Akhirnya gw sempat juga nonton Ungu Violet. Padahal film yang dibintangi oleh Dian Sastro dan Rizky Hanggono ini sudah main di bioskop sejak kira-kira 2 minggu yang lalu. Gw udah beberapa kali ngajak Emmy tapi ga berhasil seperti biasa anak itu lagi hilang mood untuk jalan-jalan, dan ga ngajak Bati karean gw tau anak ini sangat ga doyan nonton. Nah trus kok bisa akhirnya nonton?
Begini ceritanya.
Hari ini gw dan Emmy kan hari Ortho. Pas jam sebelas gitu tiba-tiba pada ngumpul di ruang dokter, ternyata ada diskusi. Ya udah gw ikutan diskusi ama anak-anak yang lain sementara Emmy masih tinggal di luar karena lagi kerja pasien. Yang gw tau, Bati pun lagi menuju ke klinik pula.
Setelah selesai diskusi yang cukup lama dengan durasi kira-kira 2 jam lebih karena Emmy dan Bati sudah sempat makan dulu di warung depan. Lalu terjadilah percakapan..
Emmy: Ra, K Ical (Emmy’s boyfriend, Red.) ngajakin nonton. Ungu Violet.
Gw: Wah.. Tapi..
Emmy: Gimana, Ra?
Gw: Hehehehe.. Dibayarin ga?
Emmy: Iya lah….
Gw: Waaah (berbinar-binar dengan mata berubah jadi Rp_Rp) mau deh mau…
Tiba-tiba..
Bati: Ooh tidaaaakkK!!
Gw: Loh Ungu Violet bagus loh filmnya.
Bati: Bagus sih bagus.. tapi endingnya itu loh.. uh-uh.. mati semua kan?
Gw: Yah sad ending sih kayaknya, tapi jangan lah dilihat dari endingnya, lihat isi esensi filmnya :P
Bati: Huuuuh (menutup muka dengan semua tangannya *lah emang berapa tangannya??*)
Gw: (menoleh ke Emmy) Tapi kita pulangnya jam berapa nih, udah kasih tau K Ical?
Emmy: Sudah saya balas tadi smsnya, saya sudah bilang kalau kita pulang mungkin paling jam 2-an, paling lambat jam 3 ada mi di sana. Kalaupun ga jadi nonton, makan saja lah. Oke?
Gw: Loh kan bisa dipercepat kepulangannya, habis absen langsung ngacir yuk.. *tanduk mode on* Biar jadi nontonnya hehehe..
Emmy: Bisa aja tuh (sambil lirik-lirik ke Bati).
Singkat cerita, akhirnya kita bertiga jadi kabur lebih cepat. Pokoknya setelah absen, langsung kabur burr burrr…
Sempat ke rumah dulu, gw mo ganti baju, Bati mau sholat dulu dan Emmy mau belajar piano dulu *loh kapan perginya banyak gitu urusannya*.
Tepat jam 14.45 kita udah tiba di Panakukkang 21, celingak celinguk, weh K Ical blum kunjung muncul. Akhirnya gw killing time dengan membeli koin game dan maen Time Crisis 3. Koin abis, pas balik ke tempat Emmy dan Bati duduk, eh ternyata K Ical sudah memunculkan dirinya. Waktu sudah menunjukkan pukul 15.15.
Setelah dapat tiket, ternyata film sudah main 15 menit, tapi karena tetep ingin nonton, ya tetep nonton hehehe.
Ungu Violet. Ceritanya oke lah, gw kasih point 7 deh. Gak seru banget tapi ga jelek juga, biasa. Pengambilan gambarnya oke, penataan setnya kayaknya ngambil bangunan2 lama di daerah kota. Bagus banget, down to earth banget menurut gw, dibanding dengan sinetron-sinetron yang make rumah mewah. Dih!
Cuma.. rumah sakit yang punya bangunan tua gitu di Jakarta, di mana yah? Kok kayak biara gitu? :D
Trus akhirnya bikin gw ama teman-teman berdebat sebenernya yg bener yang mana. Sutradaranya agak2 nipu gitu deeh. Mengira-ngira ini dan itu, ternyata beda dari pikiran kita semua :)
HIDUP FILM INDONESIA!!!
Diskusi Buku Catatan Seorang Demonstran Hadir di 5 Kampus di Indonesia
(salah satunya di kampus tercinta gw, Universitas Hasanuddin)
Sebagai kelanjutan dari dukungannya dalam peluncuran kembali kumpulan catatan harian seorang aktivis muda angkatan ’66, Soe Hok Gie, berjudul “Catatan Seorang Demonstran”, A Mild bekerjsama dengan Miles Films dan 5 kampus di Indonesia akan menyelenggarakan serangkaian acara Diskusi Buku Catatan Seorang Demonstran yang diberi tajuk Gie Goes to Campus (GGTC).
GGTC pertama telah sukses dilangsungkan di Jakarta pada 8 Juni lalu dan berikutnya akan hadir di kota Makassar (18 Juni), Surabaya (20 Juni), Semarang (21 Juni) dan rencanya ditutup di kota Bandung (22 Juni). Roadshow GGTC ini menghadirkan para pembicara ternama seperti Mira Lesmana (Produser Film GIE), Nicholas Saputra (Aktor Film GIE) serta pembicara tamu lainnya. Dalam acara ini juga akan diputarkan potongan adegan dari film GIE karya sutradara Riri Riza.
Buku Catatan Seorang Demonstran (CSD) adalah kumpulan catatan harian seorang aktivis muda angkatan ’66 bernama Soe Hok Gie. CSD yang pertama kali diterbitkan olh LP3ES pada tahun 1983 ini menjadi menarik karena Soe Hok Gie sangat berani dalam mengomentari berbagai hal dan peristiwa, dari soal cinta, filsafat sampai politik. Buku ini juga menjadi sumber inspirasi pembuatan film GIE yang akan beredar serentak di bioskop-bioskop 10 kota besar di Indonesia mulai 14 Juli 2005.
GGTC terbuka untuk umum dan acara ini tidak memungut bayaran.
MAKASSAR
Tanggal / Pukul : Sabtu, 18 Juni 2005 / 13.30-15.30 WIB
Tempat : Gedung Pertemuan Ilmiah, Universitas Hasanuddin
Pembicara :
Mira Lesmana (produser film GIE)
Nicholas Saputra (aktor film GIE)
Lukman Sardi (aktor film GIE)
Ambo Enre, S.Sos
Been there yesterday. Yay!
Diskusi diawali dengan potongan film Gie. Soe Hok Gie berdemonstrasi memakai jaket kuning Universitas Indonesia (UI), kemudian juga ada tentang cerita hidupnya secara personal, termasuk love story-nya :P Dan juga sebagai mahasiswa pencinta alam.
Soe Hok Gie, dalam film itu, di tengah kerumunan ribuan demonstran mahasiswa UI, dengan poster anti-Bung Karno, hingga protes terhadap komunisme dan tentara. Juga Gie, ketika berdiam dan depresi setelah naiknya Soeharto, dan kekecewaannya, tampil dengan kekhasan tas cangklong, lugu, tegas terkadang emosional.
Premiere-nya di seluruh bioskop Indonesia mulai 14 Juli mendatang, keren banget. A must seen movie!! Jadi catet di agenda masing-masing ya!
Indonesian Film Festival, Best Movie..
Remember the picture on the left? Feel familiar? Yup! It is one of the Indonesian film titled “ARISAN!“. This film had been in the cinemas started from December 10th, 2003 until 2-3 weeks after that. And then available on the VCD and DVD. Great movie I said.
It’s ARISAN!, a film directed by a young talented woman named Nia Dinata.
Now, why I talked about something had passed a year ago? Because last night was the FFI (Festival Film Indonesia) 2004. And Arisan! had been chosen as the BEST MOVIE Award. Cool!
Arisan! is about friendship and principles are put to a test in the circle of Jakarta’s social elite which can be as turbulent as the city’s slums. The lives of several upperclass, thirty-something Jakartans are boldly revealed for the first time in Indonesian cinema, following the career and social life of three life-long friends who seem to have conquered the metropolitan. Unfortunately, the truth is not exactly as pretty as the impression.
Exiting times in Indonesia! When the film released, everyone’s eyes were at is “Arisan!“.
Three bestfriends live a normal life, that is, at first look. After a while we see them strugle with unhappiness in different forms. Meimei (Cut Mini Theo) hears from her doctor that she won’t be able to become pregnant and sees her husband run away. Andien (Aida Nurmala)’s husband slept with someone else, and Sakti (Tora Sudiro) -who is gay- is afraid that his mother or best friend Meimei might find out that he is.
Well, she finds out, but in a way he never imagined she would.
This film is the first BIG HIT in Indonesia where it is all about ‘coming out’. Sakti and Nino (Surya Saputra) learn that in modern Indonesia, being gay is as normal as in other countries (far from the reality, but common in some areas of Indonesia).
Screaming girls in the cinema when Sakti and Nino first kiss. No sensor in Indonesia, and that was surprising!!
Over all, this film is not only good because it doesn’t show any stereo type Indonesian gays (mostly transsexuals or overacting feminate gays), but two people like everyone else. It is also a film technically quite good, although the editing could have been better.
Two thumbs up for Arisan!
And yay.. BRAVO INDONESIAN FILMS!
nonton
Tadi rencananya mau nonton Star Wars yang jam 19.15 di Makassar. Trus setelah ngumpul ke Makassar Theatre, uff ternyata Star Wars dah turun n diganti ama The Sums of the Fear.. hiks hiks :( Terpaksa deh karena Batta sudah keburu belikan tiket untuk Theatre 1 tanpa lihat-lihat n konfirm dulu ke kita-kira. Terpaksa deh nonton itu.. tapi pilemnya lumayan bagus lah, tentang perselisihan AS dan Rusia n serta bom-boman gitu.. ada juga mata-matanya gitu.. yah lumayan lah. Yang nonton itu gue, Max, Uwie, Yoyol, Batta n Jerry. Abis itu kita makan ba’ pao di Kios Lompobattang tapi yang di jalan Sangir n then pulangggg….. zzzz ;p