art project ‘PICNIC KIT’ @ruangrupa

INVITATION

PICNIC KIT Invitation

Apa saja yang ingin kamu kerjakan ketika hari libur datang? Bagaimana orang Jakarta melewatkan waktu liburnya? Kemanakah kamu pergi saat mendapatkan hari libur? Dan apakah hari libur kamu kini semakin membosankan?

Pertanyaan-pertanyaan diatas adalah salah sekian diantara banyak pertanyaan lain yang mengawali project seni ini. Dalam project ini, ruangrupa mencoba mengangkat narasi-narasi kecil tentang bagaimana orang Jakarta mengkonsumsi waktu liburnya dan untuk melihat bagaimana individu (dalam hal ini seniman) sebagai subyek bereaksi terhadap model liburan di Jakarta dan bagaimana sistem ini dapat mempengaruhi perilaku dalam level individu.

ruangrupa presents art project about holiday in the city of Jakarta

PICNIC KIT

PEMBUKAAN / OPENING : Sabtu / 23 September 2006 / 19.00
We will serve your holiday pleasure with a chill room provided by The Ruru Corps.

PAMERAN / EXHIBITION : 24 – 30 September 2006 / 11.00 – 19.00
di
r u a n g r u p a
Jl. Tebet Timur Dalam Raya No. 6.
Jakarta Selatan
.

ARTISTS :
Ari Dina K (video artist / Jakarta)
Sebastian Friedman (photographer / Buenos Aires, Argentina)
Irayani Queencyputri (writer / Makassar)

Dari hanya untuk melewatkan waktu luang, hari libur menciptakan banyak tempat hiburan, rekreasi dan pusat perbelanjaan. Semuanya didukung oleh kurangnya ruang publik sebagai hiburan gratis. Di akhir pekan, sebagian penduduk Jakarta pindah ke luar kota, sebagian berlibur dengan berbelanja, atau mungkin hanya diam di rumah. Tiga peserta proyek seni ini mencoba melihat kembali hubungan individu dengan model liburan di Jakarta, dan sistem kota yang mempengaruhinya. Mereka merekam suasana liburan dalam foto, menciptakan permainan monopoli baru, menyusun buku panduan liburan, kartupos oleh-oleh sebagai bukti bahwa Anda pernah melewatkan liburan di Jakarta, serta seperangkat picnic kit agar Anda bisa berlibur kapan saja dan dimana saja…

First, it’s only about to spend the free time, than holiday creates many entertainment places, recreation and shopping center. This supported by the lack of public space to facilitate a free holiday places. At the weekend, many people from Jakarta take a trip to other cities, some of them having a vacation by shopping, or maybe just stay at home. These three artists in this art project is trying to make a review about the individual relation with the mode of holiday in Jakarta, and how the city structure get involved with this. They recorded a holiday atmosphere in photographs, created a new monopoly game, arrange a guide book for holiday, postcards as a souvenir to convinced that you’ve been spend your holiday in Jakarta, and a set of picnic kit, so that you can do your own holiday anytime and anywhere….

supported by:

RAIN – ARTISTS’ INITIATIVES NETWORK
HIVOS
r u a n g r u p a
Jl. Tebet Timur Dalam Raya No. 6.
Jakarta Selatan. T/F: (021) 8304220
info@ruangrupa.org / www.ruangrupa.org

BE THERE! Okay? ;)

Lomba Resensi “Ortu Kenapa, Sih?”

Ingat sampul buku ini? ;;)
sampul-TWOKS
Yup, you’re right! Buku “Teen World: ORTU Kenapa, Sih?” oleh para blogger (termasuk diriku :P), dari Penerbit CINTA dan forum Blogfam.
Sudah punya kah kalian? :D

Nah sudah sejak tanggal 1 Agustus kemarin, diumumin bahwa forum Blogfam mengadakan lomba resensi buku “Teen World: ORTU Kenapa, Sih?” ini. Dan bukan hanya anggota forum Blogfam aja yang bisa ikutan, tetapi lomba ini untuk semuanya!

It’s worth untuk ikutan lho! Tinggal beberapa hari lagi, so buruan untuk ndaftar! Sekarang juga!

Belum punya? Daftar aja dulu sekarang, setelah itu langsung melesat ke Gramedia untk beli. Pasti ada kok :)
Di Gramedia, kalau ga nemu bisa nyari via komputernya. Pasti ada :D

Berikut informasi pentingnya..

Syarat peserta dan mekanisme pendaftaran:
1. Peserta adalah blogger (memiliki blog) dan memuat resensinya di blog masing-masing.
2. Memuat cover buku OKS di blog masing-masing.
3. Mendaftarkan diri dengan cara mengirimkan notifikasi dan konfirmasi alamat blog ke alamat panitia, lombablogfam@gmail.com.
4. Memasang banner peserta lomba di blog masing-masing selama lomba berlangsung. Banner peserta (bisa dipilih salah satu dari opsi dibawah ini), silakan di-copy-paste:
Lomba Blogfam HUT Kemerdekaan RI ke 61

ATAU

Lomba Blogfam HUT Kemerdekaan RI ke 61

Format Resensi
1.Naskah resensi mencakup:
a. Judul
b. Editor
c. Penerbit

2. Cover buku OKS.
Cover buku OKS dapat di-copy paste dari http://preview-teenworld.blogspot.com

3. Panjang naskah maksimal 700 kata

Waktu Lomba:
1. Sosialisasi dan Pendaftaran : 1 s/d 15 Agustus 2006 (masih ada waktu!!)
2. Pelaksanaan : 16 s/d 17 Agustus 2006 (pemasangan karya di blog masing-masing)
3. Polling : 18 s/d 25 Agustus 2006
4. Penjurian : 21 – 25 Agustus 2006
5. Pengumuman : 28 Agustus 2006

Kriteria penjurian
Hal-hal yang dinilai oleh juri adalah:
1. Relevansi resensi dengan isi buku
2. Keseimbangan dalam menilai isi buku.
3. Gaya bahasa dan keunikan lainnya.

4. Sebagai referensi bisa lihat link berikut ini:
Kiat Membuat Resensi:
http://flpjepang.com/?p=77
http://imponk.wordpress.com/2005/12/09/kiat-menulis-resensi-buku/#more-4

Link Blog Resensi Buku:
http://perca.blogdrive.com
http://bukuygkubaca.blogspot.com

Hadiah Pemenang:

Pemenang Pertama :
Paket Buku Eksklusif dari Penerbit Cinta (@ Rp 50 ribu) + Hadiah Buku “Resep Cespleng Menulis Buku Bestseller” + CD AFI + Hadiah Buku “8 ETOS KERJA PROFESIONAL, NAVIGATOR ANDA MENUJU SUKSES” + Banner Eksklusif Pemenang

Pemenang Kedua :
Paket Buku Eksklusif dari Penerbit Cinta (@ Rp 50 ribu) + Hadiah Buku “Resep Cespleng Menulis Buku Bestseller” + CD AFI + Banner Eksklusif Pemenang

Pemenang Ketiga :
Paket Buku Eksklusif dari Penerbit Cinta + Hadiah Buku “8 ETOS KERJA PROFESIONAL, NAVIGATOR ANDA MENUJU SUKSES + Banner Eksklusif Pemenang

Pemenang Favorit
– Pilihan Penulis OKS : Paket Buku Eksklusif dari Penerbit Cinta + Banner Eksklusif Pemenang
– Pilihan Pembaca Blogfam : Paket Buku Eksklusif dari Penerbit Cinta + Banner Eksklusif Pemenang

Juri Lomba Resensi OKS:
Primadonna Angela, Anggota Blogfam, Penulis Novel
Mamat, Anggota Blogfam dan redaksi majalah online bz!
Syafrina Siregar, Anggota Blogfam, Penulis Novel

Nah, tunggu apa lagi!
Buruan.. daftar sekarang! :D

Nasib..

Pagi hari..
“Hey, bangun.. bangun. Dengarin tuh alarm di ponselmu sudah bunyi. Berat nih, semalaman kamu di atasku.. Wah jangan ngorok lagi dong, ayo bangun! Duh, sebentar bajuku mesti diganti, ilermu ke mana-mana nih!”

Siang hari..
“Wah sepi juga ya, jadi kangen harum rambutnya sih. Dia pake shampoo apa ya? Tapi kalau ingat sama ilernya… Wah iya.. Ya ampun… IIIHH.. DIA LUPA GANTI BAJUKU!!!”

Sore hari..
“Wah temanmu datang lagi ya, Ra! Rame ya mereka, menggosip terus. Tapi satu hal nih.. Aduh, Ra. Kasih tau sama temanmu dong, buat kepala jangan buat yang di bawah dong. Nggak enak nih suasananya. Bisa-bisa kan..”

Malam hari…
“Hey, kita ketemu lagi! Tapi.. YA AMPUN BAJUKU BELUM DIGANTI!! Masih ada bau ilermu kemarin malam nih.. Hhh nasib nasib jadi bantal kepala…”

—–
Pernah diposting di milis Writerstavern

Reena dan Aan, After On the SMS -End

Yah Dodi, it’s your gift again! Hehehe bukan karena permintaan Dodineh, tapi karena emang ceritanya dah habis, tamat, sampai di sini. OK?
——
2 hari setelah komunikasi Reena dan Aan melalui SMS.
Foto-foto Reena dan Aan berserakan di lantai kamar Reena.
Kembali airmata mengalir di pipi Reena. Setelah beberapa waktu dapat memulihkan perasaan Reena terhadap Aan, semuanya seperti film yang diputarkan kembali.
Reena mengambil ponselnya. Menekan menu contact, menekan pilihan “Aan HP”.
Reena menunggu sejenak, tersambung.
Nada panggil 3 kali, diikuti oleh suara seorang lelaki yang sangat dikenalnya.
“Halo, Na. What’s up? Tumben nelpon siang-siang..,” sapa Aan di ujung sana.
“An..,” ucap Reena serak. Menahan tangis.
“Na, are you okay?” Aan mulai panik.
“An, I still love you too..”-klik-
Reena mematikan ponselnya. Off.
Speaker kecil di sudut kamar Reena masih berbunyi… “…You just call out my name.. And you know wherever I am.. I’ll come runnin’.. To see you again.. Winter, spring, summer or fall.. All you have to do is call.. And I’ll be there…”
——
Catatan redaksi: Akhirnya selesai juga. Tolong comment-nya ya.. Menurut gw kayaknya ending-nya garing deh, gimana? Keseluruhan cerita gimana? Tolong yaaaaa… :)

Reena dan Aan, On the SMS

Cerita ini masih berlanjut loh, jangan salah :) Nah silakan dibaca ya…
——
4 tahun setelah perpisahan Reena dan Aan.
Reena menggerakkan mouse-nya ke atas tombol send.
-klik-
Ia baru saja mengisi sebuah bulletin board di salah satu situs pertemanan yang sangat nge-trendakhir-akhir ini. Tentang masa lalu.
20 menit kemudian ada telepon masuk. Reena bergegas mengambil ponselnya. Tertulis di layar ponsel: “Aan HP”. Lalu mati. Ternyata hanya miscall.
1 menit kemudian masuk sebuah sms. “Oi.. Online ngga? He3x lg ngapain loe? Pst lg ngelamun.. Hehe tau bgt deh gw? Isi bulletin kok gt?”
Wah Aan! Hah? Dia notice? Reena membatin.
Tangannya dengan lincah mengetik balasan “Lagi demam nih. Ya kenapa dengan buletin-nya? Hehehe biasa aja kok. Oh iya gw udah off nih.”
Dibalas. “Demam kangen ya? Itu loh under the title masa laluku. Ya udah klo gt gw mo cbt dr warnet..”
“Lho memangnya ada apa kok tergelitik meng-sms-ku? Berasa ada hubungannya ya? Hehehe.” Reena tersenyum pada ponselnya sambil membalas sms Aan.
Aan membalas. “Hehehe just curious, want 2 know if in that specific year, i was in it or not. Yeah, the best year but don’t know why it went wrong. Ya udah cepat sembuh ya say.”
Reena segera menekan pilihan reply. “Ya, tentang kamu. Saya masih inget banget. Apalagi saat itu adalah 2 hari setelah kita 2 tahun jadian. Pasti nggak tau kan? You are the best thing I ever had. But cannot now.”
2 menit kemudian ponsel Reena baru berbunyi lagi.
Another sms. Masih dari Aan. “Maaf, Na. Kamu tau saya ga pernah mau boong terhadap orang yang gw sayang. Di tahun itu saya ngerasa kt ga bisa lanjut, bukan krn apa-apa. Dan gw ga mau jalanin hub dgn pura2. Gw hrs jujur dgn perasaan gw dan hrs jujur thd loe. Mknya gw ajak loe ngomong baik2. Gw ngerti perasaan loe, krn mungkin skrg gw kena karma atas perbuatan2 gw dulu. Forgiven not forgotten.”
Reena segera membalas lagi. “Remember when i must go back because of my family? Gw sempat takut ama masa depan hubungan kita. Dan itu benar-benar terjadi! Dont worry you’ve forgiven. You’re always the best I ever had. As I’ve told u. An, forgiven always not forgotten, that’s true. Memories never off from a person, unless gw kena amnesia. It was really hurt, but with time and effort, the pain healed. It works.”
“Speechless deh gue. Yg gw tau kt coba utk make this relationship work, walaupun ada rintangan, tp yah itu gw ga bs boong sama loe, berada jauh dr org yg gw sayang sgt sulit, gw tnyata gak bs berhub jauh, gw pcaya dgn kedekatan, jarak bg gw adalah kutukan. Sama yg akhirnya gw alamin dgn Nora, mantan gw yg cm bertahan 6 bln, krn jarak jauh jg. Gw skali lg minta maaf , akhirnya gw tau perasaan loe dl, btp sakitnya ditinggal org yg sgt kt cintai, tp kasusnya beda. She betrayed me. Thanks 4 ur love, gw msh sayang kamu.”
Reena tidak dapat membalas lagi. Wordless, kehilangan kata-kata. “An, tahukah kamu kalau gw juga masih sayang sama kamu? Jarak membuat semuanya jadi nggak mungkin lagi,” batin Reena sedih.
Reena menaruh ponselnya di samping mouse-nya. Dimatikan.
——
Catatan redaksi: Still need your comments!! Hehehe.. Eh belum berakhir loh!

Reena dan Aan, After On the Phone

So, gw lanjutin yah. Buat yang baru pertama kali datang ke blog gw, posting hari ini adalah lanjutan dari posting “On the Phone” dan “Reena and Aan, Before On the Phone“.
——
Setahun setelah percakapan di telepon.
Aan pulang. Aan menelpon Reena.
“Na, ada waktu nggak lusa? Kita jalan yuk. Banyak yang mau dibicarakan nih.”
“Boleh, An. Mau ke mana? Sama. Banyak yang saya mau omongin.”

Lusa.
“Na, saya ngajak kamu ke sini. Mau bilang bahwa…”
“Bahwa kita udah nggak bisa terus lagi,” potong Reena cepat.
“Iya,” ucap Aan. Tangannya memainkan tulang-tulang ayam di hadapannya. Mereka usai makan siang di salah satu resto fast food yang terkenal dengan fried chicken-nya.
Hening sejenak.
“An, temenin saya ya bentar malam ke Pembimbing Akademik saya yah. Mau tandatangan KRS nih. Nggak pa pa kan?”
“Oke. Na, kamu nggak pa pa kan?”
“Nggak kok.” Reena mengenakan topeng tersenyum. Menangis dalam hati.
“Jalan yuk, An,” ajak Reena ringan.
Aan menatap Reena heran.
“Mulai hari ini kita kembali menjadi sahabat baik lagi. Boleh kah?” tanya Aan hati-hati.
“Oke! Yuk..” jawab Reena.
“Tunggu, Na!” Aan meraih tangan Reena. Membawa Reena masuk dalam pelukannya. Aan memeluk Reena erat.
“An, jangan gini dong. Risih, malu dilihat orang.” Reena berusaha melepaskan diri. Selain risih, ia nggak mau Aan mengetahui kesedihannya.
“Sebentar aja, Na.” Aan makin mendekap tubuh mungil Reena.
“Iya.” Mata Reena mulai basah.
“You just call out my name/And you know wherever I am/I’ll come runnin’/To see you again/Winter, spring, summer or fall/All you have to do is call/And I’ll be there/You’ve got a friend…” Aan menyanyikan sebait lagu lama dari Roberta Flack dan Donny Hathaway.
Reena terisak.
——
Catatan redaksi: Hayo comment-nya hehehe

Reena and Aan, Before On the Phone

Atas permintaan Dodi sableng gw kasih hadiah deh ceritain history-nya sepasang insan yang ada di postingan gw sebelumnya. :D
——
“Apa, An? Ngomong aja,” jawab Reena sambil mencet-mencet keypad ponsel. Melakukan komunikasi irit yang paling sering dilakukan oleh anak muda bila punya ponsel. SMS.
“Serius nih, jangan sms-an dulu dong, please.”
“Iya deh, apa?”
“Na, mau nggak kamu jadi pacar saya?’
HAH??! Reena kaget!
“Gimana, Na?”
“Makasih yah, An.” Reena cengengesan.
“Lho? Ih kok gitu jawabnya?”
“Uhm.. Gimana ya? Nanti aja ya jawabnya, An. Nggak pa pa kan?”
“Kapan?”
“Lusa deh.”
“Kenapa sih harus lama?”
“Saya mau doa dulu, An. Nanya ama yang di Atas,” jawab Reena. Diplomatis.
“Oke, saya tunggu ya, lusa.”

Lusa.
“Na, gimana?”
“Apanya, An?” Reena pura-pura bego.
“Jawaban kamu?”
“Oh itu.. emm.”
“Emm?” Mata elang Aan menatap Reena lekat-lekat.
“Umm.. iya deh.”
Aan segera meraih tangan Reena dan menciumnya. “Makasih Reena. I promise I won’t make you sad seperti masa lalu kamu.”
“Really?”
“Yes,” jawab Aan mantap. Tangan Aan meraih Reena dalam pelukan.

2 minggu.
“I should go home, An. Saya nggak bisa melawan. Semuanya mengharuskan saya kembali.” Reena menunduk sambil terisak.
“Dan ninggalin saya sendiri di sini?” tanya An parau.
“Yah. Sebenarnya saya nggak mau. Apa yang saya cari sudah saya dapatkan. Apa yang ditawarkan di sana bukan keinginan saya. Tapi saya nggak bisa melawan keluarga saya, An.”
Aan terdiam.
“An…”
“Ya sudah, nggak apa-apa. Kamu baik-baik ya di sana.”
“An.., promise me to keep on communicating. Ok?”
“Of course, dear..”
“An, pacar kamu dulu juga jarak jauh, trus putus. Saya takut kita akan berakhir demikian juga…” Reena meraih tangan Aan dan menaruh di pipinya.
“Lho belum dijalani udah ngomong gitu. Kita jalani saja yah, Sayang.”
Reena mengangguk pasrah. Menerima kecupan Aan di pipinya.
——

On the Phone

“An, kok kamu berubah sih?”
“Berubah gimana sih, Na? Saya masih yang dulu kok.”
“Kok kamu nggak pernah usaha mau ketemu saya sih?” suara Reena mulai meninggi. Melepaskan semua yang dipendamnya.
“Loh, ya mau gimana, nggak pas waktunya,” Aan berkilah.
“Kamu nggak kangen ya sama saya?”
“Siapa bilang nggak kangen. Saya kangen kamu, Na.”
“Kok nggak pernah mau usaha untuk ketemu saya?” geram Reena.
“…”
“Ayo jawab, An!”
“Na, jangan gini dong. Ngertiin saya.”
“Loh, An. Kamu yang nggak ngerti,” emosi Reena mulai meledak. “Kita udah hubungan jarak jauh gini, masa nggak ingin ketemu? Mumpung kita sekota sekarang, kok malah nggak bisa ketemu juga. Apa bedanya kalau seperti ini??”
“Yah terserah kamu deh, Na.” Aan malas berdebat.
“Ya sudah lah. An, saya pulang besok,” kata Reena lambat-lambat.
“Hati-hati ya. Saya sayang kamu, Na.”
“Saya sayang kamu juga, An. I miss you, but not you now. You in the last year’s person,” ucap Reena lirih.
“Bye, Na.”
-KLIK-

Catatan redaksi: asli fiksi semata