Pulang kampung ke Makassar tiap akhir tahun, menghabiskan waktu di sana minimal 1 minggu untuk merayakan Natal dan Tahun Baru, berkumpul bersama keluarga, kopdar ama teman-teman Angingmammiri, jalan-jalan ama keponakan-keponakan, hingga reuni ama teman-teman kuliah dulu. Dan tentunya, kudu wisata kuliner hahaha :P
Tapi akhir tahun ini sedikit berbeda. Berhubung tahun ini udah kebanyakan cuti karena jalan-jalan (hihihi), jadi saya merayu nyokap untuk datang ke Jakarta saja. Supaya saya masih bisa kerja sambil tetap merayakan Natal bareng nyokap. Dan gayung bersambut, nyokap pun menyetujui, dan rencananya minggu ini nyokap dan keponakanku yg centil, Eunice, akan datang ke Jakarta, dan akan menghabiskan waktu selama 3 minggu di sini. Horeee!!!!
Sekarang saya sedang menyusun rencana, kira-kira apa saja yang akan dilakukan selama mereka ada di Jakarta. Ngecek-ngecek promo yang ada, kali-kali aja banyak promo akhir tahun yang cocok. Ada teman yang menginfokan kalau Telkomsel sedang banyak-banyaknya program promo untuk akhir tahun ini. Ketika saya cek, wuih ternyata banyak! Wait.., cek poin dulu.. ketik POIN dan kirim sms ke 777. Hmm..
Konser Ulang Tahun Langit MusiK adalah sebuah perhelatan musik persembahan dari TELKOMSEL LANGIT MUSIK bersama para musisi INDONESIA yang tergabung didalamnya sebagai bentuk apresiasi kepada para penggemarnya karena telah membeli lagu original mereka secara legal melalui LANGIT MUSIK.
Konser ini dikemas secara eksklusif; terbatas hanya untuk orang-orang yang benar-benar mau mendukung Musik Indonesia secara legal melalui mekanisme pendaftaran yang dibuat sedemikan rupa untuk bisa mendapatkan undangan/INVITATION ke acara ini. Mungkin bisa dikatakan sebagai sebuah PRIVATE PARTY bagi para pendukung perkembangan musik INDONESIA. Dan di sini, para pemegang invitation akan disuguhi penampilan spesial dari para musisi pilihan dan juga suasana yang ekslusif mulai dari free 1st drink, tempat makan hingga life style.
Namun yang membuat Konser Ulang Tahun Langit Musik ini menjadi berbeda adalah akan dimulainya sebuah gerakan baru untuk musik Indonesia bernama “My Expression of Music”. Sebuah gerakan yang mengajak semua pengunjung untuk menjadi “pembawa perubahan / agent of change”. Sebuah gerakan yang kemudian bisa menyebar ke semua penikmat dan pecinta musik untuk mengapresiasi karya musisi kesayangannya secara jujur demi kelangsungan musik Indonesia. Dan gerakan ini akan dimulai tepat pukul 22:00 melalui sesuatu bernama “Moment for My Music”. Sebuah moment yang benar-benar bergantung pada kemauan dari semua pengunjung untuk secara nyata mendukung musik Indonesia.
Pada akhirnya, LANGIT MUSIK melalui KONSER ULANG TAHUN ini ingin memberikan kebanggaan kepada semua orang karena telah mengekspresikan kecintaannya terhadap musik Indonesia jujur, salah satunya dengan mendukung pembelian lagu secara legal.
Tempat: Epicentrum Walk – Kawasan Rasuna Epicentrum, Kuningan
Tanggal: 19 Maret 2011
Pengisi Acara:
DJ Jaqueline | DJ Tiara Eve | Music For Sale | Self | Di-da | Andre Harihandoyo and Sonic People | TauruZ | TOR | The Milo | Drew | Ray d’Sky | Bottlesmoker | Last Child | Tika and Dissidents | The Banery | The Trees and The Wild | White Shoes and The Couples Company | Endah N Rhesa | Pure Saturday | RAN | Calvin Jeremy
Informasi cara mendapatkan ACCESS CARD:
http://www.facebook.com/note.php?note_id=137983526268369
It is the end of February, and I didn’t write anything yet :D
Sebenarnya bulan ini merupakan bulan yang lumayan sibuk (baca: sok sibuk). Banyak kerjaan di tempat baru, banyak kopdar dan hal-hal yang tercerahkan pada 3/4 malam haha *summon peserta kopdar*. Anyway, I kinda enjoyed my February :P
Danbo
Di awal bulan ini saya kenalan dengan Danbo. This little guy is very cute, dan paling oke buat jadi objek foto :D
Danbo berasal dari kata “dan-board”, merupakan salah satu karakter komik di Yotsuba, kemudian menjadi icon Amazon jepang.
Pelabuhan Sunda Kelapa dan Ancol
Kemudian saya menyempatkan diri untuk berjalan-jalan ke Pelabuhan Sunda Kelapa. Saya bersama teman-teman pencinta foto-foto lainnya menyusuri Pelabuhan Sunda Kelapa ini. Pertama kali ke sini, ke pelabuhan yang terkenal sebagai pintu masuk perdagangan di Indonesia pada jaman Belanda dulu. Kesan saya, suasana di sini sangat persis dengan pelabuhan Paotere di Makassar.
Kami pun menyewa sebuah sampan yang dapat mengantarkan kami berkeliling di antara kapal-kapal yang sedang “parkir” di dermaga. Dengan Rp 30.000,-, cukuplah sekitar 30 menit menyusuri laut di sekitar Pelabuhan Sunda Kelapa, dengan sedikit deg-degan karena sampan kami berisi 8 orang :D Selain itu, pada takut kalau-kalau tercebur, yang mau diselamatkan, kamera atau diri sendiri? Hahaha :D
Karena mendung, gagal memotret sunset di Pelabuhan Sunda Kelapa. Akhirnya kami bergerak ke Ancol untuk memotret suasana menjelang malam di Ancol. Untungnya saya bawa tripod.
Kopdar
Bulan ini saya sangat sering bertemu dengan teman-teman dari Angingmammiri chapter Jakarta. Entah hanya membahas soal Nawala *lirik Piwing*, atau hanya sekedar menarik suara bersama-sama, atau menghabiskan malam bersama-sama dan pulang ke rumah setelah matahari bangun.
Yang pasti, ada suatu kebersamaan dan canda tawa di dalamnya, dan jujur.. hal-hal ini yang saya rindukan setelah saya setahun di Jakarta. Canda tawa yang didulang di kopdar-kopdar AM di Jakarta ini dapat menghibur di sela-sela kesibukan bekerja di ibukota. Hehehe.. Dan mengingatkanku kembali pada kegilaan-kegilaan ngurusin Angingmammiri di Makassar dulu. Uffftt,, miss you guys!! :(
Catatan untuk kopdar-kopdar yang sering terjadi akhir-akhir ini: “pencerahan dan kecerdasan sering muncul pada saat tiga perempat malam.” Hahahaha.. *lirik sana-sini*
Jadi, apa yang kamu lakukan di bulan Februari ini? Menyenangkan kah? Suram kah? :)
Biasanya foto sunset itu dilengkapi dengan nuansa alam, misalnya pantai, rerumputan, alang-alang, dll dsb. Tetapi di kota Jakarta yang tanahnya hampir tidak terlihat lagi, sejauh mata memandang hanya gedung-gedung pencakar langit yang terlihat.
Di suatu sore yang melelahkan, setelah mengikuti sebuah kursus fotografi di salah satu gedung di Jakarta, tampak suasana sunset yang indah. Saya segera mengambil kamera jadul, si Nikon D40 saya, dan mengabadikan sunset dengan nuansa gedung-gedung tinggi ini.