Meet with ICHA RAHMANTI!! (writer of Cintappucino, Beauty Case)

Image hosted by Photobucket.comTanggal 16 November 2005 yang lalu, kira-kira jam 2 siang gitu gw sempatin online untuk ngecek jam berapa tepatnya akan diadakan rapat online blogfam dalam rangka mempersiapkan lomba-lomba menjelang HUT Blogger Family. Dan ternyata masih 3-4 jam lagi, jadi gw nyempatin ngecek-ngecek e-mail sambil membaca dan membersihkan junk-junk dari Kampung Gajah. Trus ga lama gw melihat ada e-mail dari seorang Icha Rahmanti (penulis Cintappucino dan Beauty Case, Red). Ternyata isinya… mengatakan bahwa Icha akan ngadain roadshow ke Makassar dan Manado. Dan ke Makassar yaitu pada hari itu juga!!
Rabu, 16 November 2005, jam 16.00-18.00 di Gramedia Mal Ratu Indah, dan Kamis, 17 November 2005, jam 14.30-16.30 di Gramedia Mal Panakukkang.
Langsung saat itu gw telepon Bati, teman gw yang turut kena penyakit “gila membaca”-nya gw, dengan maksud dan tujuan untuk ngajak ketemuan ma Icha di Gramedia Mal Ratu Indah. Mumpung masih jam 3 sore gitu. Ternyata Bati ada keperluan, jadi gw tanpa menunggu lagi, langsung mandi dan melesat ke Mal Ratu Indah.
Image hosted by Photobucket.comJam 16.15, gw tiba di Gramedia Mal Ratu Indah. Pas gw masuk ke arah buku-buku gitu, tiba-tiba gw mendengar mbak2 pegawainya ngomong, “Itu mi Icha Rahmanti.”
Gw pun menoleh melihat yang mana yang dimaksud oleh mbak-mbak pegawai itu. Mereka udah hebih banget lihat-lihat ke satu arah.
Yup, it’s her!
Yang jauh sama sekali dari bayangan gw, tapi jauh lebih manis dari yang di bukunya hehehe.. She’s gorgeous :P
Gw memutuskan untuk keliling-keliling dulu lihat-lihat koleksi komik terbaru sambil mengatur napas. Sejujurnya, jadi rada deg-degan juga sih :P~ Sambil menyusuri buku-buku yang ada, ternyata gw menemukan sosok yang nggak asing lagi buat gw. Si Aan! Yang tambah item euy! Hehehe.. Ternyata dia datang hanya kebetulan dan lumayan surprise dengan adanya kedatangan Icha di toko buku itu.
Ga lama kemudian Icha masuk ke daerah buku-buku dan menempati tempat yang disediakan oleh pihak Gramedia. Karena acaranya belum mulai jadi Icha cerita-cerita dulu ama teman-teman yang datang bersamanya.
Gw pun memberanikan diri untuk mendekati (sebenarnya takut ngedekatin, takut dilupain ama Icha kalau di Makassar ada sosok Rara yang pernah menghiasi secuil di salah satu halaman novel Beauty Case-nya dan sempat berkorespondensi lama :P), tapi gw buang jauh-jauh pikiran itu dan melangkah maju.

Gw: “Mbak Icha…”
Icha: “Ya..?” (mengernyit bingung)
Gw: “Saya Rara..” (mengulurkan tangan)
Icha: “Waaa Rara… apa kabar?” (menyambut tangan gw dan menarik gw untuk cipiki cipika)

Dan setelah itu terjadilah perbincangan singkat tentang persiapannya datang ke Makassar yang sangat tiba-tiba, tentang jadwal dia selama di Makassar, dan sempat kenalan dengan tim Icha yaitu Vecky yang penyiar OZ FM Bandung yang juga temannya Icha, dan duo Evi-Windy dari tim Gagas Media.
Dan ga lama pun acaranya dimulai.
Karena gw ga mo bahas tentang jalannya acara, melainkan mau membahas tentang meet n greet with Icha selama beberapa hari, maka gw langsung cerita setelah acara berlangsung ya :P
Gw ngajak nyobain konro bakar dan sop konro di konro karebosi jl. lompobattang yang terkenal itu. Dan Icha dkk pun tertarik. Maka janjian ketemu di hotel tempat Icha dkk tinggal (yang ternyata dekat banget dari rumah gw!) jam 20.00. Kembali kukabari Bati, dan dia bisa!

Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com

Setelah makan konro dan menikmati es pisang ijo, Icha dkk diajak keliling-keliling Makassar dan balik.

Image hosted by Photobucket.comBesoknya (17 Nov 2005), di Gramedia Mal Panakukkang, kembali kami (gw n Bati) ketemu ama Icha dkk. Dan lagi-lagi gw ngikut agendanya sampai nemenin nganterin Icha siaran di Prambors. Seru! Seru! Oh iya, hari itu juga tim Gagas Media konsolidasi sama pihak sastra unhas yang ternyata dikoordinir ama Aan!! Oh the world is so small!

19 November 2005, gw mbantuin nganterin Icha dkk ke UNHAS. Ceritanya Icha mo talk show di sana, di pelataran Baruga A. Pettarani Kampus UNHAS.
Image hosted by Photobucket.comTapi ternyata karena hujan dan pelataran terpakai oleh kokur jadi dipindahkan ke pelataran KOPMA UNHAS. Dan acara berlangsung sangat seru! Lebih seru dari yang di Gramedia, kalau gw nilai. Mungkin karena di Unhas banyak mahasiswa yang kritis dan paling nggak pernah mendengar tentang bukunya Icha walau ga banyak yang sudah baca. Kalau di Gramedia kan ada efek “malu-malu” dan nggak ngeh tentang bukunya Icha. Oh iya, di sana ketemu lagi dengan Aan “pencandu buku”, dan Anchu “lelaki bugis”! Wuih, kayak kopdar aja hehehe. Malah ternyata Anchu ini adalah kenalannya Bati!!! Again, what a small world!!
Setelah dari UNHAS, pergi lunch bareng di food court Mal Ratu Indah, dan jam 3-an gitu kembali ke tempat Icha dkk tinggal.

Image hosted by Photobucket.com
Bati, Icha Rahmanti, gw.

ps.
– Mbak Icha, very nice meeting you! Thanks for the time and sharing about writing and everything :) Tentang buku curhat itu.. umm.. lagi dipikirkan gimana caranya menyulapnya menjadi draft hehehe :p~
– Evi n Windy, thanks banget yah buat hadiahnya.. Ga disangka kalian tahu perihal ultahku hahaha.. Thanks n very nice to know you! Kalo gw ngirim naskah ke Gagas Media tolong diapprove ya? Hahahaha *bercanda kok tapi beneran jg ga pa pa*

Review 2 Buku

Gw pengen nge-review 2 buku terakhir yang gw baca. Masih termasuk buku baru tuh :)

Quarter Life Fear by Primadonna Angela
Image hosted by Photobucket.comNovel yang lumayan bagus. Berkisah tentang seorang gadis berusia 25 tahun yang belum punuya jodoh, karir yang kurang memuaskan, dan selalu khawatir tentang berat badannya. Belinda hanya mempunyai satu cinta yang ga pernah terlupakan, mempunyai seorang sahabat yang hampir sempurna, dan mempunyai seorang mama yang sangat “gaul” dan doyan makan hehehe. Ide ceritanya menarik. Cuma gw agak kecewa dengan cetakan huruf yang besar-besar seakan-akan ingin memperbanyak halaman walau isinya sedikit. Trus kayaknya endingnya agak-agak dipaksakan gitu. Alur cerita terlalu cepat. Kurang menggigit :p~ Dan kayaknya mamanya itu terlalu ekstrim, mama yang jarang ditemukan di realitas. But anyway, mbak Donna, you’ve done a great job! Keep on writing!!

Indiana Chronicles: Bridesmaid by Clara Ng
Image hosted by Photobucket.comNovel ini melengkapi trilogi Indiana Chronicles. Bercerita tentang love and life seorang wanita karir berusia mendekati 30 tahun yang bernama Indiana Lesmana. Sebelumnya telah terbit Indiana Chronicles: Blues, Indiana Chronicles: Lipstick. Semuanya keren banget! Semuanya bagus. Membaca novel ini bikin gw ga mau lepas dari buku ini sampai buku ini gw selesai baca. Penasaran banget untuk membuka halaman demi halaman karena ingin tahu apa lanjutannya. Sampai-sampai gw kadang-kadang suka gregetan sendiri hampir buka halaman terakhirnya hehehe. Yang terakhir ini benar-benar seru. Sebab Indiana harus menjadi pengiring pengantin di tiga pernikahan. Satu pernikahan lesbian di Canada (di mana dia harus naik pesawat sementara dia mengalami fobia naik pesawat gara-gara kecelakaan yang pernah dialaminya), dan dua pernikahan di hari yang sama (pernikahan sahabatnya dan pernikahan sepupunya). Jadilah dia pontang-panting ke sana ke mari. Belum lagi ada dorongan keinginan dilamar oleh Francis (pacarnya) gara-gara gemas melihat teman-teman kantornya yang sepertinya lagi bikin permainan siapa-paling-cepat-menikah, masalah dengan pertemuan-pertemuan keluarga khususnya dalam hal merawat Uma-nya (baca: Oma-nya) yang agak-agak funky (doyan minum Coca Cola bo!). Totally complicated! Sampai-sampai temannya mengatakan bahwa Indiana adalah seseorang yang mempunyai masalah dan menyedot semua masalah lain di sekitarnya masuk ke dalam dirinya. Mbak Clara Ng benar-benar tahu bagaimana mengemas intrik dan masalah dalam novel yang merupakan akhir dari ketiga trilogi Indiana Chronicles.
Highly recommended! :p~

BEAUTY CASE by Icha Rahmanti

Image hosted by Photobucket.comPernahkah kamu merasa bahwa dunia sedang tidak adil padamu hanya karena kecantikan, penampilan, dan lainnya? Dinilai dengan hanya melihat postur tubuh, wajah, jenis rambut? Seseorang interior desainer yang super-kreatif bernama Nadja sering mengalami ini. Nadja Sinka Suwita, cewek mungil dengan rambut (yang diakuinya) ikal, mempunyai sifat utama pelupa (gw banget, amnesia akut hahaha!!). Sebagai teman, Nadja adalah pemegang friendship yang oke, walaupun kadang pernah lepas kendali karena deep-depression akibat beauty rules. Sebagai mitra kerja, Nadja adalah seorang desainer yang oke banget, kreatif banget dan penuh ide-ide (walau kadang2 perlu dipicu oleh sesuatu yang bisa membangkitkan emosi hahaha).
Tapi Nadja selalu mempunyai sindrom “i-have-nothing-to-wear” dan panik pada saat itu, terutama setelah ia bertemu dengan seorang perempuan maha cantik, maha indah,seorang model sekaligus Duta Gals Indonesia (majalah favorit Nadja), Dania Soedjono, untuk mendapatkan cinta the most eligible man, drop deep gorgeous-man, Budiarsyah Nasution :D Mengapa? Di pikirannya selalu terpatok bahwa beauty does rules. Seseorang dinilai dari penampilan, etc etc..
Such a boring thought, isn’t it? f(-_-);
Anyway, di sini Nadja, yang awalnya sempat drop abis gara-gara kalah bersaing dengan Dania, kemudian menjadi tegar, dan berjuang melawan peraturan seleksi alam yang ada. Dia berjuang untuk membuktikan bahwa penampilan dan kecantikan bukan akhir dari segala penilaian terhadap diri seseorang. Dan dia dapat membuktikan bahwa, the most eligible man tidak selamanya yang terbaik.
Yeah sebuah buku lagi dari mbak Icha Rahmanti. Seems familiar huh? Tentunya untuk penggemar chicklit masih ingat kisah Rahmi dan Nimo-nya serta Danang Raka Sudiro (alias Raka) dalam Cintapuccino. Gw pernah review bukunya dulu di blog ini juga, waktu itu masih layout yang lama :p~
Anyway, this book so incridible for me, dengan gaya penulisan mbak Icha banget deh :) Te-O-Pe!!!
Banyak kata-kata bijaknya pula:
“…Tapi, sometimes, untuk menerima suatu kebenaran, kamu perlu sangat terluka dulu sebelumnya.” (BEAUTY CASE, hal 120)
“…kita nggak pernah bisa 100% mengontrol apa yang akan terjadi dalam hidup kita. Things happens. S**t happens. That’s the way life is, right? So, all we can do is … do our best.” (BEAUTY CASE, hal 277)
Hmmm sumpah gw jadi super-romantic-mood-sensitive-feeling reading this chicklit. Pake nangis pula Image hosted by Photobucket.com

Note: Perhatiin deh di halaman ke-seratus-sekian di halaman yang banyak foto-foto di situ. Foto paling bawah sebelah kanan. Hehehehe… yea that’s me.. Makasih buat mbak Icha yang udah nampangin gw di situ hahaha…. Euh norak banget yah gw? Biarin ah, mejeng di novel gitu loh…. *norak mode on*

Chick-Lit? Apa Itu?

Hehehe, beberapa teman-teman blogger setelah membaca posting di bawah, malah ada yang bertanya-tanya mengenai “chick-lit”. Bingung, ga bisa bedain, bla bla.. Ya gw bantuin deh. So ucha, simak baik-baik ya, moga-moga bisa membantu mencerahkan :D

According to bookreporter.com, chick Lit focuses on twentysomething and thirtysomething women who are dealing with that time in life when a woman looks for the perfect guy, apartment, job or, yes, shoe. Along the way these women question everything from the way they were raised to the the quality of their lives. The characters typically are either self-deprecating or overly analytical. At its best the writing is witty, bold and slightly irreverent.

Buku-buku chick-lit biasanya menggambarkan sosok wanita yang tegar, yang hidupnya kosmopolitan banget, punya karir yang oke. Dan juga mempunyai pesan-pesan tersembunyi untuk mengatakan bahwa being single is allright, do not worry or ashamed for being single in twentysomething or thirtysomething.

Ada beberapa buku-buku chick-lit terjemahan yang gw pernah baca, di antaranya Bridget Jones Diary (dah pernah difilemkan) Fashionista, Wanderlust.
Buatan Indonesia ada Cintapuccino. Untuk mbak Icha Rahmanti gw angkat dua jempol thumright thumleft for her book!
Tentunya beberapa teman di sini pasti udah baca Cintapuccino. Iya nggak? Nah itu tipe chick-lit abis deh!
Ada beberapa lagi novel Indonesia yang gw bilang bisa digolongkan sebagai chick-lit.
Misalnya: Ms. B:”Panggil Aku Ms. B” dan Ms. B:”Will You Marry Me?” (both by. Fira Basuki), Indiana Chronicles: Blues (by. Clara Ng).
Bedanya ama novel? Nggak ada yang beda. Dua-duanya novel. Cuma chick-lit adalah salah satu dari kategori novel, misalnya ada novel horor (Stephen King, etc), novel yang bercerita tentang detektif (Agatha Christie, etc), novel roman (Mira W., Marga T., etc), dan macam-macam novel lainnya. Nah chick-lit ini menurut gw adalah salah satu dari kategori novel, dan benar-benar bacaan cewek gitu loh, sesuai dengan istilahnya “chick-lit” yang diambil dari “chick-literature”.
So..? Masih bingung? Mudah-mudah nggak ya.. ;)

Kok Putusin Gue?

Lho ada apa? Kok putusin gue? Siapa yang mutusin? Siapa yang diputusin? Gue? NGGAK DONG!!! Ahahaha…
Hehehe buku ini keren! Yang ngarang Ninit Yunita, istrinya Adhitya Mulya yang ngarang novel laris manis bak kacang goteng, yaitu Jomblo dan Gege Mengejar Cinta.
Untuk kaum cewek, buku ini keren banget. Gue pikir, bisa dikategorikan dengan chick-lit, tapi berhubung pemeran utamanya nggak berusia late-twenty or thirty-something, jadi kayaknya ga bisa dikategorikan chick-lit.
Ada comment-nya Sarah Sechan (iya, Sarah Sechan, yang pernah jadi VJ MTV Getar Cinta itu hehehe) yang bilang “…an absolute girlpower-kind-of-book…”. Gw setuju banget! Hehehe..
Pemeran utama, Amaya, adalah seorang cewek lulusan cum laude dari salah satu universitas negeri di Bandung. Jatuh cinta abis kepada Hari, cowok yang kemudian memutuskannya hanya karena selingkuh dengan Juju a.k.a Junissa Daniarti, a girl who owns everything except feeling. Nah aksi balas dendam oleh Amaya ke Hari ini yang merupakan inti cerita dari novel ini. Bayangin aja, aksinya berdasarkan guide dari buku The Art of War-nya Sun Tzu. Hehehe…
Penasaran?
You gotta read the book!!! Highly recommended!