur, gw kaget banget. Aargh.. ga tobat-tobat juga tuh teroris menghancurkan negara ini. Maunya apa sih?? Bangsa ini yang sudah terpuruk karena nilai rupiah mulai merosot, langkanya BBM, dan sejulah bencana alam yang memerlukan banyak tenaga dan dana untuk memperbaiki kembali, ditambah dengan kejadian memalukan ini (lagi-lagi!!).
Duh!
Siapa sih yang diincar? Apa sih maunya? Seenaknya membunuh orang seperti itu? Justru karena hal-hal ini, yang rugi bukannya negara-negara bule itu melainkan kita sendiri. Lengkaplah sudah bangsa Indonesia makin dicap sebagai negara teroris. Mungkin kita bisa menangkis, tapi percuma saja karena bukti yang ada sangat sempurna untuk menjadikan kita sebagai negara teroris.
Memalukan!!
Kasihan orang-orang Bali. Orang Bali itu nggak salah apa-apa, mereka sangat baik dan ramah. Mereka yang sempat terpuruk karena kekejaman pembunuhan massal antara tahun 1965-1969, susah payah membangun Bali menaikkan citra pariwisatanya. Tahun 2002 bulan Oktober, Bali kembali terpuruk. Hampir 1 tahun penghasilan di bidang pariwisata menurun drastis. Setelah 3 tahun sudah dapat meyakinkan para turis asing bahwa Bali sudah aman kembali dan penghasilan di bidang pariwisata mulai merangkak naik, Bali kembali diguncangkan dengan Bom di Kuta Square dan di Jimbaran.
Arrgh!!
Gw jadi ingat tahun 2004 kemaren gw ke Bali ama nyokap gw, sempat cerita-cerita ama ibu-ibu di pantai Kuta yang nawarin jasa massage kaki. Katanya, “Sejak bom itu, hampir tidak ada turis yang datang. Biasanya yang dalam 1 hari saya bisa dapat 2-3 pelanggan, sekarang jangankan 1 hari, 1 minggu pun saya tunggu di sini kurang turis. Waktu bom itu baru meledak, ada 3 bulan saya tidak dapat pelanggan.”
Duh ibu itu sekarang bagaimana kabarnya ya? Yang menjadi korban setelah kejadian ini adalah orang-orang lokal situ. Mereka yang hidup dari menjual jasa kepada para wisatawan harus mulai lagi dari bawah. Tragis.
Kepercayaan dunia pada Indonesia makin pudar.
F**k terrorists! Bikin susah orang saja.
Harusnya para teroris itu disiksa dan ditembak mati.

Pesawat Jatuh (Lagi)

Image hosted by Photobucket.comAda pesawat jatuh lagi. Tadi pagi setelah gw ujian Bedah Mulut, gw nangkring di bagian Ortodonsia. Lagi asyik cerita-cerita dengan Emmy, tiba-tiba ada sms masuk.

From: bati hp <+62812415xxxx> 05/09/2005 12.45
Ra, ada pesawat mandala jatuh di medan, yg tewas sdh lebih 100 org tmsk gub sumut & warga selain penumpang karna jatuhx di daerah perumahan, ada jg mantan gub

Reply: Hah kapan kejadiannya??!!

From: bati hp <+62812415xxxx> 05/09/2005 12.53
Barusan, sek 10.05 wib. ada jg mantan gub sumut, raja inal siregar, prnah dngr kan namax? sa lgsg smsko soalx sapa tau ada ko kenal di sana.

Langsung hal ini gw kabari ke teman-teman di sekeliling. Turut berdukacita atas tragedi tersebut.
Tragedi ini mengingatkan gw bahwa gw nggak ngontrol hidup gw sendiri.
Hidup ini singkat dan fragile. Hidup adalah suatu anugerah. Dan hidup harus dimaksumalkan dan digunakan sebaik-baiknya. Diingatkan bahwa kita semua pada akhirnya akan meninggal dan diperingatkan tentang bagaimana cara kita hidup, sering menjadi topik yang sangat tidak diterima. Tapi hal ini penting dan terkadang kita harus menyadarinya.
Banyak tragedi yang telah terjadi, semua orang punya cerita, punya keluarga yang ditinggalkan, punya memori yang tidak bisa diulang kembali.
Let’s not forget. Let’s not rush past. Let’s show a little respect.

Hampir Aja!!

Kemarin, pas habis pulang dari nonton ama Bati, Emmy dan K Ical, gw balik ke rumah, langsung nyamperin meja tengah yang memang jadi tempat persinggahan gw kalau baru balik. Biasanya kalau ada surat atau paket buat gw suka ditaruh di situ.
Image hosted by Photobucket.comDan gw notice ada amplop coklat yang ditujukan untuk gw. Gw penasaran aja, gw pikir apaan nih, kok ada tiba-tiba yang ngirimin surat buat gw, jangan-jangan gw mo ditahan ama polisi lagi hehehe.. Ahirnya gw buka tu amplop dan gw nemuin surat buat gw dengan perihal Surat Pemberitahuan Pemenang. Di surat itu dikatakan bahwa gw memenangkan satu unit mobil Honda Jazz dalam rangka undian “Grand Prize NOKIA” tahap kedua. Yang aneh kok suratnya atas nama PT. Martindo Mandiri yang beralamatkan di Menara kadin Lt. 15, Jl. HR Rasuna Said Blok X-5 Kav. 02-03 Jakarta 12950, Telp (021) 30219277 Hunting, Fax (021) 3909277, bukan PT. Nokia Indonesia. Lalu gw lihat-lihat lembaran-lembaran berikutnya hmm ada lembar yang ditempeli kartu garansi asli yang emang gw masukkan lewat NPC di sini, trus ada lembar dari Notaris R. Muh. Hendarmawan, SH yang berkantor di Jl. TB. Simatupang 8 Blok B-42 Jakarta tentang Surat Keputusan Pemenang Undian Grand Prize Nokia, trus ada lembar dari Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jendral Pajak Wilayah IV Jakarta Raya I yang beralamat di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 40-42, Jakarta tentang Surat Ketentuan Pembayaran Pajak 25%, trus ada juga lembar dari Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Metro Jaya dan Sekitarnya DKI Jakarta untuk meyakinkan bahwa ini bukanlah undian tipuan.
Lalu gw baca baik-baik, dan mata gw tertumbuk pada kata-kata “..pengambilan hadiah akan ditutup pada tanggal 11 Juli 2005 apabila pada sampai dengan batas waktu tersebut pihak saudara belum menghubungi kami maka akan diserahkan kepada Departemen Sosial RI sesuai dengan ketetapan pemerintah tentang prosedur berhadiah..”. HAH!! Yang bener aja, gw baru terima surat ini tanggal 11 Juli. Lagian kok mepet banget sih, surat tertanggal 30 Juni 2005 bahkan ada salah satu lampiran suratnya yang ditandatangani pada tanggal 2 Juli 2005, kok udah dikasih deadline tanggal 11 Juli 2005!! Padahal biasanya kalau undian lain dikasih batas waktu sampai 1 bulan.
Image hosted by Photobucket.comTrus di dalam kepanikan dan kebingungan gw, gw baca ada satu tulisan dalam kotak di lembar pertama itu. Tulisan “Pemenang Dapat menghubungi: Bpk. ABBAS SUGIYANTO Phone: 08159085777“. Ya udah akhirnya gw ambil handphone gw dan gw dial ke 08159085777.

Pak Abbas: Ya, halo?
Gw: Halo? Dengan bapak Abbas Sugiyanto?
Pak Abbas: Ya benar. Siapa ini?
Gw: Sore pak, nama saya Irayani, saya dapat surat tentang pemenang undian Grand Prize NOKIA.
Pak Abbas: Ohh, yang dari Makassar ya?
Gw: Iya, Pak.
Pak Abbas: Aduh, mbak kenapa baru menghubungi saya sekarang, sedangkan batas tanggal pengambilan hadiah itu adalah pada hari ini, tanggal 11 Juli 2005. Sebentar jam 7 malam barang tersebut sudah akan dilelang oleh pihak Departemen Sosial.
Gw: Yah gimana dong, Pak. Saya baru dapat suratnya hari ini. Bukan salah saya dong, Pak, siapa suruh pak posnya telat.
Pak Abbas: Wah, gimana ya? Masalahnya mbak terlambat menghubungi kami.
Gw: Loh salahin kantor posnya dong, Pak. Lagian surat penting begini kok dikirim lama-lama.
Pak Abbas: Jadi jam berapa mbak terima surat itu?
Gw: Saya baru saja pulang, jadi saya baru terima surat ini. Waktu saya tanya orang-orang di rumah, surat ini baru tiba sekitar jam 4 atau jam 5 tadi.
Pak Abbas: Wah… Gimana ya mbak? Atau begini aja, mbak coba telepon saya 5 menit lagi, saya mau konfirmasi dulu sama panitianya, mungkin bisa diberikan dispensasi berhubung mbak baru terima suratnya/
Gw: OK, pak, nanti saya hubungi 5 menit lagi.

Telepon ditutup dan gw terhempas dalam kebingungan. Gw baca lagi surat itu dengan lampiran-lampirannya, ada tulisan bahwa “Pajak Hadiah 25% Ditanggung Pemenang“. Dan pajak 25% dari mobil Honda Jazz itu adalah sebesar Rp 34.500.000,- (tiga puluh empat juta lima ratus ribu rupiah). Gile, duit semua tuh, bukan daun-daun kering yang ditumpuk!!!
Mo konsultasi ama nyokap, nyokap lagi keluar kota. Akhirnya gw tekan nomer yang gw sudah hapal selalu. Pacarku tercinta!

Kidy: Halo?
Gw: Halo halo.. hehehe
Kidy: Dih, wek wek!
Gw: (cengengesan ga jelas)
Kidy: Hayo apaan?
Gw: Umm gini..
Kidy: Hayo apa..?
Gw: Hehehe. Gw dapat surat nih, katanya gw menang undian Grand Prize NOKIA.
Kidy: Surat dari mana?
Gw: Ntar dulu, hadiahnya dong.. mobil Honda Jazz!
Kidy: Ciee.. dapat Honda Jazz.. Suit suit! Eh suratnya itu dari mana?
Gw: PT. Martindo Mandiri. Aneh kan? Katanya sih di sini PT. Martindo Mandiri ini selaku penyelenggara undian Grand Prize Nokia
Kidy: Bentar yah, aku googling dulu.. … .. Hmm ga ada tuh.. Jangan-jangan kamu kena penipuan yang lagi santer itu. Dicek dulu deh gimana.
Gw: Wah ga tau deh. Tapi kalaupun beneran kayaknya gw ga bakal ngambil hadiahnya. Gimana mau diambil, mesti bayar pajak 34 juta itu, mo dapat duit dari mana???
Kidy: Loh kenapa ngga diambil, sayang loh. Mobilnya lebih bagus lagi. Huhu pengin Honda Jazz.
Gw: Weh punya mobil banyak2 ngapain, udah punya juga.
Kidy: Kan bisa dijual lagi atau gimana..
Gw: Atau buat loe aja deh, asal loe yang bayar tuh 34 juta hahaha.
Kidy: Beneran nih? Kalo duit segitu sih ada..
Gw: Ya abis mo gimana lagi. Nyokap paling juga ngomong kayak gitu. Sayang duitnya.
Kidy: Tapi aku curiga kalau ini penipuan. Sekarang banyak banget loh kasus kayak gini. Misalnya yang kasus unilever itu..
Gw: Gini deh, gw telpon dulu deh kontak person-nya yang di sini oke, ntar gw hubungi loe lagi deh oke?
Kidy: Oke.
Gw: Tunggu telpon gw ya.

Dan gw pun menelpon pak Abbas itu lagi.

Pak Abbas: Ya, halo?
Gw: Saya Irayani, yang tadi nelpon tentang undian itu.
Pak Abbas: Oh iya, mbak begini.. Hadiah itu bisa mbak ambil, tapi karena sudah mendekati batas waktu yang ditentukan tentunya kami harus memberikan laporan kepada pihak pelelangan supaya dapat membatalkan pelelangan. Oleh karena itu kami harus punya bukti bahwa pemenang sudah menyelesaikan biaya administrasinya, dan itu harus kami laporkan sebentar.
Gw: Wah. Pak, susah itu, bank kan sudah tutup jam segini. Mana banyak begitu lagi duit yang harus dikeluarkan.
Pak Abbas: Iya, karena itu kami memutuskan karena mbak pasti belum sanggup melunasi semuanya jadi mbak cukup mentransfer sebesar 7,5 juta saja sebagai tanda jadi ambil hadiahnya, supaya ada yang bisa kami laporkan kepada pihak Departemen Sosial. Sisanya bisa ditransfer besok.
Gw: 7,5 juta ya?
Pak Abbas: Iya, mbak sanggup?
Gw: Begini pak.. Bisa kasih waktu saya 15 menit, nanti saya telepon balik lagi untuk memberitahu keputusan saya. Saya harus berdiskusi dulu dengan orang rumah nih, karena saya pribadi tidak punya uang sebesar itu sekarang.
Pak Abbas: Oke mbak, kami tunggu ya. Dalam 1 jam harus sudah ditransfer.
Gw: Oke.

Gw menutup telepon, trus menelpon lagi kekasihku. Gw ceritain semua yang dibicarakan di telepon dengan Pak Abbas itu. Dan doi pun semakin meragukan masalah kebenaran surat ini. Ditambah lagi dengan hasil googling-nya selama gw nelpon si Pak Abbas itu, ga nemu kata “martindo mandiri” di google. Paling ga di 5 page pertama search resultnya. Ga nemu any news related dengan undian nokia berhadiah Honda Jazz di google bahkan di website Nokia Indonesia sendiri. Satu-satunya undian yang didapat dari hasil googling adalah undian berhadiah grand prize dari sentra ponsel yang masa akhirnya Desember 2005 nanti.

Kidy: Alamat PT itu ada nggak di suratnya?
Gw: Ada, di Menara Kadin Lt. 15 Jl. HR Rasuna Said Blok X-5 Kav.02-03 Jakarta 12950.
Kidy: Ada no telponnya ga?
Gw: 021-30219277, ada faks-nya juga di 021-3909277.
Kidy: Wah ini jelas-jelas aneh. Rasuna Said no telponnya kepala 5, Say. Kantor lama di GSI ajah nomornya 52xxx dari lt.1 sampe 19, begitu juga waktu di Indorama.
Gw: Iya sih, dan kelihatannya yang 302 sekian sekian ini kok kayak nomer flexi ya?
Kidy: Itu aku juga curiga, kok nomer di Rasuna Said itu ada yang kepala 3..?

Dan doi googling lagi bikin list isi perusahaan di Menara Kadin. Dan ternyata emang nomor di menara Kadin tuh kepala 5 semua trus ga ada Martindo Mandiri di.lt 15. Dia bacain semua kantor-kantor yang beralamatkan di Menara Kadin itu, termasuk perusahaan maskapai penerbangan Singapore Airlines.
Akhirnya gw juga yakin 95% bahwa ini adalah penipuan dan gw hampir kena! Untung gw ngontak kekasihku tersayang yang pinter ini hehehe… *aduh besar deh tuh kepala!*
Dan gw dapat ide untuk jahilin si penipu ini. Dan pacarku yang juga jahil ini setuju banget ama ide ini hehehe. Dan menurut dia juga, coba aja untuk ngulur waktu sampai besok, bisa nggak. Biasanya kalau beneran, mereka pasti disiplin banget tentang hal ini, ga bisa diulur-ulur lagi.

Dan gw menelpon lagi pak Abbas ini..
Pak Abbas: Ya, halo?
Gw: Pak, ini dari Irayani.
Pak Abbas: Iya, bagaimana mbak dengan keputusannya?
Gw: Begini, Pak, kayaknya saya nggak bisa transfer malam ini. Waktunya udah mepet banget, dan ada kondisi yang tidak memungkinkan saya untuk transfer sebesar 7,5 juta.
Pak Abbas: Kondisi seperti apa?
Gw: Begini.. Kan uang saya ada di Bank Panin *sengaja ngambil bank yang nggak terlalu terkenal* dan Panin itu nggak bisa ambil cash dalam jumlah besar. Paling banyak hanya 1,5 juta. Begitupun dengan transfer antar bank-nya. Jadi solusinya saya harus menunggu besok pagi dan ke bank, karena uangnya harus ditarik pakai buku tabungan. Jam segini bank kan sudah tutup.
Pak Abbas: Wah gimana yah..?
Gw: Iya, saya sama sekali tidak bisa untuk malam ini, Pak.
Pak Abbas: Oke, kalau begitu, besok mbak bisa transfer ke sini sebanyak 7,5 juta itu tapi harus sebelum jam 9 pagi waktu Jakarta. Karena kami harus segera memberikan laporan kepada Departemen Sosial. *masih itu aja sih alasannya, udah ketahuan banget hehe padahal tadi kan 7,5 jutanya itu karena dianggap ga mungkin kasih 34 juta dalam waktu 1 jam*
Gw: Ya udah, Pak, oke sebelum jam 9 waktu Jakarta ya? Berarti di sini jam 10 pagi. Trus saya kirim ke bank mana Pak? Di sini saya lihat banyak daftar.
Pak Abbas: Di sana ada bank apa saja?
Gw: Di sini ada semua yang di daftar ini, Pak.
Pak Abbas: Oke, kalau gitu kirim ke BCA aja mbak.
Gw: Nomernya, Pak?
Pak Abbas: Mbak telpon saya saja lagi jam 8 waktu Jakarta besok pagi trus saya kasih nomernya.
Gw: Wah emang nggak bisa dikasih sekarang, Pak? Masa’ saya harus bolak balik nelpon lagi, kan repot banget tuh. Mendingan langsung aja, Pak, biar saya besok pagi tinggal ngurusin transferan itu, nggak harus bolak balik nelpon Bapak lagi.
Pak Abbas: (diam sejenak) Ya udah, boleh deh kalau gitu. Mbak catat baik-baik yah.
Gw: Tunggu Pak saya ambil pulpen dulu (buru2 ngambil pulpen terdekat itupun agak2 ga konek tintanya) Ya, berapa, Pak?
Pak Abbas: Atas nama Joyo Wiyono, kirim ke nomer rekening 261.179.3741 BCA Cabang Jakarta.
Gw: Pak, bisa kasih lebih spesifik, BCA cabang mana? Setahuku BCA di Jakarta kan banyak banget, dan kalau transfer ke BCA via teller harus kasih tau cabang mana, di sini aja antar cabang dalam satu kota begitu.
Pak Abbas: Nggak usah, langsung aja tulis BCA cabang Jakarta udah nyampe kok.
Gw: Hah?? *mulai menyadari ini sudah 99% penipuan, si penipu ga mau ketahuan letak rekeningnya di cabang mana*
Pak Abbas: Iya tenang aja. Nah besok kalau sudah transfer harap secepatnya beritahu kepada saya ya. Dan bukti transfernya mbak simpan saja, jangan sampai hilang, karena itu sebagai bukti pengambilan hadiah.
Gw: Loh apakah saya nggak perlu faks bukti transfernya?
Pak Abbas: Nggak perlu, mbak, simpan saja.

Dasar!

Singkat cerita, setelah menelpon pak Abbas tadi, gw telpon yayangku lagi untuk ceritain percakapan gw dengan diawali dengan ketawa-ketawa. Abis bloon banget sih penipunya. Untungnya gw punya kakak dan sodara yang pernah kerja di BCA. Gw tau banget BCA itu disiplin banget dalam hal transfer-transfer begini. Dan biasanya kalau orang itu jujur, dia akan memberikan informasi selengkap-lengkapnya supaya lawan bicaranya nggak salah.
Setelah nelpon yayangku, gw memutuskan untuk ke Mall Panakukkang (lagi), soalnya di sana ada Nokia Centre dan gw pikir masih buka.

Sesampainya di Nokia, langsung dipastikan bahwa surat itu adalah penipuan. Pihak Nokia mengatakan bahwa tidak pernah ada undian dengan hadiah mobil Honda Jazz. Kalaupun ada, pemenang pasti akan diumumkan melalui koran nasional (misalnya Kompas) atau ditempel di etalase kaca Nokia. Satu hal juga, Nokia tidak akan memberikan no telepon lain di dalam pemberitahuan kecuali nomer costumer service Nokia yaitu Nokia Careline 021-5266542.
Akhir cerita, pihak Nokia mencatat segala macam informasi yang diperlukan dari surat yang gw pegang itu. Gw sih silakan aja, kalo perlu diringkus deh sekalian biar berkurang penipuannya.

Dasar penipu!

Deep Condolence

Image hosted by Photobucket.comVATICAN CITY: Pope John Paul II died of septic shock and irreversible heart failure, according to the official death certificate issued by the Vatican.
The certificate, signed by the pope’s personal doctor Renato Buzzonetti, said he died of “septic shock” and “irreversible cardiocirculatory collapse.”
Death was certified at 9:37 pm (1937 GMT) on Saturday, April 2, 2005, at the papal residence at the Vatican’s Apostolic Palace, the Vatican said in a statement.
The patient also suffered from Parkinson’s disease, episodes of acute respiratory insufficiency and tracheal constriction, benign prostate hypertrophy complicated by urosepsis, and hypertensive and ischemic cardiopathy, the certificate said.
John Paul II was declared dead after his electrocardiogram signal remained flat for more than 20 minutes, the statement said.
Source: Channel News Asia

——
A note from me: A good and faithful servant of God has been called home. The world has lost a champion of peace and freedom. We have always seen the Pope, and will always see him, as a friend who was concerned for the poor, who fought neoliberalism and strove for peace.
Deep condolence…

PETISI Untuk Menolak FISKAL Ke Luar Negeri

Ini gw kutip dari detik.com.
Seharusnya biaya fiskal ke luar negeri dihapus secara bertahap mulai tahun ini. Namun, beberapa hari lalu, pemerintah SBY berencana membatalkan penghapusan biya fiskal ini. Kini, ribuan orang beramai-ramai meneken petisi mengecam upaya pembatalan penghapusan fiskal itu. Mereka meminta pemerintah segera menghapuskan biaya fiskal itu.
Sampai Rabu (9/3/2/005) pukul 10.48 WIB, sudah ada 2.396 orang yang menandatangani petisi penghapusan fiskal ini. Alamat website ini saat ini juga telah melanglangbuana ke milis-milis internet.
Di dalam situs itu juga tercatat rincian mengenai siapa saja yang ikut menandatangani petisi itu. Semua orang juga dibebaskan untuk mengisi petisi ini. Cara pengisiannya pun mudah, tinggal klik Menuntut Fiskal Dihapuskan. Rencananya, petisi ini nantinya akan disampaikan kepada DPR.

Ayo yang belum tandatangan, segera ke:
http://www.petitiononline.com/indo2005/petition.html

I personally agree with what this petition says, and I think you might agree, too. If you can spare a moment, please take a look, and consider signing yourself.

Adu Argumen, Perlukah Kekerasan??

Di pinggir jalan, ada sepasang anak muda yang saling beradu argumen. Cewek dan cowok. Penonton terdekatnya adalah tukang becak yang berjarak kurang lebih hanya 3 m di depan mereka. Karena kami (gw, Emmy, Bati) lewat dengan mobil jadi kata-kata yang terucapkan tak terdengar. Balik ke kedua anak muda tadi, mereka saling berteriak satu sama lain, entah apa yang diteriakkannya. Terlihat banget ada kemarahan yang terpancarkan dari muka masing-masing insan tadi.
Tiba-tiba…
BUK! PLAK!
Ya Tuhan, yang cowok mukul yang cewek! First with a fist, then with a slap! Selanjutnya yang terjadi adalah cewek tersebut terperangah sambil membetulkan jilbabnya yang sempat miring karena dipukul tadi. Sementara itu yang cowok masih meneriakkan beberapa kata-kata kepada cewek itu.
Ya Tuhan, ada apa ini?
Duh, memukul? Bukankah itu sangat menyakitkan? Duh, kenapa harus ringan tangan dalam menyelesaikan persoalan?
Tahukah cowok itu, bahwa hal itu bisa dikategorikan dalam kekerasan terhadap perempuan? Kalau terjadi dalam pacaran, hal ini dapat dimasukkan dalam kategori Kekerasan Dalam Pacaran(KDP) atau Dating Violence.
Banyak yang beranggapan bahwa dalam berpacaran tidaklah mungkin terjadi kekerasan, karena pada umumnya masa berpacaran adalah masa yang penuh dengan hal-hal yang indah, di mana setiap hari diwarnai oleh manisnya tingkah laku dan kata-kata yang dilakukan dan diucapkan sang pacar. Hal tersebut dapat dipahami sebagai salah satu bentuk ketidaktahuan akibat kurangnya informasi dan data dari laporan korban mengenai kekerasan ini.
Dating Violence merupakan salah satu bentuk dari tindakan kekerasan terhadap perempuan. Sedangkan definisi kekerasan terhadap perempuan itu sendiri, menurut Deklarasi Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan tahun 1994 pasal 1, adalah “setiap tindakan berdasarkan perbedaan jenis kelamin yang berakibat atau mungkin berakibat kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual atau psikologis, termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang, baik yang terjadi di depan umum atau dalam kehidupan pribadi.”
Namun demikian, walaupun termasuk dalam kekerasan terhadap perempuan, sebenarnya kekerasan ini tidak hanya dialami oleh perempuan atau remaja putri saja, remaja putra pun ada yang mengalami kekerasan yang dilakukan oleh pacarnya. Tetapi perempuan lebih banyak menjadi korban dibandingkan laki-laki karena pada dasarnya kekerasan ini terjadi karena adanya ketimpangan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan yang dianut oleh masyarakat luas. Ketidakadilan dalam hal gender selama ini telah terpatri dalam kehidupan sehari-hari, bahwa seorang perempuan biasa dianggap sebagai makhluk yang lemah, penurut, pasif, mengutamakan kepentingan laki-laki dan lain sebagainya, sehingga dirasa “pantas” menerima perlakuan yang tidak wajar atau semena-mena.
Yang patut diketahui adalah bahwa kekerasan, apapun bentuknya, adalah suatu hal yang akan mengakar dan akan terjadi berulang. Sikap menyesal dan pernyataan maaf yang dilakukan pelaku adalah suatu fase “reda” dari suatu siklus. Biasanya setelah fase ini, pelaku akan tampak tenang, seolah-olah telah berubah dan kembali bersikap baik. Jika pada suatu saat timbul konflik yang menyulut emosi pelaku, maka kekerasan akan terjadi lagi.
Balik ke cerita tadi. Menurut gw, that man is psycho banget!
Kalau memang beda argumen sehingga harus berdebat, mengapa harus menggunakan kekerasan?? Kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah.
Anyone I agree with me?

New Year of Grieving

Dari stasiun televisi, gw pertama tau bahwa terjadi gempa besar diikuti gelombang tsunami dashyat di Nanggroe Aceh Darussalam. Siaran itu terus menerus menyadarkan, peristiwa di hari Minggu pagi itu adalah bencana besar dalam ukuran dunia.
Ketika gw tulis ini, kita sadar, drama kemanusiaan itu begitu besar sehingga cuma bisa dibandingkan dengan bencana akibat meletusnya Gunung Krakatau tahun 1883. Gelombang tsunami akibat letusan Krakatau menyapu desa-desa pesisir Jawa dan Sumatera, menewaskan lebih dari 30.000 penduduk.
Berita mengenai tsunami sepantasnya menjadi berita besar secara global. Semua ikut berduka melihat banyaknya korban dalam bencana alam mahadashyat ini, tragedi kemanusiaan itu menjadi sumber kepedihan dan menjadi bahan pembicaraan luas di seantero dunia.
Tidak terlalu banyak negara di dunia meninggalkan tahun 2004 dengan keceriaan besar. Bahkan Indonesia dan sejumlah negara Asia sedang dirundung duka dan derita akibat guncangan gempa dan terjangan tsunami.
Ekspresi keprihatinan dan duka hampir datang hamnpir dari seluruh penjuru dunia. Solidaritas kemanusiaan pada tingkat global tampak mencolok seperti terlihat pada bantuan dan pengiriman tim penyelamatan.
Melalui gempa dan tsunami, alam telah melepaskan kekuatannya yang luar biasa. Hanya dalam sekejap puluhan ribu orang tewas. Manusia benar-benar tidak berdaya menghadapinya.

In this new year… should not for party.
In this new year… it is time for contemplating and grieving..
Let’s pray for the better condition of Indonesia.