Banjir di Depan Rumah

Musim penghujan di Makassar membuat kondisi lalu lintas di Makassar tidak kondusif. Ini dapat dilihat dari banyaknya titik-titik kemacetan yang sudah parah menjadi tambah parah dengan adanya hujan deras yang menguyur Makassar sejak semalam.

Sampai postingan ini ditulis, hujan masih mengguyur Makassar dengan volume cukup lebat. Contohnya di perempatan Jl. Urip Sumoharjo dan Jl. A.P.Pettarani, terutama pada lokasi proyek pembangunan flyover, terlihat genangan air yang cukup dalam dan menyebabkan kemacetan yang cukup parah.

Rumah saya yang berada di jalan Pelita Raya, acap kali menjadi saksi banjir dan kemacetan yang terjadi. Titik yang paling dalam untuk banjir adalah sekitar pertigaan Jl. Pelita Raya – Jl. S. Saddang Baru. Dan di sana pula merupakan titik kemacetan, hingga lengkap lah sudah penderitaan para pengguna jalan.

Berikut foto banjir di depan rumah saya. Saat ini kondisinya masih semata kaki, dan dapat naik lagi bila hujan belum berhenti.

banjir 19122008 002.jpg
banjir 19122008 006.jpg
banjir 19122008 007.jpg

Dan ini banjir yang di jalan tentara pelajar, dikirim oleh Ina melalui milis Blogger Makassar. Kondisi banjir hingga lutut orang dewasa.

IMG00464.jpg

PTT (Pegawai Tidak Tetap) -part 2-

Sebelumnya saya minta maaf, blog jadi jarang terupdate hehehe.. Yah maklum, setelah menginjak lokasi PTT, ternyata sinyal yang ada hanya GSM saja. GPRS ada sih tapi kata orang Indosat masih numpang di jalur voice, jadi ya gak secepat di kota-kota besar gitu lho :P Blackberry-ku pun ngos-ngosan mencari sinyal sampai baterainya cepat panas. Yah untung lah saya memakai blackberry, jadi masih bisa terima email dan sedikit browsing kalau perlu, minimal Y!M lah hehehe.

Ok, saya lanjut cerita saya. Terakhir postingan saya tentang PTT ini, waktu hari pertama saya baru tiba di Tanjung Pinang – Bintan. Nah ini keesokan harinya, saya dan adik kelas saya, Ermyta, pergi ke Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau untuk melapor. Saya melapor untuk memberitahukan bahwa saya sudah tiba di propinsi tersebut untuk melaksanakan tugas PTT. Ternyata rombongan para dokter / dokter gigi PTT yang sama-sama bertugas di Kepulauan Riau hari itu sudah berangkat ke lokasi masing-masing. Dapat sedikit teguran hehehe :P

Setelah sedikit mendengar “ceramah” pegawai yang saya temui di Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau tersebut, saya pun dikasih surat pengantar untuk melapor ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan. Untungnya sih, kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan ini berada kota Tanjungpinang juga. Tidak seperti kantor Dinas Kesehatan kabupaten-kabupaten lainnya dalam propinsi Kepulauan Riau ini, harus menempuh sekian jam naik kapal untuk ke kantor dinas-nya. Misalnya kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun yang berada di kota Tanjung Balai, harus naik kapal ferry ke Tanjung Balai selama 4 jam.

Oh iya, sebelum meninggalkan kantor Dinas Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau, saya disuruh menandatangani NOTA KOSONG! Saya sempat terperangah, mengapa saya harus menandatangai nota kosong ini? Tapi saya malas cari masalah dan berdebat, ya sudah saya tandatangani saja. Bentuk nota kosong tersebut saya kenali, soalnya saya harus menandatangani nota yang serupa ketika saya menerima uang jalan + uang pengganti tiket pesawat dari Makassar ke Tanjung Pinang. Ketika saya cerita ke beberapa teman saya yang juga sedang PTT di Kepulauan Riau (tapi mereka mulai dari periode bulan Juli 2008, saya bulan September 2008), seharusnya saya menerima sejumlah uang lagi untuk transportasi ke kabupaten lokasi PTT saya. Wah, ada yang ga beres di sini *geleng2 kepala*

Kemudian saya pun ke kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, masih diantar oleh Ermyta. Di sana saya bertemu langsung dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Bpk. Puji, kemudian diarahkan untuk berurusan dengan bagian Biro Kepegawaian Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan. Saya kemudian menerima surat tugas yang menyatakan bahwa saya ditugaskan di Kecamatan Tambelan. Sebelumnya saya sudah mendengar sedikit isu-isu bahwa Tambelan itu adalah sebuah pulau yang sangat jauh dan sangat terpencil di Kabupaten Bintan, serta merupakan daerah kecamatan yang paling jauh dari Kabupaten Bintan. Alamak!

Masih di kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, di sana saya diminta untuk menyetor fotokopi rekening giro untuk kepentingan transfer gaji dan insentif yang akan saya terima mulai bulan depannya. Juga fotokopi ijazah Dokter Gigi, surat Sumpah Dokter Gigi, dan Transkrip Nilai, serta foto 3 x 4 sebanyak 2 lembar. Ketika mengurus, saya bertemu dengan salah satu pegawai Dinas yang bernama Rama Agustian. Ternyata dia merupakan salah satu dari staf Puskesmas Tambelan yang sedang tugas belajar di Tanjung Pinang. Dia langsung ngajak ngobrol banyak ketika mengetahui bahwa saya ditugaskan di Puskesmas Tambelan.

Dia lalu bercerita banyak mengenai Tambelan, dan memberikan informasi yang sangat lengkap (menurut saya) sebagai gambaran buat saya seperti apa di Tambelan itu. Terus terang mendengar nama Pulau Tambelan pun saya baru kali ini.

Beberapa informasi tentang Pulau Tambelan yang saya ketahui dari Rama, yaitu:
– Pulau Tambelan merupakan kecamatan yang paling jauh dan terpencil di Kabupaten Bintan.
– Jumlah penduduk di Kecamatan Tambelan hanya sekitar 4.000 jiwa.
– Penduduknya hidup tidak terpisah-pisah dalam kecamatan tersebut. Maksudnya, jarak antar rumah itu berdekatan satu sama lain.
– Letak pulau Tambelan sebenarnya lebih dekat dengan Kalimantan Barat. *huah*
– Transportasi ke pulau Tambelan hanya melalui jalur laut, alias naik kapal. Kapal yang ada pun bukan kapal seperti kapal Pelni, melainkan kapal perintis. Kapal perintis itu sejatinya adalah kapal barang yang dipakai untuk mengangkut orang hehehe.. Jadi bayangkan saja lah pasti tidurnya di dek tuh hehehehe.
– Jarak tempuh dari kota Tanjung Pinang ke pulau Tambelan dengan menggunakan kapal perintis, adalah 22 – 24 jam lamanya.
– Frekuensi kapal perintis ke / dari Tambelan, sekali dalam 12 hari. Maka dalam 1 (satu) bulan hanya 2 (dua) kali.
– Ada kapal penumpang yang ke / dari Tambelan, namanya KM. Gunung Bintan. Tapi lamanya 24 – 26 jam, dan hanya 1 (satu) bulan sekali.
– Di pulau Tambelan, listrik hanya hidup pada pukul 18.00 – 06.00 pada hari Senin – Sabtu. Kecuali hari Minggu, listrik 24 jam lamanya.
– Syukurnya…. Sudah ada sinyal di sana! Ada 2 (dua) BTS operator seluler di Tambelan, yaitu Telkomsel dan Indosat.

Waw! Keren! Hehehehe..

Di akhir pertemuan saya di kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan itu, saya diinformasikan bahwa saya akan berangkat dengan kapal perintis pada tanggal 10 September 2008, sebab kapalnya baru ada tanggal segitu. Dan waktu itu tgl 4 September 2008. Berarti, saya masih punya waktu 6 (enam) hari lagi di kota Tanjung Pinang. Hehehe..

PTT (Pegawai Tidak Tetap) -part 1-

Tunggu dulu, apa itu PTT? Hehehe pasti ga semua tau apa itu PTT. Bukan, bukan Push To Talk hehehe.. PTT itu adalah Pegawai Tidak Tetap.

Jadi begini, semua dokter / dokter gigi yang baru lulus itu biasanya pergi tugas ke daerah terpencil atau sangat terpencil di pelosok Indonesia. Dulu, PTT ini adalah hal wajib dilakukan oleh para dokter / dokter gigi agar bisa diberikan Surat Izin Praktek (SIP). Juga wajib dilakukan sebelum apply PNS atau mau sekolah lagi, atau ingin melamar menjadi dokter / dokter gigi di suatu instansi atau rumah sakit.

Sekarang?
Sekarang sudah lebih dimudahkan. PTT sudah bukan menjadi hal wajib bagi para dokter / dokter gigi baru lulus. Mereka sudah bisa buka praktek dengan syarat harus lulus tes kompetensi kedokteran / kedokteran gigi yang disahkan oleh Kolegium Kedokteran / Kedokteran Gigi Indonesia. Dan setelah lulus tes itu, sertifikat kelulusan tes tersebut merupakan salah satu syarat untuk mengurus Surat Tanda Registrasi Dokter / Dokter Gigi yang disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia. Setelah mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR) Dokter / Dokter Gigi, maka tiap dokter / dokter gigi sudah bisa mengurus Surat Izin Praktek (SIP) di bawah rekomendasi IDI atau PDGI setempat.
PTT tetap menjadi pilihan bagi mereka yang ingin menabung untuk membangun tempat praktek, atau bagi mereka yang ingin melanjutkan sekolah, maupun bagi mereka yang ingin menjadi PNS.

Oke oke, jadi kenapa saya ngalor ngidul tentang PTT ini? :D :D
Continue reading “PTT (Pegawai Tidak Tetap) -part 1-“

I Wanna Hold Your Hands

sb10068889av-001.jpgOh yeah, I´ll tell you something
I think you’ll understand
When I say that something
I wanna hold your hand
I wanna hold your hand
I wanna hold your hand

(performed by The Beatles)

When I feel griefing inside, I’ll search someone who I can relied on, and hold hands.
When I look for comfort, I’ll search someone who I can relied on, and hold hands.
But why can’t I reach that hand to be mine?

And you said, it’s wierd for us to hold hands?
Now I’m griefing more..
onion

Dan Hasilnya…

Adalah….

TIDAK DITERIMA sebagai peserta Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut, FKG Universitas Padjadjaran – Bandung.

Berarti Resolusi no 6 untuk tahun ini tidak tercapai, alias gagal dicapai. Hiks.
Saya berniat untuk mencoba lagi tahun depan, semoga masih bersemangat.

Plan B: “terpaksa” pergi PTT deh. Meraup segenggam berlian di daerah orang. Hehehe..
*meraung-raung di pojok kamar kostan*

Done!

Telah dilaksanakan:

Ujian seleksi masuk untuk calon peserta Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) di Universitas Padjadjaran, Bandung.

Dengan jadwal ujian:
Hari Jumat / tanggal 6 Juni 2008 07.00 – selesai Psikotes di RSHS. Done! Kemarin.
Hari Sabtu / tanggal 7 Juni 2008 08.00 – selesai Test tertulis dan Wawancara di R. Auditorium dan R. Sidang. Done! Tadi siang.

Hasilnya? Continue reading “Done!”

No Post?

Saya yakin beberapa blogger lain juga sama seperti saya. Membiarkan halaman “write post” terbuka lebar, tapi sama sekali tidak dikorek-korek hingga masa browsing selesai. Dan pada akhirnya, browser tertutup tanpa sempat sign out dari dashboard. Atau sign out tapi tidak sempat mengisi kolom “post” tersebut.

compose.jpg

Malas? Tidak juga. Tidak juga mau mengaku, maksudnya :P
Lagi jenuh? Tidak juga. Setiap hari pasti mau cek email, blogwalking, dan sebagainya. Tapi entah kenapa mau tulis posting saja susah.
Tidak ada yang bisa diposting? Hahaha. Justru terlalu banyak yang harus diposting di blog ini! Banyak ide-ide berkecamuk di kepala tiap kali melihat sesuatu atau mengalami sesuatu. Tapi untuk memulai postingan yang ingin ditulis itu, malah susah?
Continue reading “No Post?”

Pulang

Suka duka selama sepekan ke luar Makassar
Terima kasih untuk semuanya.. :)
Terima kasih atas bantuannya, traktiran-traktirannya, kumpul-kumpulnya, ketawa-ketawanya, nangis-nangisnya..


@jalan dipati ukur, dekat sekeloa timur

Sekarang saya pulang, dengan membawa masa depan dalam genggaman.
Masa depan yang berada di dipatiukur dan pasteur, pada sebuah kota batagor.
Oh iya, ada kartikasari juga salam genggaman hahah
:D

Makassar, here I come.
Kangen memuncak…
Urusan menbuncah…
*lap keringat*

Sent from my DentalBlogger® wireless device

Melangkah Lagi

Akhirnya aku dapat mengumpulkan nyawaku.
Untuk melangkah kembali.

Hari ini.
Aku akan mengejar langkahku yang tertinggal.
Dan meminta pernyataan yang sejujurnya.
Tentu saja darinya.

Hari ini.
Hari perjuangan itu.
Melawan galau di hati dan sikap yang tak tentu.

Hari ini.
Doakan aku.

Sebuah Percakapan Tentang Sikap dan Hati

Kemarin dulu.
Kata temanku, “Sudahlah, jangan ke sana lagi. Bikin sakit hatimu saja.”
Kataku, “Tapi aku hanya ingin melihat lagi, kalau-kalau…”
Kata temanku lagi, “Seribu kali pun kamu ke sana dan melihatnya, seribu kali pun akan terasa tumpahan cuka di atas luka-lukamu.”
Kataku lagi, “Aku hanya…”
Kata temanku lagi, “Jangan bermain dengan hatimu yang sedang galau.”
Kataku, “Akan kucoba.”

Hari ini.
Kata temanku lagi, “Nah kan, kamu ke sana lagi…”
Kataku sambil terisak, “Aku tidak bisa, aku tidak tahan.. Maafkan aku.”
Temanku hanya bisa menghela napas, kemudian berkata, “Jangan minta maaf padaku, tapi minta maaflah pada hatimu.”
Kataku, “Aku perlu melakukan sesuatu.”
Kata temanku, “Lakukanlah yang perlu. Jaga sikap dan yang terpenting, jaga hatimu. Hatimu terlalu terkoyak. Sedikit lagi musnah.”

Dan aku pun makin larut dalam raksa yang menyengat.
Membakar dan mengulitiku.