Angingmammiri, the 5th Birthday!

Tanggal 25 November merupakan tanggal bersejarah bagi Komunitas Blogger Makassar Angingmammiri. Tepat 5 tahun yang lalu, komunitas ini resmi menetapkan posisinya sebanding dengan komunitas-komunitas blogger regional pada jamannya. Dari tahun ke tahun, bulan ke bulan, menjadi lebih dewasa dan bertambah pengalaman dalam berbagai hal.

Untuk mencapai angka 5 (lima) tahun ini, bukanlah hal yang mudah. Segala macam suasana sudah dilewati. Mulai dari bahagia, euforia, hingga ke masa-masa suram dan vakum telah terlewati. Tetapi karena semangat teman-teman AM, kecintaan pada AM, dan jiwa kekeluargaan yang telah meresap di antara teman-teman, komunitas blogger makassar Angingmammiri masih mampu berdiri hingga detik ini. Dan saya.. sangat luar biasa bangga karenanya.

Angingmammiri terbentuk murni tanpa dukungan sponsorship dari company lain, tanpa publikasi jor-joran melalui media, tanpa dukungan orang terkenal maupun selebriti. Angingmammiri terbentuk murni karena semangat teman-teman blogger di Makassar yang ingin saling mengenal satu sama lain, yang ingin saling belajar antara para blogger. Bahkan bagi blogger Makassar yang tinggal di luar Indonesia, Angingmamiri merupakan “rumah online” yang dapat memuaskan rasa kangen pada kampung halaman.

Continue reading “Angingmammiri, the 5th Birthday!”

7 Tahun Blogfam!

BlogfamTanggal 6 Desember kemarin adalah hari ulang tahun Blogfam yang ke-7 tahun. Maaf teman-teman blogfammers, saya postingnya telat ya :D maklum akses internet ga ada di rumah, jadi harus ke tempat yang menyediakan free wifi terdekat :D

Anyway, BLOGFAM a.k.a Blogger Family. Komunitas ini merupakan komunitas blogger pertama yang saya kenal dan saya ikuti selama saya berkecimpung di dunia blogging.

Seperti tertera di statistik hasil capture di atas ini, saya bergabung di BLOGFAM sejak tanggal 15 April 2004. Saya ikut di forum ini karena sebuah banner yang bernama BLOGGER FAMILY (waktu itu bannernya masih yg warna biru, edisi pertama dari banner BLOGFAM) di blog Ganda, teman blog saya sejak tahun 2003. Hahaha #pengakuan saya jadi blogwalking ke tempat Ganda karena tulis postingan ini :D

Curious ama banner tersebut, saya klik dan join. Tapi saya lupa, apakah saya langsung perkenalan saat itu apa belum. Yang pasti, sejak perkenalan dan bersilaturahmi di dalam komunitas ini, saya merasa berada di keluarga sendiri. Kehangatan dan kekeluargaan di dalam komunitas ini sangat terasa, membuat saya benar-benar berada di rumah sendiri.

Continue reading “7 Tahun Blogfam!”

Selamat Ultah Angingmammiri yang ke-4!

Komunitas blogger Makassar Angingmammiri telah berumur 4 (empat) tahun. Tidak terasa, jika digambarkan dengan profil seorang anak, maka 4 tahun adalah umur di mana seorang anak sudah masuk sekolah. Sudah punya teman banyak, bermain di ruang publik lebih luas dan ramai, dan sudah mengenal dan dikenal di sekolahnya, baik oleh teman sekelas maupun guru-guru di sekolahnya.


foto-foto dirampok semena-mena dari daeng Ipul

Demikian juga harapan saya untuk komunitas ini. Saya berharap komunitas Angingmammiri ini, bisa makin tetap eksis di dunia online, mengenal dan dikenal oleh berbagai kalangan, dan terus menebarkan manfaat positif bagi masyarakat sekitar.

Continue reading “Selamat Ultah Angingmammiri yang ke-4!”

Pesta Blogger+ Makassar 2010

Ini adalah bagian kedua dari rangkaian acara roadshow Pesta Blogger+ 2010 di Makassar, dan sepertinya adalah bagian yang paling bikin stres panitia.

Masalah venue lagi-lagi membuat pusing tujuh keliling. Mencari tempat untuk menyelenggarakan suatu acara itu sudah pasti tidak semudah menjentikkan jari. Panitia lokal dari AngingMammiri sempat berpikir untuk membuat acara di tempat yang semi-outdoor. Kediaman saya selaku Chairwoman Pesta Blogger 2010 juga sempat diusulkan sebagai venue. Selain gazebo di samping rumah menawarkan suasana semi-outdoor yang cozy, rumah ini juga bersejarah untuk anak-anak AM.

Berbagai alternatif datang silih berganti, tapi akhirnya panitia memutuskan untuk memilih Dapur Makassar sebagai venue. Restoran yang baru dibuka ini bagus dan cukup nyaman untuk mengumpulkan kerumunan orang, harganya juga masih promosi. Semua yang murah memang bikin semangat!

Karena venue sudah beres, sekarang panitia tinggal memutuskan siapa saja yang mau diundang diskusi dan makan-makan. Bila melihat tren undangan roadshow PB tahun-tahun sebelumnya, biasanya hanya sedikit komunitas yang diundang. Itu pun biasanya anggota komunitas tuan rumah (dalam hal ini AM) dan komunitas turunannya, atau komunitas di mana anggota AM juga menjadi anggotanya. Nah, untuk menghindari kesan bahwa undangannya “Loe Lagi Loe Lagi”, panitia akhirnya memutuskan untuk mengundang semua komunitas online yang ada di Makassar. Hal ini tentunya sesuai dengan misi PB+ yang tahun ini juga ingin menggandeng teman-teman yang aktif di berbagai komunitas online yang lintas platform.

Undangan disampaikan ke berbagai komunitas, mulai dari komunitas pengguna media sosial seperti Facebook, Plurk, Koprol, 4SQ; hingga komunitas gadgeters (BB, iPhone, Android) dan OS-ers (Linux, Slackware). Tentu saja, panitia tak lupa mengundang komunitas minat seperti para FiksiMiniers, rekan-rekan penggemar fotografi, serta para pekerja sosial seperti Komunitas Pencinta Anak Jalanan. Tak ketinggalan komunitas Sehati, para blogger yang sudah lama tidak beredar di kopdar-kopdar, para budayawan dan budayawati, juga para partycrasher yang numpang lewat.

Setelah mengumpulkan sekian banyak komunitas ini, enaknya panitia membuat acara apa ya?

Di Makassar, ada yang namanya tudang sipulung. Dalam bahasa Bugis, tudang sipulung berarti “duduk bersama untuk bercakap-cakap dan berdiskusi”. Lalu, karena undangan mini PB berasal dari berbagai komunitas dan kalangan, bagaimana caranya supaya terjadi sebuah diskusi yang terarah?

Inilah sumber kepeningan kawan-kawan panitia selanjutnya: menentukan tema! Tentunya tema yang tidak asal dipilih, tetapi dekat dengan hati semua yang nantinya akan hadir di situ. Obrolan panjang dan mendalam antara teman-teman panitia akhirnya mengerucut pada dua ide tema, yaitu “Coin A Chance” dan “Makassar Tidak Kasar”.

Pertimbangan untuk mengangkat Coin A Chance adalah karena kampanye yang niatnya mulia ini kemungkinan sudah didengar oleh banyak yang akan hadir di acara Tudang Sipulung, jadi mungkin akan lebih mudah untuk dijadikan bahan diskusi.

Akan tetapi, Makassar Tidak Kasar merupakan isu yang juga sangat bagus. Selain isunya sangat relevan untuk para hadirin yang notabene adalah orang Makassar, kampanye ini juga dirasa sebagai pesan baik yang harus lebih banyak disebarkan. Melalui acara Tudang Sipulung ini, PB bersama teman-teman dari Makassar dapat membantu untuk menyebarkan gaung dan pesan gerakan MTK ke platform yang lebih besar.

Kebetulan pula, Aan Mansyur, sang pencetus MTK, juga menyambut baik. Menurut Daeng Aan Mansyur, gerakan MTK ini sempat masuk ke ‘zaman kelam’ dimana ia sempat putus asa apakah ide ini dapat berbuah hasil yang manis.

Melalui pertimbangan yang matang, akhirnya panitia memutuskan akan mengangkat tema Makassar Tidak Kasar. Pesannya yang sangat mengena dan relevan untuk teman-teman di Makassar menjadi alasan utama pemilihannya.

Hasilnya? Dapat dilihat sendiri di hari-H. Diskusi berjalan sangat lancar, mengalir, dan berapi-api. Sepertinya orang Makassar sangat senang diskusi yang ramai dan berpanjang-panjang.

Sharing pun berjalan dengan sangat baik dan muncul banyak momen yang menggugah dan menggetarkan hati. Salut untuk Iqko yang sudah menjadi penghubung antara setiap titik acara, sebagai host yang profesional. Salut untuk Daeng Aan Mansyur yang sudah mencetuskan sebuah kampanye yang begitu dekat di hati orang Makassar. Tak hanya mencetuskan ide saja, Aan juga membuat poin-poin kerja yang sangat faktual dan tepat sasaran; serta selalu berusaha untuk membiasakan orang untuk memutuskan sesuatu melalui pertimbangan yang disertai fakta kuantitatif dan kualitatif yang dapat dipertanggungjawabkan. Siapa bilang blogger dan anak-anak sosial tidak bisa ilmiah?

Acara berbagi cerita antar komunitas ini penuh dengan sharing yang menarik. Cerita tentang awal mula terbentuknya Kelompok Pencinta Anak Jalanan yang berangkat dari Facebook, menjadi salah satu contoh bagaimana hal baik masih dapat muncul dari Facebook, di tengah deraan pemberitaan negatif, dan berondongan berita sensasional mengenai fan page yang memecah belah kesatuan, serta implikasi yang tidak main-main dari munculnya sebaris status update.

Atau cerita tentang terbentuknya komunitas Slackers, para pengguna Slackware, yang akan nongkrong di mana saja, mengungsi ke sana sini bagai makhluk nomaden. Di mana ada secuil lantai kosong di situ mereka berada. Di lorong-lorong kampus atau di mana saja, mereka aktif membahas ide, membuat program, dan mengekspresikan diri.

Atau, sharing LV, sang monologer terkemuka Makassar, yang bercerita tentang pengalaman hidupnya sebagai ‘pendatang’, berjuang menemukan jati diri sebagai orang Makassar yang sungguh bisa bangga dan membuat bangga, baik dirinya sendiri maupun orang yang menjadi saksi perjalanan hidupnya.

Di balik kisah sukses mini Pesta Blogger+ Makassar, ada tim dari AngingMammiri, yang sudah pontang panting ke sana ke mari untuk menyiapkan segala sesuatunya agar acara berjalan lancar.

Tim ini sangat kompak dan solid, sangat tau karakteristik teman satu timnya, dan yang paling penting, memiliki kepercayaan terhadap cara kerja rekan-rekannya. Mereka semua bagaikan deretan pelari estafet yang bisa saling mengoper tongkat tanpa harus panik, bahkan tanpa harus melihat, semua berlandaskan pada komunikasi yang sudah dibangun kuat. Tim ini, dengan antusiasmenya dan dengan kreativitasnya menuai banyak pujian, bahkan dari EO profesional sekalipun.

Tapi, bukan berarti mereka tidak bertemu kesulitan. Masalah kecil seperti urusan penempatan spanduk dan backdrop sempat membuat panik. Hal ini mungkin terdengar sepele dan mudah, tetapi di acara kemarin, panitia diingatkan kembali bahwa hal sekecil ini pun bisa berdampak besar. Salah meletakkan bisa menyebabkan spanduk dan backdrop tidak terbaca, atau hilang. Hampir saja acara ini berjalan tanpa backdrop dan spanduk.

Sempat pula ada hal lebih mendasar yang sempat mengancam gagalnya acara. Ternyata panitia sempat ‘down’ sekali karena terhalang kesibukan kantor, karena mereka sekarang sudah bukan mahasiswa lagi. Waktu yang pendek dan tenaga yang kurang, siapa yang tidak khawatir?

Ditambah lagi dengan sedihnya panitia bahwa pada awalnya, yang datang berkumpul hanya segelintir orang. Panitia sempat bingung mau dibawa ke mana acara ini.

Tetapi itulah kehebatannya, walau dengan sedikit orang, mereka bisa memilih orang yang benar-benar tepat untuk pekerjaannya. Selain itu mereka juga harus berani mengambil keputusan ‘menyimpan tenaga’, dan akhirnya ‘mengistirahatkan’ Iqko, sehingga ia tidak banyak membantu persiapan, dan lebih banyak siaga sebagai MC dan pengarah acara di hari-H.

Pengorbanan ini berbuah manis, karena Iqko pun muncul di Hari H, fresh dan mampu cuap-cuap 1 x 24 jam betulan! Bicara sebanyak itu, tanpa minum karena puasa, tanpa duduk karena harus mengitari seluruh area restoran supaya semua komunitas kebagian mic, selalu ceria walau sudah bercucuran keringat dan suara serak, selalu berkepala dingin menjadi moderator diskusi ketika panas hati sudah mulai memuncak, semuanya dilakukan tanpa masalah berarti.

Salut buat teman-teman AM! Terima kasih kepada semuanya yang sudah turun tangan di hari yang sibuk ini (kalau semua disebutkan di sini, sepertinya postingan ini tidak akan selesai-selesai haha). Terima kasih atas hari yang tak terlupakan. Sampai bertemu di pesta Blogger+ 2010 di Jakarta ya!

SOLO: Sharing Online Lan Offline (Day 1)

SOLO, Sharing Online Lan OfflineWeekend kemarin saya menyempatkan diri ke Solo. Kalau di TripIt, Solo dinamakan sebagai Surakarta. Ya, kota yang dikenal luas dengan nama Solo ini, sebenarnya nama aslinya adalah kota Surakarta. Di Indonesia, Surakarta merupakan kota peringkat kesepuluh terbesar (setelah Yogyakarta). Sisi timur kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam salah satu lagu keroncong, Bengawan Solo.

Lalu ngapain saya ke Solo? Jadi begini, tanggal 5-6 Juni 2010 kemarin, komunitas blogger Bengawan Solo mengadakan acara yang bertajuk SOLO: Sharing Online Lan Offline. Acara ini merupakan ajang pertemuan blogger dan pengguna aktif teknologi informatika dengan masyarakat luas yang membutuhkan teknologi serupa untuk meningkatkan kualitas hidup bersama. Banyak kelompok perajin dan masyarakat yang sejatinya bisa lebih cepat mengembangkan diri, usaha dan komunitasnya dengan menggunakan internet, namun masih terkendala banyak sebab. Melalui diskusi-diskusi di forum Sharing Online Lan Offline inilah, banyak pihak diharapkan bisa saling menginspirasi.

Saya tiba di Solo jam 3 subuh, hari Sabtu, tanggal 5 Juni 2010. Di subuh itu, kota Solo masih sepi. Kendaraan yang saya tumpangi membelah jalan Slamet Riyadi, mencari Graha Solo Raya yang akan menjadi tempat dilaksanakannya acara SOLO: Sharing Online Lan Offline ini. Setelah menandai letak Graha Solo Raya, saya dan rombongan pun mencari tempat untuk sekedar meletakkan kepala dan tubuh yang telah duduk di atas kendaraan selama 12 jam lamanya ini.

Continue reading “SOLO: Sharing Online Lan Offline (Day 1)”

Tugas Baru, Beban Baru

Banner di sebelah adalah banner buatan Rony Lantip. Banner tersebut dibuat oleh Lantip untuk menyuarakan agar saya menjabat sebagai Chairperson Pesta Blogger 2010. Serius, sebenarnya saya tidak berharap, sekalipun malah tidak pernah bermimpi untuk menduduki jabatan paling berbahaya di dunia perbloggingan Indonesia. Kenapa jabatan paling berbahaya? Karena jabatan ini perlu dedikasi tinggi, tanggungjawab yang sangat berat, beban yang sangat berat, dan komitmen yang tinggi. Dan jujur saja, saya tidak percaya diri bisa mengemban amanah yang sungguh besar ini.

Lah, trus kenapa akhirnya mau?

Continue reading “Tugas Baru, Beban Baru”

Cerita Koin Untuk Prita

Oke lagi-lagi ini cerita lama hahah.. Lagi-lagi ter-pending untuk diposting karena kesibukan. *ah-lesyan!*

Ini cerita pada saat mbak Prita Mulyasari masih bermasalah dengan RS Omni Internasional, dan disuruh membayar sejumlah uang ganti rugi. Jumlahnya pokoknya bisa dipake untuk beli 1 (satu) rumah tinggal deh, atau mobil -_-”


banner Komunitas Blogger Makassar Angingmammiri untuk Koin Keadilan

Continue reading “Cerita Koin Untuk Prita”

Pesta Blogger 2009: Sebuah Catatan Telat :D

pb2009Postingan yang basi banget. Jelas itu. Tapi sudahlah, ketika diniatkan untuk ditulis, perlu ditulis.

Sesuai dengan usul Tuteh di di postingan sebelumnya, baiklah saya akan mulai posting dari Pesta Blogger 2009. ^_^v

Pesta Blogger. Dengan tahun ini, sudah 3 (tiga) kali saya mengikuti event nasional dunia perbloggeran ini. Yang pertama, tahun 2007, diadakan di Blitz Megaplex. Yang kedua, tahun 2008, diadakan di gedung-yang-saya-lupa-namanya, somewhere di jalan MH Thamrin – Jakarta. Yang ketiga, ya tahun ini, di gedung SMESCO, Pancoran (ya, lagi-lagi di Jakarta :D).

Dua pesta blogger yang telah saya ikuti, saya sama sekali tidak menulis di blog. Waktu pesta blogger yang pertama, soalnya setelah menghadiri PB 2007, saya dan teman-teman Angingmammiri langsung balik ke Makassar dan konsentrasi untuk persiapan ultah Angingmammiri yang pertama, pada tanggal 25 November.
Waktu pesta blogger yang kedua, mood itu keburu menurun drastis oleh beberapa hal, yang sebenarnya nggak penting banget deh hehehehe…
Maka untuk pesta blogger yang ketiga, nulis aahh hihihihi…

Saya datang telat di gedung SMESCO. Hampir jam 11 siang, padahal acara di jadwal *katanya* mulai jam 10. Ketika tiba, ternyata sudah ada diskusi komunitas (?) di atas panggung. Enggak ngerti juga kenapa menurut postingan di web Pesta Blogger, sesi di awal acara tersebut namanya “diskusi komunitas”. Yang bikin saya agak bingung dan gak ngerti, soalnya ada ibu Prita Mulyasari juga di sela-sela orang-orang yang tampil di atas. Hehehe..

DSC_0372

Continue reading “Pesta Blogger 2009: Sebuah Catatan Telat :D”