Pesta Blogger+ Makassar 2010

Ini adalah bagian kedua dari rangkaian acara roadshow Pesta Blogger+ 2010 di Makassar, dan sepertinya adalah bagian yang paling bikin stres panitia.

Masalah venue lagi-lagi membuat pusing tujuh keliling. Mencari tempat untuk menyelenggarakan suatu acara itu sudah pasti tidak semudah menjentikkan jari. Panitia lokal dari AngingMammiri sempat berpikir untuk membuat acara di tempat yang semi-outdoor. Kediaman saya selaku Chairwoman Pesta Blogger 2010 juga sempat diusulkan sebagai venue. Selain gazebo di samping rumah menawarkan suasana semi-outdoor yang cozy, rumah ini juga bersejarah untuk anak-anak AM.

Berbagai alternatif datang silih berganti, tapi akhirnya panitia memutuskan untuk memilih Dapur Makassar sebagai venue. Restoran yang baru dibuka ini bagus dan cukup nyaman untuk mengumpulkan kerumunan orang, harganya juga masih promosi. Semua yang murah memang bikin semangat!

Karena venue sudah beres, sekarang panitia tinggal memutuskan siapa saja yang mau diundang diskusi dan makan-makan. Bila melihat tren undangan roadshow PB tahun-tahun sebelumnya, biasanya hanya sedikit komunitas yang diundang. Itu pun biasanya anggota komunitas tuan rumah (dalam hal ini AM) dan komunitas turunannya, atau komunitas di mana anggota AM juga menjadi anggotanya. Nah, untuk menghindari kesan bahwa undangannya “Loe Lagi Loe Lagi”, panitia akhirnya memutuskan untuk mengundang semua komunitas online yang ada di Makassar. Hal ini tentunya sesuai dengan misi PB+ yang tahun ini juga ingin menggandeng teman-teman yang aktif di berbagai komunitas online yang lintas platform.

Undangan disampaikan ke berbagai komunitas, mulai dari komunitas pengguna media sosial seperti Facebook, Plurk, Koprol, 4SQ; hingga komunitas gadgeters (BB, iPhone, Android) dan OS-ers (Linux, Slackware). Tentu saja, panitia tak lupa mengundang komunitas minat seperti para FiksiMiniers, rekan-rekan penggemar fotografi, serta para pekerja sosial seperti Komunitas Pencinta Anak Jalanan. Tak ketinggalan komunitas Sehati, para blogger yang sudah lama tidak beredar di kopdar-kopdar, para budayawan dan budayawati, juga para partycrasher yang numpang lewat.

Setelah mengumpulkan sekian banyak komunitas ini, enaknya panitia membuat acara apa ya?

Di Makassar, ada yang namanya tudang sipulung. Dalam bahasa Bugis, tudang sipulung berarti “duduk bersama untuk bercakap-cakap dan berdiskusi”. Lalu, karena undangan mini PB berasal dari berbagai komunitas dan kalangan, bagaimana caranya supaya terjadi sebuah diskusi yang terarah?

Inilah sumber kepeningan kawan-kawan panitia selanjutnya: menentukan tema! Tentunya tema yang tidak asal dipilih, tetapi dekat dengan hati semua yang nantinya akan hadir di situ. Obrolan panjang dan mendalam antara teman-teman panitia akhirnya mengerucut pada dua ide tema, yaitu “Coin A Chance” dan “Makassar Tidak Kasar”.

Pertimbangan untuk mengangkat Coin A Chance adalah karena kampanye yang niatnya mulia ini kemungkinan sudah didengar oleh banyak yang akan hadir di acara Tudang Sipulung, jadi mungkin akan lebih mudah untuk dijadikan bahan diskusi.

Akan tetapi, Makassar Tidak Kasar merupakan isu yang juga sangat bagus. Selain isunya sangat relevan untuk para hadirin yang notabene adalah orang Makassar, kampanye ini juga dirasa sebagai pesan baik yang harus lebih banyak disebarkan. Melalui acara Tudang Sipulung ini, PB bersama teman-teman dari Makassar dapat membantu untuk menyebarkan gaung dan pesan gerakan MTK ke platform yang lebih besar.

Kebetulan pula, Aan Mansyur, sang pencetus MTK, juga menyambut baik. Menurut Daeng Aan Mansyur, gerakan MTK ini sempat masuk ke ‘zaman kelam’ dimana ia sempat putus asa apakah ide ini dapat berbuah hasil yang manis.

Melalui pertimbangan yang matang, akhirnya panitia memutuskan akan mengangkat tema Makassar Tidak Kasar. Pesannya yang sangat mengena dan relevan untuk teman-teman di Makassar menjadi alasan utama pemilihannya.

Hasilnya? Dapat dilihat sendiri di hari-H. Diskusi berjalan sangat lancar, mengalir, dan berapi-api. Sepertinya orang Makassar sangat senang diskusi yang ramai dan berpanjang-panjang.

Sharing pun berjalan dengan sangat baik dan muncul banyak momen yang menggugah dan menggetarkan hati. Salut untuk Iqko yang sudah menjadi penghubung antara setiap titik acara, sebagai host yang profesional. Salut untuk Daeng Aan Mansyur yang sudah mencetuskan sebuah kampanye yang begitu dekat di hati orang Makassar. Tak hanya mencetuskan ide saja, Aan juga membuat poin-poin kerja yang sangat faktual dan tepat sasaran; serta selalu berusaha untuk membiasakan orang untuk memutuskan sesuatu melalui pertimbangan yang disertai fakta kuantitatif dan kualitatif yang dapat dipertanggungjawabkan. Siapa bilang blogger dan anak-anak sosial tidak bisa ilmiah?

Acara berbagi cerita antar komunitas ini penuh dengan sharing yang menarik. Cerita tentang awal mula terbentuknya Kelompok Pencinta Anak Jalanan yang berangkat dari Facebook, menjadi salah satu contoh bagaimana hal baik masih dapat muncul dari Facebook, di tengah deraan pemberitaan negatif, dan berondongan berita sensasional mengenai fan page yang memecah belah kesatuan, serta implikasi yang tidak main-main dari munculnya sebaris status update.

Atau cerita tentang terbentuknya komunitas Slackers, para pengguna Slackware, yang akan nongkrong di mana saja, mengungsi ke sana sini bagai makhluk nomaden. Di mana ada secuil lantai kosong di situ mereka berada. Di lorong-lorong kampus atau di mana saja, mereka aktif membahas ide, membuat program, dan mengekspresikan diri.

Atau, sharing LV, sang monologer terkemuka Makassar, yang bercerita tentang pengalaman hidupnya sebagai ‘pendatang’, berjuang menemukan jati diri sebagai orang Makassar yang sungguh bisa bangga dan membuat bangga, baik dirinya sendiri maupun orang yang menjadi saksi perjalanan hidupnya.

Di balik kisah sukses mini Pesta Blogger+ Makassar, ada tim dari AngingMammiri, yang sudah pontang panting ke sana ke mari untuk menyiapkan segala sesuatunya agar acara berjalan lancar.

Tim ini sangat kompak dan solid, sangat tau karakteristik teman satu timnya, dan yang paling penting, memiliki kepercayaan terhadap cara kerja rekan-rekannya. Mereka semua bagaikan deretan pelari estafet yang bisa saling mengoper tongkat tanpa harus panik, bahkan tanpa harus melihat, semua berlandaskan pada komunikasi yang sudah dibangun kuat. Tim ini, dengan antusiasmenya dan dengan kreativitasnya menuai banyak pujian, bahkan dari EO profesional sekalipun.

Tapi, bukan berarti mereka tidak bertemu kesulitan. Masalah kecil seperti urusan penempatan spanduk dan backdrop sempat membuat panik. Hal ini mungkin terdengar sepele dan mudah, tetapi di acara kemarin, panitia diingatkan kembali bahwa hal sekecil ini pun bisa berdampak besar. Salah meletakkan bisa menyebabkan spanduk dan backdrop tidak terbaca, atau hilang. Hampir saja acara ini berjalan tanpa backdrop dan spanduk.

Sempat pula ada hal lebih mendasar yang sempat mengancam gagalnya acara. Ternyata panitia sempat ‘down’ sekali karena terhalang kesibukan kantor, karena mereka sekarang sudah bukan mahasiswa lagi. Waktu yang pendek dan tenaga yang kurang, siapa yang tidak khawatir?

Ditambah lagi dengan sedihnya panitia bahwa pada awalnya, yang datang berkumpul hanya segelintir orang. Panitia sempat bingung mau dibawa ke mana acara ini.

Tetapi itulah kehebatannya, walau dengan sedikit orang, mereka bisa memilih orang yang benar-benar tepat untuk pekerjaannya. Selain itu mereka juga harus berani mengambil keputusan ‘menyimpan tenaga’, dan akhirnya ‘mengistirahatkan’ Iqko, sehingga ia tidak banyak membantu persiapan, dan lebih banyak siaga sebagai MC dan pengarah acara di hari-H.

Pengorbanan ini berbuah manis, karena Iqko pun muncul di Hari H, fresh dan mampu cuap-cuap 1 x 24 jam betulan! Bicara sebanyak itu, tanpa minum karena puasa, tanpa duduk karena harus mengitari seluruh area restoran supaya semua komunitas kebagian mic, selalu ceria walau sudah bercucuran keringat dan suara serak, selalu berkepala dingin menjadi moderator diskusi ketika panas hati sudah mulai memuncak, semuanya dilakukan tanpa masalah berarti.

Salut buat teman-teman AM! Terima kasih kepada semuanya yang sudah turun tangan di hari yang sibuk ini (kalau semua disebutkan di sini, sepertinya postingan ini tidak akan selesai-selesai haha). Terima kasih atas hari yang tak terlupakan. Sampai bertemu di pesta Blogger+ 2010 di Jakarta ya!

Cerita Koin Untuk Prita

Oke lagi-lagi ini cerita lama hahah.. Lagi-lagi ter-pending untuk diposting karena kesibukan. *ah-lesyan!*

Ini cerita pada saat mbak Prita Mulyasari masih bermasalah dengan RS Omni Internasional, dan disuruh membayar sejumlah uang ganti rugi. Jumlahnya pokoknya bisa dipake untuk beli 1 (satu) rumah tinggal deh, atau mobil -_-”


banner Komunitas Blogger Makassar Angingmammiri untuk Koin Keadilan

Continue reading “Cerita Koin Untuk Prita”

Proyek Buku AngingMammiri : Konro Soup For Soul

Komunitas Blogger Makassar AngingMammiri, setelah sukses meluncurkan buku perdananya “Ijo Anget-Anget” akhir tahun silam, kembali menggelar proyek penulisan buku yang bertajuk “Konro Soup for Your Soul”.

Mengapa Sop Konro?
Sop Konro (Konro Soup), hidangan khas ala Makassar ini berupa sop berkuah maupun dibakar dengan bahan-bahan dasar seperti tulang rusuk sapi atau kerbau, dimasak/dibakar dengan bumbu ketumbar, jintan, sereh, kaloa, bawang merah, bawang putih, garam, vitsin yang sudah dihaluskan. Sop Konro pada umumnya disajikan/dimakan bersama nasi putih dan sambal. Rasanya nikmat dan menggugah selera.
Maka, Konro Soup for the Soul juga akan sangat nikmat dan menggugah selera untuk memberikan pencerahan batin bagi hati dan jiwa kita semua.

Tema: Konro Soup for the Soul
Berisi kumpulan tulisan/cerita inspiratif yang diangkat dari pengalaman nyata dan memberikan pencerahan batin bagi para pembacanya. Tidak menerima Cerita yang mengandung pornografi, erotis, ataupun mengandung pelecehan SARA.

Tim editor dari Komunitas Blogger Makassar Angingmammiri.org akan memilih masing-masing 15 cerita terpilih untuk 3 kategori untuk dibukukan.

Tertarik untuk ikutan?
Klik di sini untuk cara ikutannya. Terbuka untuk semua orang kok :)

Cepat! Penerimaan naskah dibuka hingga 18 April 2009 dan karya terpilih akan diumumkan secara resmi 2 minggu setelahnya.

Banjir di Depan Rumah

Musim penghujan di Makassar membuat kondisi lalu lintas di Makassar tidak kondusif. Ini dapat dilihat dari banyaknya titik-titik kemacetan yang sudah parah menjadi tambah parah dengan adanya hujan deras yang menguyur Makassar sejak semalam.

Sampai postingan ini ditulis, hujan masih mengguyur Makassar dengan volume cukup lebat. Contohnya di perempatan Jl. Urip Sumoharjo dan Jl. A.P.Pettarani, terutama pada lokasi proyek pembangunan flyover, terlihat genangan air yang cukup dalam dan menyebabkan kemacetan yang cukup parah.

Rumah saya yang berada di jalan Pelita Raya, acap kali menjadi saksi banjir dan kemacetan yang terjadi. Titik yang paling dalam untuk banjir adalah sekitar pertigaan Jl. Pelita Raya – Jl. S. Saddang Baru. Dan di sana pula merupakan titik kemacetan, hingga lengkap lah sudah penderitaan para pengguna jalan.

Berikut foto banjir di depan rumah saya. Saat ini kondisinya masih semata kaki, dan dapat naik lagi bila hujan belum berhenti.

banjir 19122008 002.jpg
banjir 19122008 006.jpg
banjir 19122008 007.jpg

Dan ini banjir yang di jalan tentara pelajar, dikirim oleh Ina melalui milis Blogger Makassar. Kondisi banjir hingga lutut orang dewasa.

IMG00464.jpg

Pekan Merah Putih Anging Mammiri

pameran.jpg

Bukan, bukan Komunitas Blogger Makassar Angingmammiri.org yang jadi panitia pelaksananya. Beneran! Sumpah! Hehehehehe.. Itu memang cuma nama kegiatannya saja, yang akan diadakan pada hari ini tanggal 19 Agustus 2008, di Anjungan Pantai Losari, Makassar.

Acara ini diselenggarakan oleh BAMPER XII. Nama salah satu acara yang dipartisipasi adalah Pameran Seni, Budaya, dan Kreatifitas. Pameran tersebut, meliputi : Pameran barang dagang seni dan budaya, pameran hasil karya seni dan kerajinan lokal, pameran lukisan, pameran hasil karya seni penyandang cacat, serta pameran keahlian para penyandang cacat.

Dan dalam hal ini, Komunitas Blogger Makassar Angingmammiri.org ikut berpartisipasi dalam hal diberikan satu stand khusus. Jadi Komunitas Blogger Makassar Angingmammiri.org diberikan kesempatan untuk sosialisasi blog kepada masyarakat Makassar. Yahuiiii!! *lompat2 kegirangan*. Dan yang paling penting, stand yang diberikan itu… GRATIS :P Jadi kami gak perlu bayar apa-apa, tinggal masuk ke stand serta mengisinya.

Dalam kesempatan ini, rencananya di stand tersebut akan dipajang posting-posting blog yang menceritakan tentang kegiatan Komunitas Blogger Makassar Angingmammiri.org, trus ada testimonial-testimonial untuk Komunitas Blogger Makassar Angingmammiri.org baik dari member Komunitas Blogger Makassar Angingmammiri.org sendiri, sesama komunitas blogger daerah, maupun yang diambil dari beberapa seleb-blog :P pajangan ini dalam bentuk print-printan postingan2 hasil searching di google tentang blogger makassar, dan dipermak dalam bentuk Ma-Ding :P
Juga akan disediakan sebuah komputer yang sudah dibuatkan localhost-nya, sehingga pengunjung yang datang bisa “browsing” ke portal Komunitas Blogger Makassar Angingmammiri.org, dan coba-coba bikin blog dan posting blog.
Dan untuk pengunjung yang tertarik mengenai blog, di stand tersebut bisa mendaftarkan diri untuk mengikuti pelatihan blog gratis yang akan diadakan pada tanggal 24 Agustus 2008. Tapi karena waktu dan tempat yang terbatas, maka quotanya dibatasi, hanya 80 orang untuk 2 sesi.

NB:
Thanks to @JoEyJuVe, @ikhlasulamal
, @imansyah atas masukan-masukannya pada saat saya masih sama sekali blank dan belum punya ide yg banyak :D Oh iya, diskusinya bisa dilihat di http://www.plurk.com/m/p/2lh5o

Tepar juga karena kemarin baru saja kelar Blogger Peduli Sejarah :D :D

Pantai LOAI??

Pantai LOAI? Di mana itu?
Saya juga baru tau kalau ternyata pantai tersebut berada di Makassar.

Ini buktinya..
loai
Foto diambil tanggal 24 Februari 2008, pukul 22.35 WITA.

Tapi, kok ada yang janggal ya?
Buat yang pernah ke pantai ini, jelas mengetahui ada sesuatu yang janggal dengan foto di atas tadi :D
Kenapa?
Sebenarnya tulisan di pantai itu adalah PANTAI LOSARI. Bukan “PANTAI LOAI” hahahaha..
losari

Konon kabarnya beberapa minggu lalu, waktu ada hujan badai dan angin melanda kota Makassar, huruf S dan R di anjungan tersebut, terbang. Benar tidaknya, saya tidak bisa menentukan juga. Saya cukup terkejut melihat huruf sebesar itu bisa terbang dibawa angin. Sulit mempercayai malah!

Jangan-jangan, ada yang klepto! :D
Mencurigakan…