Ujian! Ujian! Hiatus Dulu :(

ujian! ujian!
Kayaknya saya terpaksa “h-i-a-t-u-s” lagi nih :( Setelah memaksakan, ternyata susah membagi waktu offline dan online sekarang-sekarang ini :( Ujian saya sebenarnya sudah dimulai dari tanggal 4 Mei 2007 yang lalu, tapi saya tetap memaksakan untuk bisa online barang sebentar saja. Tapi melihat komen-komen yang diterlantarkan, email-email yang bertumpuk, jadi ga enak untuk tidak membalas, dan hasilnya.. makin memakan waktu yang sempit :(

Jadi kuputuskan untuk h-i-a-t-u-s saja.

Untuk temanG-temanG Blogger Makassar saya tetap ada ji kalian ada apa-apa sms saya saja. tapi untuk kopdar-kopdar saya absen dulu ya, nanti dilihat kalau bisa ikutan saya ikutan, kalau ndak ya salamku ma mi nah.. Ditunggu kaporanG kopdarnya :D

Ujian akhir bagian untuk mahasiswa klinik Kedokteran Gigi cukup berbeda dengan ujian mahasiswa seperti ujian final-final semester itu. Beda dan tidak sama. Kalau mahasiswa kuliahan kan kalau ujian final ya sesuai jadwal bla bla gitu, trus abis itu tinggal tunggu nilai. Kalau ujiannya mahasiswa klinik Kedokteran Gigi itu betul-betul butuh waktu dan tenaga ekstra :( Sebab ujiannya itu di tiap-tiap bagian (di FKG UNHAS ada 12 bagian, termasuk bagian yang harus dijalani gabung sama anak mahasiswa klinik FK UNHAS di RS Wahidin).

Kalau ujian itu:
1. Requirement kasus dan baca seminar harus selesai, kemudian evaluasi.
2. Urus surat penugasan penguji (harus di rental depan klinik ngurusnya, karena sudah ada formatnya di sana) saat itu juga untuk mendapatkan tandatangan dan stempel dari Ketua Bagian.
3. Surat penugasan penguji tadi itu harus dibawa ke dokter penguji yang bersangkutan. Bila hari itu tidak ada, berarti sebentar malam harus keliling ke tempat praktek si dokter penguji untuk menyerahkan surat penguji tadi. Atau kalau perlu ke rumahnya, atau telepon untuk janjian.
4. Bawa pasien ujian (untuk beberapa bagian, misalnya bagian Bedah Mulut, bagian Periodontologi, bagian Konservasi Gigi). Pasien ujian ini harus beberapa orang, jadi kalau satu ditolak, harus siap-siap cadangannya supaya dokter tidak marah karena kita bergerak lambat, dan supaya tidak buang waktu.
5. Siap dipanggil ujian oleh dokter penguji (yang ditentukan setelah selesai evaluasi), harus siap ujian baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
6. Siap dimarah-marahi dokter penguji kalau salah-salah terus jawabnya. Dan siap untuk bolak-balik untuk ujian ulang dan lanjutan bila masih ada jawaban yang kurang memuaskan.

Lama ujian, tergantung bagian yang dimasuki. 1-2 hari sampai bulanan pun ada. Sebabnya? Terlalu banyak faktor yang mendukung, jadi.. yah gitu lah.. Dijalani saja *sigh*

Tadi point 4 di atas ada kata-kata pasien ujian. Nah pasien ujian itu adalah pasien yang dengan kasus yang serba complicated di dalam mulutnya. Seberapa rumit? Tergantung dari bagian yang dihadapi. Semakin banyak kasus di dalam mulutnya, semakin besar kemungkinan untuk diterima. Semakin sedikit, kemungkinan ditolak itu ada, dan harus cari pasien ujian yang baru lagi.

Bagaimana mencari pasien ujian? Biasanya carinya itu sampai di lorong-lorong, perumahan kumuh, dan di mana saja yang memungkinkan. Pencarian bisa berjam-jam, bahkan berhari-hari. Jadi kalau waktu sudah terbuang untuk mencari pasien ujian, silakan mikir sendiri aja, waktu untuk belajar textbook yang tebalnya serba satu jengkal itu gimana mau dimasukin di otak?

Yah.. gitu deh..

Nah, ini sepertinya akan menjadi posting yang lama terpajang di daftar postingan paling atas di blog saya ini.
Doakan saya ya.. moga-moga bisa berhasil meraih gelar “DRG” itu secepatnya. Dan kembali mengisi blog ini.

Ujian di Bagian Bedah Mulut

Image hosted by Photobucket.comThank God!! Ujian gw finally over hari Sabtu yang lalu!! Jadi gw sama sekali udah selesai melewati bagian Bedah Mulut. Senangnya ada bagian yang udah berhasil dilewati lagi setelah bagian Pedodonsia hehehe.
Senangnya tuh ujianku ini nggak banyak masalah. Walau ngga tau hasilnya bakal A atau B cuma untungnya nggak menemui penghalang. Kenapa? Soalnya pas dapat penguji yang baik, yang nggak suka ngulur-ngulur waktu, dan yang selalui straight to the point in questions.
Gw pengen nge-review perjalanan gw di bagian Bedah Mulut.

Desember 2003 – Maret 2004
Tampang culun baru masuk bagian Bedah Mulut…
Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com
Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com
Sok serius banget seh (kiri). Menyelesaikan kasus salah satunya yaitu odontectomy a.k.a operasi mengeluarkan gigi geraham bungsu yang paling belakang itu, yang sering jadi masalah hehehe.. (kanan)
Kasus gw selesaikan dengan baik, baca referat pun sukses dengan judul “Bedah Mulut pada Pasien Usia Lanjut”. Tapi apa mau dikata, karena minggunya udah ga cukup, jadi gw dengan sukses keluar bagian tanpa ujian dulu.
Akhirnya gw keliling-keliling dulu ke bagian lainnya dan setelah satu setengah tahun gw kembali ke bagian Bedah Mulut.

30 Agustus – 10 September 2005
Image hosted by Photobucket.comGw ujian! Gw ujian! Gile ujian aja segitu senengnya :p~
Penguji gw:
drg. Fonny Dahong (Ketua Penguji)
drg. Hasmawaty H., M.Kes (Anggota Penguji)
Selama ujian itu gw harus bener-bener konsentrasi *makanya blog ini sempat terlantarkan setelah gw balik dari Aceh n Kaltim* untuk menghafal segala macam teknik-teknik dan prosedur operasi, etc etc. Trus penguji-penguji gw itu (terutama yang pertama) adalah seorang dokter senior yang sangat mendalami banget textbook terkenal untuk bidang ilmu bedah mulut yang berjudul “Oral and Maxillofacial Surgery” karangan Archer. Image hosted by Photobucket.comBuku dengan 2 volume dengan ketebalan yang ga kira-kira nyaingin pump shoes-nya Emmy yang tinggi itu, bener-bener adalah buku yang penuh dengan ilmu. Sayang buku ini udah lama banget edisinya dan gw pun nggak yakin kalau buku ini masih ada di pasaran :( Gw nyari-nyari dan keliling-keliling di perpustakaan Faculty of Dentistry National University of Singapore-pun kagak ada. Yang ada teman gw si Rachel yang terbingung-bingung itu buku macam apa hehehe. Jadi kalau ada yang kebetulan lihat buku kek gini di tukang loak, hubungi gw ya.. mauuu banget!!
Foto teksbook yang warna merah itu adalah bukunya tapi fotokopian. Iya, saking langkanya tuh buku yang ada di perpustakaan Bedah Mulut-pun hanya fotokopiannya. Tapi sumpah berguna banget!!
Oh iya.., selama ujian, yang anak-anak ujian itu ditempatkan di ruangan yang berbeda dengan anak-anak lainnya. Di dalam ruang perpustakaan bagian Bedah Mulut yang terkoneksi langsung dengan ruang dosen Bedah Mulut. Jadi kalau dokter pengujinya datang tinggal dipanggil aja. Kita namai ruangan itu sebagai “ruang penantian ujian” heuhehehe…
Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com
Kiri: Berbagai buku-buku Bedah Mulut yang berantakan di meja ruang penantian ujian. Kanan: Daripada stres baca buku udah kebanyakan (duile!) mending ber-narsis-ria hehehe.. Minjem hapenya Ika Adriana a.k.a Echi 00 untuk foto-foto dan bluetooth ke hape gw :D~

Civitas Akademika-ku

Tahun ajaran baru, mahasiswa baru, kampus penuh dengan orientasi dan sosialisasi di seluruh penjuru fakultas.
Belum juga 2 pekan mahasiswa baru menikmati siraman pendidikan di kampus, black september kembali diletuskan oleh pihak fakultas teknik dan fakultas sosial dan politik :(
Duh, belum juga berakhir pergolakan negara, mengapa harus dikeruhkan lagi dengan perkelahian antar mahasiswa yang seharusnya membela rakyat???

Enggak Ngerti

Nggak ngerti, kenapa gw jadi males banget ngisi blog, padahal tiap hari juga ngecek imel n ngecek blog.
Nggak ngerti, kenapa akhir-akhir ini perasaan gw jadi sangat-sangat netral. Nggak ada perasaan apa-apa kepada semua orang. Aneh deh :(
Nggak ngerti, kenapa gw sangat menikmati kesendirian gw akhir-akhir ini.
Nggak ngerti, kok gw saking isengnya malah berfoto di sini :p~
Image hosted by Photobucket.com
ps:
butuh banget pasien tambal gigi untuk menyelesaikan kasus di kepaniteraan gw di Konservasi Gigi :( Bagi yang berminat, harap hubungi gw ya? :D

LADOKGI-AL

Image hosted by Photobucket.comApa ini? Yang di sebelah ini adalah ID-tag gw selama seminggu ini, sejak hari Senin kemaren, karena gw pindah tugas dari Poliklinik FKG UNHAS di jalan Kandea, ke LADOKGI-AL. Apa itu LADOKGI-AL? LembagA KeDOKteran GIgi, Angkatan Laut. Lha kok Angkatan Laut? TNI-AL itu? Hehehe iyah bener!!
Beberapa bulan terakhir ini dunia gw, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, sedang mengadakan kerjasama dengan Lembaga Kedokteran Gigi TNI-AL Yos Sudarso Makassar. Gimana kerjasamanya? Yaitu dengan mengakomodasi mahasiswa-mahasiswa kepaniteraan FKG UH yang dikirim ke LADOKGI-AL dalam rangka perluasan.
Senengnya, nggak stuck di klinik seperti biasa. Suasana baru gitu loh :p
Tapi, nggak semua bagian yang ikutan kerjasama ini. Cuma ada bagian Konservasi (yg gw lagi masuk sekarang), bagian Prostodonsi, dan bagian Pedodontik.
Pssst…, dokter-dokter cowok AL banyak yang cakep-cakep euy :D jadi semangat kerja pasiennya hahahaha…

Dental Device Cuts Pain, Lengthens Injection Time

source: Pediatric Dentistry 2002;24:315-320.
A computerized injection device can lessen the pain children endure at the dentist`s office, but it takes longer to administer than the traditional anesthetic jab, which may mean kids who receive it will spend more time squirming in the dentist`s chair.

“We found that it actually helps reduce the discomfort during the initial injection (of anesthesia),” study lead author Dr. Keith D. Allen, a professor of pediatrics and psychology at the University of Nebraska Medical Center in Omaha, told Reuters Health.

The computerized device, called the Wand and made by Milestone Scientific, Inc., injects the numbing solution into the gums at the slowest possible rate. The device is available to dentists, but little research has been conducted on whether it is useful for reducing pain among young children.

To investigate, Allen and his colleagues conducted a study comparing the Wand to a traditional anesthetic injection. Milestone Scientific helped fund the research, which is published in the August issue of the journal Pediatric Dentistry.

Forty children requiring local anesthesia for dental procedures were randomly assigned to receive Wand injections or traditional injections. The children ranged in age from 2 to 5.

The investigators measured signals of pain such as moaning, crying and moving.

Children given the Wand injection cried less and were less disruptive, the researchers found. For example, none of the children using the Wand required some kind of restraint during the first 15 seconds of the shot, while nearly half the children receiving a traditional shot did.

But Allen noted that the Wand injection takes an average of 3 minutes to administer. A traditional shot may hurt more, but takes only around 15 seconds.

“With preschoolers, because the Wand takes so much longer, by the time you`re done, those kids are becoming a little fidgety,” he said. “It`s faster to get a shot–but it hurts more. It takes a little longer to do a Wand injection, but you end up with a kid who is less disruptive and in less pain.”

However, this lengthy injection time may outweigh the benefits of reduced pain, noted Dr. Joel Weaver, a spokesperson for the American Dental Association and the director of anesthesiology at Ohio State University`s College of Dentistry. “This Wand can be beneficial in some children, but the advantages seemed to go away as the injection continued for a long period of time,” he told Reuters Health.

For example, at 45 seconds into the injections, 80% of patients receiving injections from both the Wand and the regular injection became disruptive.

However, Allen contended that reducing the extreme pain of the traditional shot and adding a period of only modest discomfort may help prevent children from developing a fear of the dentist. “You try to avoid experiences that are really discomforting for kids,” he said, “because you want them to associate going to the dentist with good things.”