WordCamp Indonesia 2009 (Day 1)

Hari ini saya bersama teman-teman dari
Dan ini backdrop WordCamp Indonesia 2009, lihat ada logonya Angingmammiri.org di sana! Hehehehe…

Teman-teman Komunitas Blogger Makassar Angingmammiri yang ikut adalah saya sendiri, Mus_, Ntan, Anhie, Ina, dan pak Amril.


Teman-teman Komunitas Blogger Makassar Angingmammiri.org berfoto bersama Matt Mullenweg, founder dari layanan blog WordPress.

wordcamp-015-800x600
Dan ini saya berfoto bersama Matt Mullenweg, founder dari layanan blog WordPress.

Sesi Digital Influence, yang merupakan sesi pertama tadi lumayan seru. Pembicaranya namanya Nanda Ivens, Digital Director dari IndoPacific Edelman. Banyak sharing tentang perbandingan-perbandingan dalam penggunaan antara Web 1.0 dan Web 2.0, serta harapan-harapan untuk Web 3.0 yang sekiranya akan datang :p

Continue reading “WordCamp Indonesia 2009 (Day 1)”

Blogger Peduli, Pedulikah Kamu?

banner-460x90.jpg

Berawal dari ide seorang Epat yang kemudian dilemparkan ke milis KopdarJakarta, mengajak teman-teman di milis tersebut untuk membentuk Blogger Emergency Respons Team. Blogger Emergency Respons Team ini diharapkan untuk men-support bencana-bencana yang memang sering terjadi di negeri ini. Disamping kekuatan blogger selama ini adalah dari sisi viral publishernya untuk sisi informasi lokasi bencana yang lebih aktual, aksi-aksi sosial selama ini yang sudah dikerjakan oleh teman-teman blogger bisa sebagian di berikan ke daerah-daerah bencana ataupun bahkan bisa dilanjutkan untuk membantu pada daerah bencana tersebut. Istilah Blogger Emergency Response Team ini kemudian berganti menjadi Blogger for Humanity, dan kemudian diganti lagi menjadi Blogger Peduli.

Kemudian tidak lama saya menemukan Ndorokakung menulis di plurknya tentang hal ini, yang akhirnya membuahkan beberapa ide, salah satunya membuat milis sebagai wadah komunikasi, dan membuat blog khusus untuk aksi ini. Blognya bisa diintip di sini. Di plurk tersebut pun saya berharap agar aksi ini dapat dimaksimalkan dan digaungkan secara nasional dengan melibatkan seluruh komunitas blogger di Indonesia ini, tidak hanya terkonsentrasi ke daerah-daerah tertentu saja. Terlibat dalam artian ambil bagian dalam prosesnya.

Blogger Peduli mengajak seluruh teman-teman blogger se-Indonesia turut berpartisipasi dan terlibat bersama-sama memikirkan bangsa dan negara kita yang sering terkena bencana. Tidak usah jauh-jauh sampai ke negara orang untuk melakukan aksi sosial, tapi benahi dulu di negara sendiri. Masih banyak saudara sebangsa dan setanah air yang menjadi korban bencana. Mereka juga sangat memerlukan pertolongan dan kasih sayang kita semua, mereka butuh perhatian dan bantuan agar mereka dapat melanjutkan hidup.

Seringkali berita bencana di negara sendiri “tertutupi” oleh berita di negara lain yang lebih dashyat, menyebabkan minimnya kabar tentang korban bencana dan mereka yang lebih membutuhkan bantuan. Mungkin pepatah yang cocok untuk ini adalah “semut di seberang lautan nampak jelas, gajah di pelupuk mata kasat mata“.
Di sini lah keterlibatan kita sebagai blogger, yang memegang kendali atas pemberitaan di dunia maya. Kalau bukan kita yang bergerak sekarang, siapa lagi?

blogger_peduli.jpg

Blogger Peduli adalah jaringan blogger dan komunitas blogger di Indonesia yang peduli pada isu-isu tentang bencana dan terutama penanganan korban bencana.
Kepedulian terhadap bencana sengaja menjadi fokus perhatian mengingat Indonesia adalah wilayah yang rawan bencana, seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi dan vulkanik, juga tsunami. Upaya pemerintah dipandang kurang memadai ketika menolong para korban. Blogger sebagai bagian dari masyarakat madani perlu ikut membantu meringankan penderitaan para korban bencana.
Blogger Peduli menyediakan berita dan informasi mengenai bencana di Indonesia melalui blog. Blog Blogger Peduli dikelola bersama oleh komunitas blogger di seluruh Indonesia. Gerakan ini juga terbuka terhadap semua bentuk bantuan dan kerja sama dengan pihak lain, termasuk pakar bencana yang hendak berbagi pengetahuan.
Blog Blogger Peduli menjadi sarana komunikasi dan berbagi antarsesama blogger maupun antara blogger dan masyarakat luas, serta dokumentasi isu dan kegiatan para blogger yang berkaitan dengan bencana.

Mau gabung dengan Blogger Peduli? Silakan subscribe di Milis Blogger Peduli.

Blogger peduli, pedulikah kamu?

Posting terkait:
Misi Pecas Ndahe
– Saatnya “Blogger Peduli”
Blogger Peduli, Jaringan Blogger Peduli Sesama
– Blogger Peduli

Kisah Sedih di Puskesmas Tambelan

Ada sesuatu yg bikin miris pagi ini :(

Sebelumnya saya nginfoin kalo di Puskesmas Tambelan itu ada UGD 24 jam-nya dan ruang rawat inap. Lumayan lah walau tidak selengkap rumah sakit.

Subuh tadi jam 2, masuk seorang ibu yg ingin melahirkan. Diterima di UGD. Dan didampingi oleh bidan dan beberapa perawat untuk membantu persalinan.

Sampai pagi tadi, anaknya belum lahir juga. Keluarga besarnya banyak yang datang.

Ternyata anaknya ga bisa keluar. Awalnya baru keluar kepalanya. Kemudian setengah badannya, lalu gak bisa lagi keluar. Sampai jam 8 pagi tadi keadaannya masih demikian. Bayinya besar, susah melewati jalur persalinan normal.

Dalam kasus seperti ini, harusnya dicaesar saja. Tapi apa daya, peralatan dan tenaga puskesmas tidak memadai :( jadilah ibu itu “dipaksa” melahirkan secara normal.

Jam 9 lewat 10 menit tadi, akhirnya bayi tersebut berhasil dilahirkan. Tetapi sudah terlambat, sang bayi sudah tak dapat diselamatkan lagi. Beratnya 5 kg.

Menurut staf puskesmas, hal ini sering terjadi, dan mereka harus merelakan kepergian anak2 yang tidak bisa ditolong :(

Di pulau seterpencil ini, di mana kapal hanya 2x sebulan dengan jarak tempuh 24 jam, tidak ada yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan sang bayi ;(
Mau dilarikan ke rumah sakit di Tanjung Pinang pun tidak bisa karena kendala transportasi.

Bagi mereka yang punya duit lebih, mungkin sebelum kelahiran akan bersiap2 melahirkan di Tanjung Pinang sana. Tapi bagi mereka yang duitnya pas-pasan, puskesmas lah yang menjadi harapan satu-satunya.

*sedih*

PTT (Pegawai Tidak Tetap) -part 2-

Sebelumnya saya minta maaf, blog jadi jarang terupdate hehehe.. Yah maklum, setelah menginjak lokasi PTT, ternyata sinyal yang ada hanya GSM saja. GPRS ada sih tapi kata orang Indosat masih numpang di jalur voice, jadi ya gak secepat di kota-kota besar gitu lho :P Blackberry-ku pun ngos-ngosan mencari sinyal sampai baterainya cepat panas. Yah untung lah saya memakai blackberry, jadi masih bisa terima email dan sedikit browsing kalau perlu, minimal Y!M lah hehehe.

Ok, saya lanjut cerita saya. Terakhir postingan saya tentang PTT ini, waktu hari pertama saya baru tiba di Tanjung Pinang – Bintan. Nah ini keesokan harinya, saya dan adik kelas saya, Ermyta, pergi ke Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau untuk melapor. Saya melapor untuk memberitahukan bahwa saya sudah tiba di propinsi tersebut untuk melaksanakan tugas PTT. Ternyata rombongan para dokter / dokter gigi PTT yang sama-sama bertugas di Kepulauan Riau hari itu sudah berangkat ke lokasi masing-masing. Dapat sedikit teguran hehehe :P

Setelah sedikit mendengar “ceramah” pegawai yang saya temui di Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau tersebut, saya pun dikasih surat pengantar untuk melapor ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan. Untungnya sih, kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan ini berada kota Tanjungpinang juga. Tidak seperti kantor Dinas Kesehatan kabupaten-kabupaten lainnya dalam propinsi Kepulauan Riau ini, harus menempuh sekian jam naik kapal untuk ke kantor dinas-nya. Misalnya kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun yang berada di kota Tanjung Balai, harus naik kapal ferry ke Tanjung Balai selama 4 jam.

Oh iya, sebelum meninggalkan kantor Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau, saya disuruh menandatangani NOTA KOSONG! Saya sempat terperangah, mengapa saya harus menandatangai nota kosong ini? Tapi saya malas cari masalah dan berdebat, ya sudah saya tandatangani saja. Bentuk nota kosong tersebut saya kenali, soalnya saya harus menandatangani nota yang serupa ketika saya menerima uang jalan + uang pengganti tiket pesawat dari Makassar ke Tanjung Pinang. Ketika saya cerita ke beberapa teman saya yang juga sedang PTT di Kepulauan Riau (tapi mereka mulai dari periode bulan Juli 2008, saya bulan September 2008), seharusnya saya menerima sejumlah uang lagi untuk transportasi ke kabupaten lokasi PTT saya. Wah, ada yang ga beres di sini *geleng2 kepala*

Kemudian saya pun ke kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, masih diantar oleh Ermyta. Di sana saya bertemu langsung dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Bpk. Puji, kemudian diarahkan untuk berurusan dengan bagian Biro Kepegawaian Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan. Saya kemudian menerima surat tugas yang menyatakan bahwa saya ditugaskan di Kecamatan Tambelan. Sebelumnya saya sudah mendengar sedikit isu-isu bahwa Tambelan itu adalah sebuah pulau yang sangat jauh dan sangat terpencil di Kabupaten Bintan, serta merupakan daerah kecamatan yang paling jauh dari Kabupaten Bintan. Alamak!

Masih di kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, di sana saya diminta untuk menyetor fotokopi rekening giro untuk kepentingan transfer gaji dan insentif yang akan saya terima mulai bulan depannya. Juga fotokopi ijazah Dokter Gigi, surat Sumpah Dokter Gigi, dan Transkrip Nilai, serta foto 3 x 4 sebanyak 2 lembar. Ketika mengurus, saya bertemu dengan salah satu pegawai Dinas yang bernama Rama Agustian. Ternyata dia merupakan salah satu dari staf Puskesmas Tambelan yang sedang tugas belajar di Tanjung Pinang. Dia langsung ngajak ngobrol banyak ketika mengetahui bahwa saya ditugaskan di Puskesmas Tambelan.

Dia lalu bercerita banyak mengenai Tambelan, dan memberikan informasi yang sangat lengkap (menurut saya) sebagai gambaran buat saya seperti apa di Tambelan itu. Terus terang mendengar nama Pulau Tambelan pun saya baru kali ini.

Beberapa informasi tentang Pulau Tambelan yang saya ketahui dari Rama, yaitu:
– Pulau Tambelan merupakan kecamatan yang paling jauh dan terpencil di Kabupaten Bintan.
– Jumlah penduduk di Kecamatan Tambelan hanya sekitar 4.000 jiwa.
– Penduduknya hidup tidak terpisah-pisah dalam kecamatan tersebut. Maksudnya, jarak antar rumah itu berdekatan satu sama lain.
– Letak pulau Tambelan sebenarnya lebih dekat dengan Kalimantan Barat. *huah*
– Transportasi ke pulau Tambelan hanya melalui jalur laut, alias naik kapal. Kapal yang ada pun bukan kapal seperti kapal Pelni, melainkan kapal perintis. Kapal perintis itu sejatinya adalah kapal barang yang dipakai untuk mengangkut orang hehehe.. Jadi bayangkan saja lah pasti tidurnya di dek tuh hehehehe.
– Jarak tempuh dari kota Tanjung Pinang ke pulau Tambelan dengan menggunakan kapal perintis, adalah 22 – 24 jam lamanya.
– Frekuensi kapal perintis ke / dari Tambelan, sekali dalam 12 hari. Maka dalam 1 (satu) bulan hanya 2 (dua) kali.
– Ada kapal penumpang yang ke / dari Tambelan, namanya KM. Gunung Bintan. Tapi lamanya 24 – 26 jam, dan hanya 1 (satu) bulan sekali.
– Di pulau Tambelan, listrik hanya hidup pada pukul 18.00 – 06.00 pada hari Senin – Sabtu. Kecuali hari Minggu, listrik 24 jam lamanya.
– Syukurnya…. Sudah ada sinyal di sana! Ada 2 (dua) BTS operator seluler di Tambelan, yaitu Telkomsel dan Indosat.

Waw! Keren! Hehehehe..

Di akhir pertemuan saya di kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan itu, saya diinformasikan bahwa saya akan berangkat dengan kapal perintis pada tanggal 10 September 2008, sebab kapalnya baru ada tanggal segitu. Dan waktu itu tgl 4 September 2008. Berarti, saya masih punya waktu 6 (enam) hari lagi di kota Tanjung Pinang. Hehehe..

PTT (Pegawai Tidak Tetap) -part 1-

Tunggu dulu, apa itu PTT? Hehehe pasti ga semua tau apa itu PTT. Bukan, bukan Push To Talk hehehe.. PTT itu adalah Pegawai Tidak Tetap.

Jadi begini, semua dokter / dokter gigi yang baru lulus itu biasanya pergi tugas ke daerah terpencil atau sangat terpencil di pelosok Indonesia. Dulu, PTT ini adalah hal wajib dilakukan oleh para dokter / dokter gigi agar bisa diberikan Surat Izin Praktek (SIP). Juga wajib dilakukan sebelum apply PNS atau mau sekolah lagi, atau ingin melamar menjadi dokter / dokter gigi di suatu instansi atau rumah sakit.

Sekarang?
Sekarang sudah lebih dimudahkan. PTT sudah bukan menjadi hal wajib bagi para dokter / dokter gigi baru lulus. Mereka sudah bisa buka praktek dengan syarat harus lulus tes kompetensi kedokteran / kedokteran gigi yang disahkan oleh Kolegium Kedokteran / Kedokteran Gigi Indonesia. Dan setelah lulus tes itu, sertifikat kelulusan tes tersebut merupakan salah satu syarat untuk mengurus Surat Tanda Registrasi Dokter / Dokter Gigi yang disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia. Setelah mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR) Dokter / Dokter Gigi, maka tiap dokter / dokter gigi sudah bisa mengurus Surat Izin Praktek (SIP) di bawah rekomendasi IDI atau PDGI setempat.
PTT tetap menjadi pilihan bagi mereka yang ingin menabung untuk membangun tempat praktek, atau bagi mereka yang ingin melanjutkan sekolah, maupun bagi mereka yang ingin menjadi PNS.

Oke oke, jadi kenapa saya ngalor ngidul tentang PTT ini? :D :D
Continue reading “PTT (Pegawai Tidak Tetap) -part 1-“

Lost in Bandung

Setelah beberapa hari di Bandung, saya punya satu kesimpulan mutlak. Jalur angkot di Bandung ribet sekali!!! *pingsan* eh betulan lho! Makanya ndak heran kalau banyak yang pake kendaraan pribadi di Bandung, entah pake mobil atau pake motor. Kayaknya ribet karena banyak jalan-jalan di Bandung yang searah, makanya angkotnya harus muter ke mana-mana dulu. Hhh.. kayaknya masih enak di Makassar angkotnya. Ketahuan jelas arahnya ke mana saja, dan kalau salah angkot tinggal ngambil jurusan sebaliknya. Kalau di Bandung dan salah angkot? Kamu harus pasrah sama keadaan dan bertanya kepada sesama penumpang, nekat turun dan coba ambil angkot lain, atau menelpon orang yang dikenal di Bandung.

IMG00659.jpg

Foto di atas diambil di atas angkot Caheum – Ciroyom, on the way dari RS Hasan Sadikin ke Dipati Ukur. Ya, angkot jurusan Caheum – Ciroyom lho *summon wesli* hehehe. Eh, perhatiin nggak, ternyata di kaca belakang itu ada mukanya Dede Yusuf haha :D saya nggak nyangka. Baru ngeh ketika upload foto ini ke sini.

Eniwei, masih ngomongin tentang transportasi umum di Bandung, hati-hati kalau naik taksi. Banyak yang suka argo tembak, alias ndak pake argo. Tarifnya di-“tembak” sekenanya saja, dan biasa malah lebih mahal daripada pake argo. Taksi-taksinya juga banyak yang ndak jelas. Cuma dua yang bisa direkomendasi dan menggunakan argo. Taksi blue bird dan taksi G R. Taksi Putra juga ada di sini sih tapi jarang ditemukan.

Kembali ke masalah angkot.
Ceritanya saya dari Dipati Ukur, mau ke Cisitu Indah no 8 (ya ya kantornya Qwords.com haha). Janjian ama Rendy untuk lihat kostan di daerah situ. Tapi pas waktu janjian, ternyata si Rendy harus ngider “jualan” dulu. Jaaah.. kepaksa saya harus improvisasi deh naik angkotnya hahahah.. Sama Rendy direkomendasiin untuk menelpon Yuli (kayaknya staff Qwords) untuk minta dipandu jalur angkot dari Dipati Ukur ke Cisitu.

Dan terjadilah percakapan sebagai berikut:
Dialing 02270417xxx..
“Halo?”
“Err, bisa bicara dengan mbak Yuli?”
“Iya saya sendiri.” Diujung sana terdengar heran.
“Saya Rara, temannya Rendy. Saya dikasih tau Rendy untuk nelpon mbak Yuli. Minta dipandu ke Qwords. Posisi saya sekarang di Dipati Ukur.”
“Oh, naik angkot Caheum Ciroyom, mbak.”
“Lalu?”
“Naik angkot itu sampai Sumur Bandung.”
“Hah? Semur?” gubrak, itu kan makanan hihihi.
“Sumur Bandung, mbak, bukan semur.
“Ah oke, kasih tau supirnya bilang Sumur Bandung dia tau kan?”
“Iya. Sampai Sumur Bandung, mbak turun ganti angkot warna ungu jurusan Cisitu.”
“Trus?”
“Trus nanti dibawa ke sini. Depan rumah warna orange.”
“Qwords itu sebelah kiri atau kanan jalan?”
“Ha?”
“Ngg.. never mind. Oke nanti kalau saya bingung di tengah jalan, saya nelpon lagi ke mbak Yuli yaa.. Makasih, mbak”
Call ended.

Dan saya pun naik angkot Caheum – Ciroyom sambil nanya “Sumur Bandung?” *dalam hati pengen bilang semur bandeng hahaha*. Setelah McD Dago, si supir nanya, “Sumur Bandungnya di mana, neng?”. Saya jawab aja tolong turunin di tempat ngambil angkot yang ke Cisitu. Ya udah akhirnya saya diturunin depan Kafe Halaman.
Tidak lama menunggu, ada angkot ungu dengan tulisan “Cisitu”, saya naik aja. Trus sms si Rendy, ngabarin kalau saya sudah naik angkot warna ungu arah Cisitu. Rendy ngingetin lagi, turunnya nanti depan pondok Orange. Ok deh!

Setelah 5 menit saya jadi ragu apakah saya mengambil angkot yang benar. Masalahnya kok saya berada di jalan Cihampelas? Nah lho! Saya perhatikan lagi, lho kok ada tulisan Cihampelas Walk alias CiWalk?? Waduh jangan2 saya salah! Akhirnya kirim sms lagi ke Rendy.
“Eh angkotnya emang lewat cihampelas ya? *bingung* tadi gw naiknya dari sumur bandung depan kafe halaman itu.”
“Salah naek, harusnya di depan cibiuk. Yg ke arah cisitu.”
“Wadow! Huaa pantes mbingungin. Trus gw harus ke mana neh??”
“Minta ma supirnya ntar di wastukencana, di switch ke yang kearah cisitu.”
“Wastu kencana, stdi?”
“Tanya ma supir.”

Ya ya ya. Wastu kencana, seems familiar. Untungnya beberapa waktu lalu, sempat berkelana dekat Novotel, jadi jalan itu agak familiar untukku. Saya turun saja di situ. Lalu kebingungan hahaha. Akhirnya nelpon lagi mbak Yuli di Qwords *ga enak ngrecokin Rendy via sms lagi* hehehehe.. Di telepon mbak Yuli menjelaskan lagi kalau saya naik lagi angkot ungu tapi di jalur sebelah kanan (angkot ungu yg dari cihampelas tadi masuknya ke jalur kiri), dan harus ingat, tanya pada supir “Cisitu?”. Heheheh..

Oke deh!
Singkat kata, akhirnya saya nyampe juga dengan selamat. Phew!

Ini sedikit trayek yang masih mampir dalam ingatan.

Dari Dipati Ukur ke RS Hasan Sadikin:
Naik Caheum – Ciroyom, yang ke arah simpang Dago. Langsung turun depan RS Hasan Sadikin.
Tips: kalau baru pertama kali, minta sama supir tolong turunin di situ hehe, pasti diingetin pas nyampe.

Dari Dipati Ukur ke CiWalk:
Naik Caheum – Ciroyom, turun depan CiWalk

Dari Dipati Ukur ke Dago:
Naik Caheum – Ciroyom ke arah simpang Dago, turun di Circle K, trus naik angkot Dago sesuai dengan keinginanmu, mau ke Dago Atas atau ke Dago Bawah.

Dari Dipati Ukur ke BIP:
Naik Caheum Ciroyom ke arah simpang Dago, turun di Circle K. Depan Circle K (jangan nyeberang), ambil angkot Dago ke arah kiri.

Dari Wastu Kencana ke BEC:
Naik Kalapa – Ledeng depan STDI.

Dari BEC ke BIP:
Nggak usah naik angkot :D tinggal jalan ke Gramedia depan BEC, jalan terus ke depan. Pas nemu jalan raya lagi, depannya itu sudah BIP. Hehehehe..

Yah segitu aja dulu deh :D :D hehehe..
Moga-moga saya bisa ingat jalur angkot lebih banyak lagi daripada ini :D

Pulang

Suka duka selama sepekan ke luar Makassar
Terima kasih untuk semuanya.. :)
Terima kasih atas bantuannya, traktiran-traktirannya, kumpul-kumpulnya, ketawa-ketawanya, nangis-nangisnya..


@jalan dipati ukur, dekat sekeloa timur

Sekarang saya pulang, dengan membawa masa depan dalam genggaman.
Masa depan yang berada di dipatiukur dan pasteur, pada sebuah kota batagor.
Oh iya, ada kartikasari juga salam genggaman hahah
:D

Makassar, here I come.
Kangen memuncak…
Urusan menbuncah…
*lap keringat*

Sent from my DentalBlogger® wireless device

Selamat Jalan, Pak Harto

pak hartoMenurut detik.com, pak Harto telah berpulang ke pangkuan-Nya pada jam 13.10 WIB hari ini, Minggu 27 Januari 2008.
*hormat mendalam*

Saya ingat, saya turut serta dalam demonstrasi akbar di bulan Mei 1998. Ikut long march dari kampus UNHAS hingga lapangan Karebosi dan ke kantor Gubernur sambil menikmati warna warni jaket almamater kampus-kampus se-Makassar menghiasi jalanan. Dan sepuluh tahun setelah beliau meninggalkan tahtanya, beliau meninggalkan dunia yang fana ini. Suka dan duka, bangga dan amarah, senang dan geram, campur aduk jadi satu bila mengingat masa-masa kejayaan beliau. Namun biarlah semua ini menjadi sejarah yang dapat mendewasakan bangsa kita. Semoga…

Selamat jalan, Pak Harto.
Namamu akan selalu dikenang oleh masyarakat Indonesia. Baik dan buruknya, dikenang selalu.